Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"

Hmmm dari kecil gue selalu nggak punya cita-cita tetep. Selalu berubah-ubah.
Pada awalnya cita-cita gue adalah dokter, itu juga gue pilih dokter karena teman-teman sebaya gue bercita-cita sama (waktu pas udah gede tau profesi dokter akan berhubungan dengan darah, mayat, dkk, gue nggak nyesel untung nggak lanjut hahaha).
Selanjutnya cita-cita gue adalah atlet bulu tangkis (gue nggak paham banget kenapa pilih jadi atlet bulu tangkis tapi waktu jaman gue sd gue hobi nonton taufik hidayat jadilah gue pengen jadi atlet, padahal ya olahraga aja males gilaaaa).
Cita-cita selanjutnya adalah reporter. Waktu kecil gue emang hobi banget niruin gaya reporter berita dengan sisir sebagai miknya dan kaca sebagai televisinya. Gue melaporkan tentang berita banjir dan wawancara boneka (yang dengan paksa gue jadiin sebagai manusia) sebagai narasumber.

Waktu pas masuk SMP, gue udah mulai suka beli novel teenlit dan setelah sering baca novel dengan judul novel yang berbeda-beda, gue buletin tekad untuk jadi penulis novel. Gue udah mulai hobi nulis cerita, cerpen atau coba-coba bikin novel dengan tema seputar pengalaman gue tanpa belajar ilmu menulis sedikit pun. Gue cuma mengandalkan imajinasi dan ingatan gue yang lumayan bagus. Setelah itu gue pikir, cita-cita gue pasti bakal berubah (maklum masih labil), apalagi gue suka foto-foto sendiri dan sempet pengen jadi model majalah (dan niatan itu langsung kandas karena badan gue yang kurus kering kaya tiang listrik).

Waktu terus berlalu, dan nggak kerasa gue udah duduk dibangku SMA, hobi menulis gue nggak pernah berubah dan cita-cita gue tetep sama. Dan yang paling seneng adalah pas kelas 2 SMA, ada tugas bikin cerita dan cerita gue dipuji bagus sama guru bahasa Indonesia dan dapet nilai tertinggi. Di SMA juga gue ikut klub teater, ini juga salah satu kesukaan gue yaitu berakting. Di teater gue bisa mengekspresikan perasaan gue dengan bebas. Jadi intinya gue suka seni! Di SMA juga gue baru sadar kalau gue punya "sesuatu" dengan fashion. Gue suka mix and match baju dan gue udah mulai berani pilih style vintage.

Tiba waktunya lulus dan pilih jurusan kuliah....
HAHAHA mungkin inilah sesuatu yang bakal gue ketawain sampe tua. Aduh maaak setelah bergulat kesana-kesini daftar dengan jurusan yang berbeda-beda (pendidikan bahasa inggris, pendidikan biologi, hukum sampe argoteknologi) tanpa mempedulikan dan mempertimbangkan jurusan apa yang cocok dengan bakat gue, akhirnya gue pilih........HUBUNGAN INTERNASIONAL! Sekali lagi, HUBUNGAN INTERNASIONAL! (Oh my god, pasti waktu itu gue lagi ngelindur panjang atau frustasi berat karena nggak masuk perguruan tinggi negeri sampai gue ambil keputusan masuk jurusan itu secara spontanitas dan nggak tau apa-apa tentang HI). Asal elo tau ya, gue anak IPA. HAHAHA. (ketawa itu maksudnya adalah saking keselnya kenapa juga gue harus susah-susah belajar Fisika, biologi atau kimia aaaaaaaaaarrgggh!)

Di HI gue mencoba untuk beradaptasi dan setelah dua semester berjalan, gue mulai menikmati (mulai lupa sama cita-cita gue dulu) dan kembali membuat cita-cita baru yaitu menjadi diplomat (tuh, kurang keren apalagi coba gue?). Gue diem-diem terlena dengan "janji-janji surga jurusan HI", yaitu menjadi seorang diplomat atau nggak kerja di kementrian luar negeri dan bisa keliling dunia.

Gue mulai sadar bahwa "ada sesuatu yang dipaksakan dari diri gue" adalah ketika semester empat gue mulai aktif jadi anggota SMKAA (Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika) Bandung. Waktu itu gue ikut klub menulis. Ikut klub ini pun tanpa sengaja karena awalnya gue ikut klub bahasa perancis tapi jadwalnya bentrok sama jadwal kuliah gue, akhirnya gue asal pilih (((ASAL PILIH))) klub menulis.
Disanalah gue mulai sadar...sadar sesadar sadarnya..kalau selama ini bakat gue itu di menulis.

Mungkin gue suka sama hal tentang HI, tapi gue nggak cinta. Gue cintanya sama menulis.

Dan gue semakin cinta menulis saat gue meneruskan ke klub Citizen Journalist. Disitu gue bener-bener bersyukur, gue nggak pernah ngerasain se-semangat itu untuk ngerjain suatu kegiatan. Gue bener-bener semangat (mau hujan, mau panas) gue dateng untuk belajar di klub itu. Disitu juga gue belajar untuk nggak pemalu, belajar berani ketemu orang banyak dan bertanggung jawab dengan segala tugas gue.

Well, akhirnya gue sadar... (lupakan tentang background pendidikan gue yang HI itu)  ada suatu kegiatan yang bener-bener gue sukai. Dan semoga itu jadi cita-cita gue ke depan. Menulis cerita masih gue tekuni sampai sekarang dan menampungnya di blog tercinta ini, selera fashion gue juga ga berubah (tetep suka vintage). Jadi gue berkesimpulan kalau gue suka tiga hal :

1. Menulis
2. Jurnalis
3. Fashion

Hmmmm gue udah mulai ngayal, kalau gue mau jadi reporter berita di salah satu televisi atau jadi fashion stylist di majalah fashion atau jadi penulis novel. HAHAHA

Yang jelas gue nggak nyesel masuk jurusan HI toh yang namanya bakat atau kemampuan tidak pernah berbohong. "dia" akan kembali mengusik elo meskipun elo mencoba berpaling darinya.

note : ini adalah tulisan mahasiswa tingkat akhir yang sedang menunggu revisi.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
On last Wednesday, I interviewed with students Polish (Kasia and Maria) for my thesis about Indonesia Culture and Indonesia Language in Poland. I was excited because this is the first time I met with them and I felt nervous because I wasn't spoke english fluently. So? Lets's try to used Indonesia languange because they were students exchange who are studying about Indonesian at Pasundan University Bandung. Interested!







Ket. gambar dari kiri ke kanan : penulis, Maria dan Kasia.
Photo by Defbry

Btw, bahasa Indonesia mereka udah lumayan lancar, loh! Hahaha good job Maria and Kasia :)
Thanks a lots for your time
see you....



Soon, I will uploud my video with them.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Hallo..hallo..

Finally, film 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2 sudah tayang daaaaan gue nonton dihari pertama (hahaha niat banget emang). Dari segi cerita, gue nggak terlalu penasaran sih karena gue udah baca novelnya. Yang bikin penasaran sejujurnya hmmm hmmm settingnya! Hahaha ya ya pemandangan eropanya, terutama di Cordoba dan Masjid Hagia Sophia di Turki.

Dan ketika gue duduk di kursi empuk bioskop, gue udah siap-siap. Ekspektasi gue walaupun nggak berlebihan tapi gue yakin film ini nggak mengecewakan. Dan disini juga gue berharap akting Acha Septriasa lebih "greget" lagi.

Jeng...jeng...jeng....

Di part 2 ini, kisah dimulai dari menceritakan keluarga Khan di Pakistan (pasti kalian nggak lupa dengan tokoh ini. Yes, he is kari man hahahha Stefan calls him it). Khan kecil hidup ditengah-tengah kondisi perang dinegaranya (gue nggak tau perang apa), yang pasti perangnya kejam dan memakan korban banyak. Pada suatu hari, Khan kecil berniat keluar menemui teman-temannya namun dicegah oleh ayahnya. Ayahnya tahu Khan berniat untuk belajar jihad untuk membalas dendam atas kematin kakaknya dan saudara-saudaranya. Namun Khan masih bersikeras, dia mengatakan dia tidak mau menjadi pengecut. Ayahnya dengan sabar tetap melarangnya dan malah memberikan sebuah pulpen merah kepada Khan dan mengatakan intinya berjihad dengan perang tidak akan mengubah keadaan negaranya, namun dengan sebuah pulpen ia mengatakan bahwa Khan bisa mengubah negaranya dengan itu. Maksudnya mungkin adalah dengan belajar yang rajin dan menjadi anak pintar (itu perkiraan gue hehehe).

Cerita selanjutnya bergulir seperti Khan yang sering bersitegang dengan Stefan (always about Stefan mempertanyakan aturan agamanya atau Khan balik mengkritik Stefan dan bla...bla...banyak adegan mereka berdua yang lucu dan mengundang tawa penonton), Rangga yang sibuk menyelesaikan disertasinya, Maria yang masih mencoba menggoda Rangga dan Hanum yang bekerja sebagai reporter.

Ada adegan yang tidak ada di Novel namun ada di film (mungkin untuk pemanis), yaitu adegan rasa cemburu Hanum saat melihat Maria memeluk Rangga diperpustakaan. Saat itu Hanum sedang membawa sebuah cake karena hari itu dia berulang tahun dan berniat merayakannya bersama Rangga. Adegan selanjutnya bisa ditebak Hanum pergi sambil menangis dan begitu Rangga tiba dirumah, mereka berdua bertengkar. Namun, pertengkaran itu reda setelah Rangga memberikan sebuh cd pada Hanum sebagai hadiah ulang tahunnya. Ternyata cd itu berisi video hari-hari Rangga selama di Vienna sebelum Hanum tinggal bersamanya. Dan itu membuat Hanum menangis. Dan gue...walaupun nggak nangis tapi terharu. Hehehe

Singkat cerita, Melanjutkan Perjalanan Mengungkap Rahasia Islam Rangga dan Hanum berlanjut ke Cordoba dan Granada (Yes, yes! Hahaha). Rangga dan Hanum mengunjungi Masquito yang dulunya adalah sebuah Masjid dan sekarang sudah berubah menjadi Gereja, namun --ini mirisnya- simbol-simbol islam seperti sengaja dihancurkan walaupun masih banyak sisa-sisa pahatan kaligrafi yang tersisa. Pemandangan di Cordoba ini seperti yang gue duga disuguhkan dengan luar biasa. Di film ini juga diceritakan dengan narasi tentang sejarah islam yang ada disana. Dan sayangnya, perjalanan di Cordoba ini sangat singkat dan tiba-tiba mereka berdua sudah kembali ke Vienna.

Dari sekian banyak adegan, yang berhasil membuat saya menangis adalah ketika Fatma membalas email Hanum setelah selama tiga tahun menghilang dan menyarankan Hanum untuk mengunjungi Turki sebelum ia dan Rangga kembali ke Indonesia. Setibanya mereka di Turki, disanalah semuanya terungkap, bahwa Ayse (anak Fatma yang cerewet dan menggemaskan itu) telah meninggal dunia lima bulan yang lalu dan sekarang Fatma sedang mengandung adik Ayse.
Bukan, bukan disitu gue nangis, tapi ketika adegan flash back yang menceritakan betapa lemahnya Ayse terbaring di tempat tidur melawan penyakitnya. Tidak berapa lama setelah ibunya membacakan kembali tentang email perjalanan Hanum, Ayse meninggal dunia. Ah Ayse, padahal dia anak yang pintar. Bahkan teman sekelasnya yang dulu sering menegejeknya, bernama Leon, memberikan surat pada Hanum untuk disampaikan kepada Ayse yang isinya dia sangat menyesal dan menginginkan Ayse tidak pindah sekolah.
Dan adegan selanjutnya yang lebih mengharukan ketika Hanum, Rangga dan Fatma mengunjungi makam Ayse dan disanalah Hanum menempati janjinya pada Ayse dulu untuk menutup aurat. :)
Oh ya, di Turki mereka bertiga mengunjungi Masjid Hagia Sophia yang sekarang dijadikan museum oleh pemerintah Turki. Disana mereka bertiga berkeliling "menghidupkan" kembali kejayaan Hagia Sophia saat masih menjadi sebuah masjid. Bagi gue, itu....bikin merinding!

Dan film ini ditutup dengan pemandangan Ka'bah di Mekah. Ya, Hanum dan Rangga menunaikan ibadah haji sebagai salah satu dari rangkaian perjalanan mereka. Sebuah "akhir" perjalanan yang mengharukan sekaligus memberikan banyak perjalanan.


****


Gue harus mengakui di Part 2 ini, film 99 Cahaya di Langit Eropa lebih "ngena" baik dari segi cerita (karena disini nggak ada lagi adegan Fatin ujug-ujug nongol lagi bikin video klip), setting maupun akting para pemain yang jauh lebih menghayati, terutama ya off course termasuk Stefan dan Khan hahaha. Oh iya di part 2 ini hebatnya gue berhenti membanding-bandingkan isi cerita di novel sama di filmnya. Ya, saking "terbawa" sama ceritanya otak gue nggak sempat untuk membandingkannya. Yang pasti film ini layak masuk daftar salah satu film terbaik Indonesia :)

Thanks mbak Hanum dan Mas Rangga, good job for you!

Love,
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ▼  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ▼  Maret 2014 (3)
      • Tentang cita-cita
      • Interview with Students Polish
      • Review Film : 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates