Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"


Apa yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata "disabilitas"? Takutkah? Atau justru termotivasi?
Hmmm ada baiknya kita simpan dulu pikiran-pikiran dibenak kita karena saya akan mengajak kalian mengenal penyandang disabilitas lebih dekat lagi.

Awalnya saya mendapat tugas dari klab menulis Museum KAA untuk meliput rangkaian kegiatan Hari Penyandang Disabilitas Internasional 2012 di Museum KAA, diantaranya seminar, pameran, nonton bareng(nobar) dan diskusi film serta peluncuran dan diskusi buku. Saya memilih untuk meliput kegiatan seminar yang bertema "Kita Ada, Kita Berbagi" yang diadakan di Ruang Pameran Tetap Museum KAA. Sebelum acara seminar dimulai, para peserta yang hadir disuguhkan oleh penampilan dari sebuah komunitas penyandang disabilitas.

Penampilan mereka sederhana. Hanya berupa pertunjukkan semacam  teater dengan memerankan lakon masing-masing. Lewat lakon yang mereka perankan, mereka seolah-olah "berbicara" pada kita bahwa sampai saat ini penyandang disabilitas masih belum mendapatkan tempat yang setara bahkan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Jujur saja saat itu saya terharu dan entah kenapa ingin mengenal mereka lebih dekat lagi. Saya seperti menemukan teman baru yang istimewa.



Penampilan Bengkel Kreasi Gapat di Museum KAA Bandung (dok pribadi)


Ide cerdas pun langsung muncul dikepala saya : saya harus wawancara mereka! Tanpa pikir panjang saya langsung meninggalkan bangku tempat saya duduk. Kemudian saya meminta salah satu panitia untuk mengantarkan saya menemui mereka. Wah, saya sangat bersemangat sekali ketika itu. Walaupun saya agak gugup karena ini pertama kalinya bertemu mereka.

Ketika pintu tempat istirahat mereka dibuka, coba tebak apa yang terjadi? Mereka semua tersenyum kepada saya! Dengan kesan pertama yang ramah tersebut, rasa gugup saya benar-benar hilang. Saya membalas senyum mereka dengan memperkenalkan diri saya dan menyampaikan tujuan saya menemui mereka.

Mereka mempersilakan saya duduk. Sebelum mengajukan beberapa pertanyaan, saya terlebih dahulu memuji penampilan mereka yang berhasil membuat saya terkesan.

"Ngomong-ngomong kalian semua ini berasal dari mana ya?" . saya membuka obrolan

"Kami berasal dari Bengkel Kreasi GaPat". jawab salah satu angota dari mereka dengan ramah.

Kemudian saya bertanya nama mereka satu persatu dan (maaf) menyandang disabilitas apa. Kang Yayat (32 tahun) merupakan penyandang disabilitas tuna daksa. Tuna daksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan otot dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio dan lumpuh. Kang yayat sakit polio ketika berumur dua tahun sehingga menyerang saraf kaki kirinya yang menyebabkan kelumpuhan saraf.

Saya memperhatikan orang disebelah kang Yayat yang terlihat malu-malu tapi tidak mau diam. Dia adalah Opik (35 tahun). Selanjutanya ada Budi (26 tahun) dan Sarif (24 tahun), dua orang ini terlihat paling pendiam. Kemudian perhatian saya tertuju pada perempuan satu-satunya diantara mereka. Dia adalah Amelia (24 tahun). Ternyata namanya sama dengan saya! Dia suka sekali tersenyum dan tertawa selama wawancara berlangsung. Terakhir dan paling muda diantara mereka adalah Nana (19 tahun).

Opik, Budi, Sarif, Amelia dan Nana adalah penyandang disabilitas tuna daksa celebral palsy ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetapi masih bisa ditingkatkan melalui terapi.

Saya semakin santai berada ditengah-tengah mereka. Kesan yang ada dipikiran saya selama ini atau mungkin kebanyakan orang bahwa mereka sensitif, tidak saya rasakan ketika itu. Saya justru bersemangat bertanya  awal mula didirikannya komunitas mereka.

Bengkel Kreasi GaPat adalah suatu komunitas remaja dan dewasa yang bersifat ingklusif dan lebih berorientasi kepada kegiatan kreativitas seni dan budaya. Didirikan pada tanggal 7 Januari 2004. Nama GaPat sendiri menurut kang Yayat merupakan nomer rumah yaitu tiga dan empat. 

Pada awalnya komunitas ini hanya merupakan suatu kelompok bermain dan berkumpul yang berkebutuhan khusus. Kebetulan Opik, Budi, Sarif, Amelia dan Nana berasal dari sekolah yang sama yaitu YPAC. Kemudian komunitas ini di fasilitasi oleh Yayasan Sidikara yang bertempat di Jl. Bbk. Jeruk 1 no 9. 

Melihat latar belakang mereka membuat saya semakin tertarik untuk lebih tau tentang mereka. Dan pernyataan kang Yayat cukup membuat saya termenung.

"Awal di dirikannya komunitas ini sebenarnya kami semua ingin mandiri dan tidak ketergantungan terutama pada orang tua, karena kami tau suatu saat orang yang ada di dekat kami tidak akan terus selalu bersama-sama kami"

Rasanya saya tidak mau keluar dari ruangan ini. Saya merasa sedang tidak berbicara pada orang-orang yang berkebutuhan khusus. Mereka semua menyenangkan dan lucu. Saya dibuat tertawa terus karena sesekali mereka melontarkan candaan disela-sela obrolan. 

Sebagai komunitas yang berorientasi pada seni dan budaya, tentunya mereka sering tampil  beberapa acara. Hmmm saya jadi penasaran mereka sudah tampil dimana saja, dan....saya lumayan terkejut ternyata jadwal tampil mereka cukup padat! Mereka biasanya tampil di acara pementasan maupun event-event. Kemudian opik menunjukkan sebuah buku kepada saya. Ternyata dia baru meluncurkan sebuah buku. Sejenak saya merasa malu pada diri sendiri, saya juga punya cita-cita suatu saat saya bisa meluncurkan buku tapi terkadang sampai sekarang saya masih malas menulis. Ah saya seperti di “ingatkan” pada cita-cita saya itu.

Menelusuri latar belakang mereka, aktivitas dan prestasi mereka membuat saya semakin percaya bahwa Tuhan itu maha adil. Kita semua sebenarnya diciptakan sama. Lengkap dengan kekurangan dan kelebihan. Hanya karena terlahir dengan fisik dan mental yang tidak sempurna, tidak menjadikan mereka lantas berputus asa dan berpangku tangan. Bengkel Kreasi GaPat adalah salah satu contoh nyata untuk kita bahwa penyandang disabilitas pun dapat memberikan kontribusi untuk orang lain lewat kreasi mereka.

Hari Disabilitas Internasional (HIPENDIS) yang jatuh setiap tanggal 3 Desember memiliki makna sendiri bagi penyandang disabilitas. Begitu juga dengan Bengkel Kreasi GaPat, mereka menjadikan HIPENDIS ini sebagai media sosialisasi untuk masyarakat bahwa mereka (penyandang disabilitas) juga memiliki hak yang sama, baik dalam hak pendidikan maupun dalam pembangunan masyarakat.

Sehubungan dengan Hari Penyandang Disabilitas Internasional, saya ingin sekali mengetahui harapan mereka ke depannya . Harapan mereka diwakili oleh Kang yayat,

“Perjuangan dengan rekan-rekan penyandang disabilitas akan terus berjalan. Jangan malu dam minder bagi penyandang disabilitas. Dan bagi masyarakat, don’t judge cover! Karena kita sama seperti yang lain”



Foto bersama anggota Bengkel Kreasi GaPat di Museum KAA Bandung (dok pribadi)

Pada akhirnya saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Dapat diberikan kesempatan berbincang dengan Bengkel Kreasi GaPat membuat saya semakin mensyukuri hidup. Secara fisik mereka memiliki keterbatasan, namun saya yakin kekayaan hati mereka dalam menjalani hidup jauh melebihi saya. 

Mulai sekarang saya akan melihat mereka, bukan hanya dengan mata…tapi juga dengan hati.


Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Hello, udah lama ya rasanya gue nggak nulis tentang jalan-jalan. Yaaah jalan-jalan yang mau gue share belum jauh-jauh dari bandung siiih hehe. Awalnya gue nggak mau share tentang nih tulisan tapi berhubung di suatu malem gue inget kejadian yang lucu saat gue ke tempat ini, akhirnya gue share deeeh...
Enjoy :)

Mungkin kalian sudah tidak asing dengan tempat wisata ini. Yuhuuu, RUMAH STROBERI. Yang isinya pasti tentang stroberi, bukan singkong! Inget.

Dari awal kuliah entah kenapa gue penasaran banget sama objek wisata yang satu ini. Mungkin karena tempatnya di daerah Lembang yang sudah terkenal dengan objek wisata alamnya yang tidak diragukan lagi. Berkali-kali gue ngerencanain pergi, berkali-kali juga gue gagal pergi (firasat nggak enak nih hahaha)

Pada suatu hari akhirnya gue jadi pergi ke tempat ini bareng temen gue. Wah nggak kebayang dong semangatnya gue dari kosan (bawa kamera pula...niat emang!). Berhubung nggak ada kendaraan pribadi, akhirnya gue menerima tantangan dari temen gue dengan naik...angkot!

Awalnya seru karena ceritanya kaya backpackeran (so pasti kita buta arah dan mengandalkan bertanya) tapi lama-lama ya nggak tau kenapa gue pegel karena kelamaan di angkot dan berkali-kali ganti angkot saking jauhnya tu tempat. Tapi bayangan indahnya rumah stroberi membuat gue tidak patah semangat. Bagaimanapun ini udah setengah jalan, masa mau balik lagi!

Singkat kata, gue dan temen gue akhirnya sampe ke tempat tujuan daaaaan.....TEMPATNYA BIASA AJA!    malah gue dan temen gue pusing sendiri nyari dimana letak kebun stroberi nya yang menjadi landmark tempat wisata ini. begitu sampai tujuan yang kita lihat langsung adalah restorant dan pengunjung yang lagi pada asik makan.
Tapiiii sekali lagi karena sudah terlanjur sampai tujuan, ya gue memutuskan untuk foto-foto dulu hahaha  kebetulan emang viewnya bagus.



Setelah foto, gue dan temen gue tetep penasaran dimana letak kebun stroberinya. Bolak balik kita puterin tuh tempat dari depan, belakang sampai samping. Tidak ada tanda-tanda letak kebunnya. Berkali-kali kita tanya ke pegawainya tapi tetep nggak nemu!

Tapi harus gue akui tempat wisata tersebut unik. tempat-tempat makan dengan view yang bagus banget emang selalu jadi daya tarik wisatawan apalagi untuk masuk tempat ini gratis. gue saranin siih jangan makan disitu, harganya mahal banget. kecuali kalau lo emang niat makan disitu hahaha gue sih ogah. Tempat wisata ini juga menyediakan ruang VIP yang bisa di sewa satu keluarga. 


Puas foto2 akhirnya kita nemu kebunnya dan apa coba tulisannya? SEMUA STROBERI DI KEBUN INI SUDAH DIPESAN! Haaaah apa gue nggak salah baca nih? Gila ya pantes di gembok gerbang kebunnya. Jujur waktu itu gue kecewa berat. Kalau temen gue nggak usah ditanya, dia mah lempeng aja, giliran gue yang gondok nahan kesel.

Yah sudahlah singkat cerita kita nggak lihat kebun stroberinya apalagi buat metik tu stroberi hiks. Gue dan temen gue berjanji untuk nggak mengunjungi tempat itu lagi. selain karena disana memang tidak ada yang begitu menarik.

Untuk mengobati kekecewaan, akhirnya kita foto dulu sebelum pulang. Lumayan kaaaan ada dokumentasi hehe


Nampaknya kesialan gue hari itu belum abis. gue dan temen gue bingung mau pulang naik apa. secara kita  nggak tau kalau ternyata angkot yang lewat situ itu jarang banget. aaaaah -_-

akhirnya gue dan temen gue jalan kaki sekitar satu jam. Ini beneran! dan nggak ada angkot yang lewat. kaki udah nggak tau rasanya kaya apa. pokoknya jalan teruuuus sambil di dalam hati mengutuki kenapa tempat wisatanya di pelosok gitu. hahaha sepanjang jalan kaki itu gue abis lah di omelin sama temen gue itu. gue sampai dongkol dengerin ocehan dia. mana perut gue laper.

dan keajaiban datang. gue memutuskan untuk beli baso sambil temen gue nanya kendaraan ke daerah ledeng. 
Yippiiii...akhirnya dapet angkot sambil makan baso. temen gue? dia malah asik ngobrol sama ibu-ibu yang bawa balita. hahha biar lah...

saran gue sih kalau ke tempat ini mendingan naik kendaraan pribadi karena tempatnya lumayan jauh dan jarang kendaraan umum yang lewat. ya setidaknya lo nggak akan ngerasain sial kaya gue dan temen gue haha
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ▼  2012 (13)
    • ▼  Desember 2012 (2)
      • Mengenal Lebih Dekat Penyandang Disabilitas Lewat ...
      • Niat metik stroberi, sial datang bertubi-tubi
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates