Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"

Gambar di ambil dari google
Unspoken Words
Penulis : Alicia Lidwina

Novel ini menjadi novel kedua yang saya baca di tahun 2018 setelah Resign! yang kocak itu. Sengaja beli karena dari blurb-nya kaya sedih gitu. Dan yaaa benar saja :)

Pernah ngerasa bersalah karena pernah dengan sengaja membuang bekal makanan yang di masak Bunda/Mama/Ibu? 
(Saya pernah, waktu SD)

Pernah berantem sama Bunda/Mama/Ibu sampai nggak saling bicara selama beberapa hari?
(Saya pernah, seringkali)

Pernah nggak sengaja membentak dan berkata kasar pada Bunda/Mama/Ibu saat emosi meledak? 
(Saya pernah, dan setelahnya amat sangat menyesal)

Jika kamu juga pernah melakukan hal-hal di atas, maka bersiaplah novel ini akan membawa kamu pada memori masa kecil bersama Bunda tersayang, mengaduk-aduk emosi, kemudian diam-diam menghadirkan penyesalan. 

Unspoken Words menceritakan tentang Kemuning yang bermimpi bertemu dengan almrh Bundanya setelah tujuh tahun kepergiannya. Disetiap mimpi, pembaca dibawa ke memori masa lalu Kemuning, mulai dari kehilangan Ayah, masa kanak-kanak, SD, SMP, SMA sampai kemudian bertemu dengan Samudra, suaminya. 

Novel ini minim dialog. Meskipun begitu pembaca merasakan nostalgia masa kecil. Saya terbayang rumah khas tahun 90-an, gang-gang kecil, lapangan dan teman-teman bermain. Konfliknya hanya seputar antara Bunda-Kemuning, serta Bunda-Kemuning-Samudra. 
Awal-awal memang sedikit membosankan, tapi tahaaaan. Semakin membalik halaman, konflik akan semakin jelas : bagaimana hubungan Kemuning dan Bunda, bagaimana mereka berdua sampai tak saling bicara, bagaimana akhirnya Kemuning menyesal karena tindakannya pada Bunda, hingga tujuan Bunda hadir di mimpi Kemuning. Semua konflik dibuka perlahan-lahan seolah mengajak pembaca untuk menikmati dulu setiap memori demi memori yang diceritakan.

Dari review goodreads sebenarnya udah tau bahwa novel ini akan sedih, tapi saya sangsi karena di bab-bab awal saya masih merasakan perasaan biasa saja meskipun dalam beberapa cerita "saya banget", seperti membuang bekal itu hehehe :))) kemudian memasuki bab-bab terakhir....
YA ALLAH SUDAH ADA AIR MATA DI PELUPUK MATA! INI KENAPA SEDIHNYA MENDEKATI ENDING SIH??? AAARGHHH....


Yang membuat saya kurang puas adalah ending Kemuning dan Samudra. Jadi, setelah saya puas dengan ending Kemuning dan Bunda, saya berharap Kemuning dan Samudra mendapatkan "hadiah" setelah tujuh tahun pernikahan mereka, tapi ternyata tidak. Saya terkecoh dengan kata-kata di mimpi terakhir Kemuning saat Bunda bilang, "Sekarang saatnya kamu yang menjadi Ibu."

4 bintang untuk novel Unspoken Words :

  1. Saya dapat merasakan penyesalan Kemuning.
  2. Saya dapat merasakan rasa kecewa Bunda, tapi di satu sisi dia sangat mencintai anaknya.
  3. Saya suka Samudra sebagai suami. Peran dia pas gitu. Nggak sok menceramahi dan sabar banget mendampingi Kemuning.
  4. Saya merasa sedang nostalgia dengan masa kecil saya.

Finally, buat kamu yang memang sedang rindu dengan Mama/Bunda/Ibu atau belum sempat mengucapkan kata maaf karena telah menyakitinya, novel ini bisa dijadikan reminder. Mudah-mudahan tidak terlambat, karena benar kata orang, saat dia sudah pergi baru terasa penyesalannya :)



Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Gambar pribadi
Cuma butuh satu hari sebenarnya untuk selesaiin novel ini seandainya saya nggak sakit. Sayangnya, saya tumbang jadi baru hari ke dua saya beres ngikutin cerita para cungpret. Itupun saya selesaiin dikantor saking penasarannya!

Satu kata setelah baca Resign! : Ringan. Saking ringannya, nggak kerasa tiba-tiba udah mau beres. Ringan disini artinya bukan nggak berkualitas ya. Tapi ceritanya seger gitu. Gaya bahasa penulisnya nggak belibet. Nah, saya suka nih sama novel-novel metropop model begini. Selain ceritanya yang relate sama kehidupan sehari-hari kita, bahasa yang digunakan juga kebanyakan bahasa Indonesia, nggak campur-campur (ehem).

Oh ya, meskipun metropop, novel ini sangat "ramah" dalam penyebutan brand barang-barang atau tempat makan yang biasanya saya bayangin "wow, gila. Pasti harganya mahal banget" (secara cungpret jelata macam saya biasa makan nasi bungkus kalau makan siang, ye kaaan). Sebelumnya saya juga khawatir karena tokoh-tokohnya kerja di kantor konsultan (yang pasti gajinya nggak kaya saya 🤣), gaya hidup mereka juga hedon. Eh, saya sudah suudzon. Meskipun bos dan cungpretnya merupakan lulusan luar negeri, pernah tinggal diluar negeri dan dari keluarga berada, nggak bikin mereka terkesan "berada" sih. Bahkan si bos suka makan yang menurut saya "gue juga bisa makan disitu" 🤣

Sekarang kita bahas ceritanya :

Jauh sebelum rilis, novel ini sudah populer di situs wattpad. Karena saya bukan penggemar wattpad (saya harus minta maaf sebelumnya karena pernah baca novel wattpad dan sorry ceritanya hmm hmm kaya halu gitu. Tokoh yang terlalu sempurna, setting yang entah ada dimana, logika cerita yang mirip ftv dsb. So, saya pesimis kalau ada cerita wattpad yang naik cetak). Jaminan saya untuk beli Resign! selain ada label Gramedia (entah kenapa saya percaya tim Gramedia nggak mungkin asal pilih cerita di wattpad dan alhamdulillah nggak ada embel-embel tulisan "sudah di baca 5 juta orang di wattpad" pada covernya), juga karena feeling saya berkata cerita Resign! ini saya banget (hehehe curhat terooos).

Resign! bercerita tentang para geng cungpret alias kacung kampret yang anggotanya terdiri dari Alranita, Andre, Karen dan Carlo. Mereka bekerja di kantor konsultan yang memiliki bos super duper nyebelin bernama Tigran. Saking nyebelinnya si bos, mereka sampai buat taruhan siapa yang paling dulu resign! 

Dari sinopsisnya aja, udah nggak sabar kan ngikutin cerita cungpret?

Google

Dan terbukti tingkah konyol mereka, terutama saat gosipin bosnya, berhasil membuat saya tertawa terbahak-bahak. Asli, omongannya pada sempak semua. Nggak ada yang bener. Guyonan khas orang kantoran.

Google
Tokoh favorit pertama saya adalah Rara alias Alranita. Tuh cewek sumpah apes banget nasibnya. Mana punya bos nyebelin, gagal mulu untuk wawancara di tempat kerja baru (yang anehnya selalu ketauan sama si bos) plus selalu kena imbas kalau mood bos lagi nggak bagus. Pokoknya Rara ini hidupnya cuma bangun-kerja-lembur. Besoknya tinggal teken tombol repeat! Ajaibnya, nih cewek masih punya energi untuk bergosip. MBAK, ELING MBAK, TOBAAAAAT! 🤣🤣🤣

Tokoh kedua, Mbak Karen. Dibandingkan Andre, Carlo atau Sandra si anak baru, Mbak Karen ini wonder woman menurut saya. Meskipun sering dimarahin dan dituduh nggak pernah bener kerjanya sama si bos, dia tuh nggak pernah membantah atau jawab sekenanya macam Rara. Tapi ya tapiiii, setelah si bos nggak ada baru deh keluar sumpah serapahnya 🤣

Mbak Karen keluar dari ruangan Tigran :


Geng Cungpret ke Mbak Karen :


Tigran :


Tokoh ketiga favorit saya tentu sajaaaaa (teriak nggak yaaaa), Tigran. Nggak peduli para cungpret ini gosipin dia tiap hari atau ngatain bujang lapuk nggak laku (sempak, kan? 😂), tapi Tigran ini sebenarnya baik loh. Oke omongan dia nyebelin plus kalau ngasih revisi kerjaan lebih kejam dari dosen pembimbing saya waktu kuliah, tapi kalau dipikir-pikir lagi dia tuh sebenarnya kesepian. Kurang kasih sayang karena keluarganya pada jauhan gitu kali ya. Kalau saya sih punya bos ganteng, single, tajir melintir, plus kalau ngasih bonus nggak pelit, HAMBA RELA DI MARAHIN!

Oke Tigran, I'm comiiiing


*digaplok sama para cungpret*

Meskipun Resign! nyaris sempurna, bukan berarti novel ini tanpa cela. Masalah teknis sih kaya masih ada typo atau paragraf sama yang di ulang sampai tiga kali! Ehem ehem PR buat editornya nih kalau nanti cetak ulang.


Liat review di goodreads katanya ending cerita terlalu terburu-buru. Menurut saya sih enggak ya, justru yang masih keganjal di hati itu perpindahan perasaan Rara dari yang nggak suka bosnya sampai kemudian jatuh cinta. Itu bagi saya kurang detail dan gregeeet!

PEMBACA BUTUH ALUR TARIK MUNDUR CANTIK BIAR DEG DEG SEEEER!


Terus ya terus si Tigran ini ganteng-ganteng, tapi norak. Masa nembak Rara di parkiran kantor??? Ketahuan si Carlo, lagi!

Yang lebih apeu banget, si Tigran ngelamar Rara di bioskop! Yup, tajir-tajir sableng 🤣 ajak ke restoran kek, Tigran.

Terus.....
Ko nggak ada kisseu-nya khas metropop?

EH BUSET PEMBACA BANYAK MAUNYAAA!


Akhir kata, Resign! sangat menghibur. Serius, fresh banget abis baca buku ini. Bukannya mau resign, saya malah mau ngetawain diri sendiri 😁 Thank you geng cungpret dan pastinya Mbak Almira. Di tunggu novel selanjutnya, ya 😎

Oh ya, kata-kata paling ngena menurut saya :

Diambil dari instagram penulis : almirabastari

Kalau bos saya ngomong kaya gini...RESIGN, JANGAN?

Star 4,5 dari 5 untuk Resign!



Love,
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ▼  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ▼  Februari 2018 (2)
      • REVIEW NOVEL : Unspoken Words
      • REVIEW NOVEL : Resign!
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates