Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"

Ngomongin soal idola, pasti setiap orang punya idola. Tapi sejujurnya saya adalah termasuk orang yang tidak memiliki idola. Lebih tepatnya idola saya suka berganti-ganti. Saya nggak pernah setia sama satu idola. Yeaaah, I know I'm freak hahaha. Hari ini bisa suka banget sama Vino G. Bastian, besoknya saya bisa suka sama yang lain. Ya begitulah. Berganti-ganti idola adalah kebiasaan saya. Makanya saya susah mencerna setiap ada orang yang histeris nonton konser band A atau teriak-teriak ketemu sama artis B. Sorry guys, what are you doing? hihi.

Idola yang lumayan nempel di hati saya cuma Sheila On 7. Saya mengoleksi lengkap albumnya. Tapi ya biasa aja. Nggak fanatik sampai cari info jadwal konsernya atau selalu update berita terbaru. Bagi saya menikmati karyanya sudah cukup membahagiakan. Bahkan saya belum pernah nonton konsernya. Pengen sih, tapi belum ada kesempatan. Terus sekarang saya lagi tergila-gila sama aktor korea Ji Chang Wook gara-gara nonton drama Healer. Saya tau, setelah saya selesai menonton dramanya, saya akan lupa dengan wajahnya. Bahkan mungkin saya akan melupakan namanya yang susah di inget itu. 

Sheila On 7
Ini bukan hanya berlaku pada idola, tapi pada jenis musik, buku dan genre film. Apa jenis musik kesukaan saya? nggak ada. Jenis musik bagi saya cuma ada dua kategori : enak di dengar dan nggak enak di dengar. Mau dangdut, pop, jazz, rock atau apapun lah selama di telinga saya enak di dengar ya saya suka. Bagaimana dengan buku? sama aja. Mau buku teenlit, terjemahan, politik, sejarah, agama dan lain-lain. Selama enak di baca, ya pasti saya suka. Genre film pun begitu, mau film horror atau apapun, selama bagi saya ceritanya bagus, ya saya suka. Meskipun saya keliatannya suka banget sama drama korea, tapi sebenarnya biasa aja. Lebih pada karena saya nggak ada kerjaan (curhat sedikit ye, haha).

Ketidakkonsistenan saya menyukai suatu hal atau mengidolakan seseorang membuat saya suka nggak update. Saya nggak tau film apa yang sekarang sedang main di bioskop atau lagu apa yang sedang hits? heeeey, kasih tau! *ditipuk rame-rame*. Kadang pengen banget ngerasain kaya apa rasanya jadi fans, tapi gagal mulu. Dan oleh karena itu saya salut dengan teman-teman yang memiliki idola tetap. Rela nabung buat nonton konsernya atau bergabung dengan fans club :).

Yaudah deh sekian dulu tulisan random saya. Saya mau lanjut nonton Healer. Hahahaha.

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hampir setiap siang ada dua anak kecil tetangga yang menawarkan donat di rumah saya. Donatnya emang enak dan ukurannya kecil, jadi sekali lahap langsung abis. Topingnya pun cuma gula putih. Awalnya saya dan orang-orang di rumah rutin membelinya. Alasan lain selain donatnya enak, juga nggak tega. Kadang sampe sore daganganya masih banyak banget.

Tapi lama kelamaan cara jualan mereka semakin annoying. Mulai dari teriak-teriak memanggil nama ibu saya. Teriakannya nggak bakal berhenti sebelum ibu saya atau saya yang keluar rumah. Dasar saya orangnya nggak tegaan, berkali-kali saya terpaksa membelinya meskipun lagi nggak pengen makan donat. Besoknya, kejadian seperti itu terulang lagi. Yang membuat saya kesal adalah karena saya lagi enak tidur siang dan langsung bangun karena mendengar suara teriakan mereka. Saya masih bersabar karena mereka masih kecil dan dengan senyum agak maksa, akhirnya saya beli lagi tuh donat.

Kesabaran saya abis ketika besoknya mereka datang lagi. Tetep berteriak dan langsung duduk di lantai teras rumah saya. Astaga, tiap hari saya nggak mungkin ngemil donat, kan? saya keluar rumah dan dengan muka sedikit jutek, saya bilang : "Nggak, neng. Makasih. Saya nggak beli". Terus mereka pergi begitu saja. Tau nggak rasanya setelah bilang gitu? legaaaaa banget. Akhirnya saya bisa berani tegas bilang "TIDAK!". 

Banyak contoh yang hampir sama di kehidupan sehari-hari seperti itu : nggak berani bilang TIDAK. Sering menolong kepentingan orang lain, tapi diri kita sendiri sering mengalami kesulitan. Kepentingan orang lain kelar, kepentingan kita yang nggak kelar-kelar. Setiap di tanya, jawabnya pasti nggak tega, kasihan atau nggak enak, bla bla bla. Saya pun pernah mengalaminya. Sekarang sih sedang berusaha untuk nggak lagi. Terserah deh ya orang mau bilang saya gimana-gimana. Menolong orang lain memang kewajiban, tapi jangan menyiksa diri sendiri juga. Kalau kita nggak sanggup atau terganggu karena misalnya lagi sibuk, kenapa nggak bilang aja? kalau saya memang sanggup, tanpa di minta pun saya pasti menolong. Dan sayangnya di luar sana sudah banyak orang-orang nggak tau diri. Sekali di tolong, ketagihan minta tolong terus. Nggak sekali, dua kali. Tapi hampir di semua urusan dia. Nggak peduli perasaan kita gimana. Nah, yang begini yang harus kita tegasin. Minta tolong atau manfaatin sih?

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
"Dua puluh tahun dari sekarang kau akan lebih menyesali hal-hal yang tidak kau lakukan daripada yang telah kau lakukan. Menjadi lebih kecewa dengan hal-hal yang tidak pernah kau lakukan daripada hal-hal yang telah kau lakukan. Jadi, bebaskanlah. Berlayarlah meninggalkan pelabuhan yang aman. Sambutlah angin yang menerpa layar. Menjelajah. Bermimpilah. Temukanlah".   (Mark Twain)  

Berbekal kalimat quotes tersebut, saya memberanikan diri untuk mengikuti Hijab Hunt 2015. Saya mendaftar sebagai peserta melalui online di website resminya dan memilih tempat audisi yang paling dekat yaitu Bandung. Saya sempat ragu untuk mengikuti ajang pemilihan model hijab ini, karena selain saya nggak punya pengalaman sebagai model, bakat yang saya miliki hanya menulis. (Semua orang bisa nulis, kan? hahaha) Tapi, keraguan itu sirna setelah saya berhasil meyakinkan hati saya dengan berdoa berkali-kali, meminta saran teman-teman dekat dan ya balik lagi ke quotes tadi. Cari pengalaman daripada penasaran.

Nah, ada kejadian di luar perkiraan saya pada hari keberangkatan saya ke Bandung. Karena audisi akan di selenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 23 Mei 2015. Maka dari itu saya berangkat dari Jatibarang hari Jumat pukul setengah sebelas siang naik bis Damri. Anehnya saya udah nunggu bis itu hampir satu jam, tapi bis nggak dateng-dateng. Oke, damri emang sering datang nggak sesuai jadwal. Saya jadi gelisah sendiri. Kesel juga sama supir damri. Kesel juga sama yang lewat di depan saya dan nanya terus : "Udah dateng belum bisnya?". Ish!. Iseng-iseng saya cek HP. Ada dua panggilan tak terjawab euy, dari nomer rumah. Saya afal banget nomer itu. Nomer dari panggilan kerja. Akhirnya saya telfon balik, lah iya bener saya ada panggilan tes tahap selanjutnya dan di haruskan menghadap dulu sekarang juga. Ini gimanaaaa? tengok berkali-kali, bis belum dateng juga. Bingung ini gimana. Akhirnya atas saran ibu (karena firasat ibu biasanya selalu bener ya), saya memutuskan nggak jadi berangkat dan memilih menghadap untuk tes pekerjaan.

Anehnya, sampai rumah setelah balik, saya nggak merasa menyesal. Saya malah lebih antusias untuk mengikuti tes panggilan kerja. Yaudah deh saya bongkar lagi baju-baju di dalam tas, terus makan dan abis itu main ke rumah temen. Sepulang dari main, teteh saya pulang dari kerja dan bilang : "Mi, pergi gih ikut audisi. Nih, teteh tambahin duit jajannya". Waktu itu masih tetep kekeuh nggak ikut, apalagi besok registrasinya jam sepuluh pagi. Nggak akan keburu. Tapi Allah ngajak "bercanda". Ternyata tes kerjanya hari Senin. Oke. Saya memutuskan untuk ikut audisi dan pergi ke Bandung naik travel besoknya jam dua pagi!!!. Perasaan saya waktu dalam perjalanan adalah biasa aja. Nggak seantusias sebelumnya. Tapi saya punya firasat kalau saya akan bertemu sesuatu yang menarik.

Make up by Okvi and Ajeng
Oh ya, tempat audisinya di Ballroom Hotel Ibis Bandung

Antrian yang panjang

Sempat nggak percaya diri karena pas dateng, penampilan peserta lain wow banget. Sedangkan saya cuma pake outer dan celana jeans hahaha. Jauh bedalah sama penampilan peserta lain. Mana bakat mereka itu keren-keren. Ada yang melukis, menyanyi, tari tradisional dan lain-lain. Wah, saya bagaikan butiran debu.
Insiden salah antri membuat saya harus ngantri dari awal dan itu panjaaaaanaaag banget. Ngantri jam setengah sebelas siang, dapet nomor peserta jam setengah satu. Kaki rasanya udah mati rasa.

Nomor Peserta

Dapet Hadiah dari Sponsor.

Talkshow bersama Dian Pelangi.
Saya dapet sesi foto untuk juri pukul setengah empat sore. Muka udah kusam, perut udah laper banget plus make up yang udah pudar. Rasanya udah hilang semangat. Salah satu yang membuat saya bertahan adalah karena ya udah terlanjur dateng jauh-jauh dan ngantri panjang. Sayang banget kalau nggak di selesaikan.

Foto untuk juri
Tibalah saya masuk ke ruang audisi. Dag dig dug seeeeer. Dan ketika nomor peserta saya di panggil dan masuk ruang audisi, saya udah nervous banget. Daaaaaaaaan....saya dapet juri yang super duper jutek banget. Dua perempuan. Setelah saya memperkenalkan diri dan cerita tentang bakat saya yang menurut mereka garing banget dan nggak menarik, mereka tanya apalagi bakat saya. Hmmm saya ragu sih jawabnya. Abis saya nggak punya bakat lain yang bisa di banggakan. Menyanyi? waduh, di jamin bikin kuping juri sakit. Menari? hahaha badan kaku begini mau nari apa. Akhirnya saya jawab nggak ada. Dan itu bikin juri tambah jutek. Ya udah deh terserah.

Pukul delapan malam baru di umumin siapa yang lolos ke tahap selanjutnya. And then, saya nggak lolos ke tahap selanjutnya. Saya udah nyangka sih. Kecewa nggak? sedikiiiit. Karena kabar baiknya, selain dapet pengalaman, saya juga bertemu dengan teman-teman baru. Bagi saya bertemu teman baru itu sebuah bonus. Seneng aja gitu karena bisa ngobrol tentang apa aja, ngeluh bareng, makan bareng, seharian kemana-mana bareng. Berbagi wawasan dan tentunya sharing cerita.


Teman baru di Hijab Hunt 2015. Dari kiri ke kanan : Syfa, Septi, Virna dan saya
Selfie sama Dian Pelangi
Rasanya nggak pernah kepikiran bakal selfie sama Dian Pelangi. Boro-boro selfie sambil cengar cengir atau monyong-monyong, ketemu aja kayanya nggak kepikiran. Tapi makasih banget sama Kak Dian karena aslinya orangnya baik banget dan ramah. Sabar ngadepin fans alay kaya saya yang rela ngantri untuk foto bareng hahahaha.

Itulah cerita pengalaman saya mengikuti acara Hijab Hunt 2015. Secara keseluruhan acaranya seru, menarik dan nggak bosenin. Semoga tahun depan bisa berkesempatan untuk ikut lagi :)

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Akhir-akhir ini banyak berita yang mengerikan dan membuat saya bertanya-tanya : dimana hati nuraninya? orang tua yang tega menelantarkan anak-anaknya dengan sengaja, seorang ayah yang memperkosa anak kandungnya dan seorang nenek yang tega menyiksa cucu kandungnya. Ada apa dengan orang-orang saat ini? jika dengan keluarga atau kerabat dekat saja begitu, bagaimana dengan perlakuannya pada orang lain?

Memang benar kata orang, jaman semakin edan dan banyak orang yang mengaku waras tapi sebenarnya kehilangan akal sehat. Dan orang edan jaman sekarang ini jauh lebih membahayakan. Kalau orang gila yang telanjang di jalan dan nggak tau malu, itu jelas keliatan gila. Nah, kalau sekarang ini  banyak "gila" yang nggak keliatan. Sama orang lain baik banget, tapi sama anak sendiri kejam banget. Misalnya, kasus yang lagi heboh sekarang. Suami-istri yang menelantarkan kelima anaknya. Baca beritanya di sini : Kronologi Kasus Orangtua "Usir" Anak Terungkap. Yang mirisnya adalah ketika mengetahui bahwa ayah sang anak berprofesi sebagai seorang dosen dan keadaan ekonominya baik. Hal ini dapat diliat dari mereka tinggal di perumahan elit dan memiliki dua buah mobil. Gemes!

Saat di interogasi polisi, pasangan suami istri tersebut dengan kompak menolak tuduhan bahwa mereka telah menelantarkan anak-anaknya. Baca beritanya di sini : Ini Pengakuan Orangtua dari Lima Anak yang Ditelantarkan. Dan setelah di selidiki lebih jauh lagi, ternyata mereka menggunakan narkoba jenis sabu : Pasutri yang Telantarkan Anak di Cibubur Kerap Isap Sabu di Rumah. 

Waktu baca berita ini tuh rasanya saya ikut-ikutan sebel dan pengennya maki-maki tuh orang tua. Saya memang belum menikah dan belum punya anak, tapi saya bisa bayangin gimana rasanya jadi anak-anak tersebut. Pasti mereka ketakutan banget. Orang tua yang harusnya melindungi dan menyayangi mereka, kenyataanya malah memperlakukan mereka dengan semena-mena. Saat ini mungkin nggak terlalu keliatan dampaknya, tapi lima sampai sepuluh tahun yang akan mendatang si anak pasti masih menyimpan memori yang menyakitkan tersebut. Dan yang perlu di ingat lagi, masih banyak orang tua di luar sana yang berjuang untuk bisa hamil dan memiliki anak. Jadi, bagi orang tua yang sudah di anugerahi anak oleh Tuhan harusnya merasa bersyukur, kan? huft.

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sebenarnya ini juga berlaku untuk semua orang darimanapun ia berasal, tapi berhubung saya tinggal di kampung dan sering sekali menjumpai hal-hal yang akan saya bahas di bawah ini. Semua ini berdasarkan pengamatan pribadi saya dan cerita orang-orang terdekat. Dengernya lumayan bikin kesel, sebel dan gemes. Berikut tingkah laku orang kampung yang menurut saya kampungan dan nggak boleh di tiru :

1. Menerobos lampu merah.
Mentang-mentang tinggal di kampung yang jarang ada polisi berjaga dan kondisi jalan yang lengang karena tidak banyak kendaraan lewat di jalan raya, masih banyak banget yang nekat menerobos lampu merah. Kalau di tanya alasannya, pengendara berdalih kalau dari arah jalan yang berlawanan tidak banyak kendaraan, jadi tidak akan berbahaya jika menerobos lampu merah. 
Bah, bisa aja! Ini bukan masalah keselamatan aja sih, tapi juga kedisiplinan dalam berlalu lintas. Situ lulus tes waktu bikin SIM, kan? huh!

2. Buang Sampah Sembarangan
Saya sering melihatnya di pasar atau di toserba. Nggak heran kalau pasar-pasar di kampung tuh jorok banget dan bau. Penjual dan pembeli sama-sama betah banget buang sampah di samping dagangan mereka atau di pinggir jalan yang di lalui sama pejalan kaki. Saya yang sering ke pasar juga jarang tuh liat tempat sampah yang di sediakan. Yang kasihan jelas petugas kebersihan yang setiap pagi harus menyapu jalan dan mengangkut sampah-sampah berserakan yang banyak banget. Huek!
Terus yang lebih nggak paham, di toserba yang notabene tempatnya lebih bersih dari pasar dan menyediakan tempat sampah, tetep aja masih banyak yang bandel buang sampah seenak jidatnya. Padahal saya pernah liat ibu-ibu dengan penampilan rapih, tapi abis selesai makan dengan santai buang sampah sembarangan. Duh :(

3. Males Ngantri
Kalau ini dapet curhatan dari kakak saya yang kerja di bank yang sering kesel banget sama kelakuan nasabah yang nggak sabar ngantri. Pengennya di layani cepat dengan alasan yang macem-macem ; lagi buru-buru lah, dia kenal sama pejabat bank-nya lah sampai kadang nekat berdiri aja di depan meja Costumer Service. Kalau di tegur tetep nggak bergeming, giliran di panggil satpam marah-marah nggak terima. Deuh, yang lain aja ngantri, situ ko males? kampungan!

4. Ngebut-ngebutan
Hahahaha kalau ini emang udah melekat banget sama orang kampung yang kampungan, terutama pengendara motor. Entah apa maksudnya doyan ngebut-ngebutan di jalan yang bikin pengendara lain cuma bisa ngelus-ngelus dada. Mungkin dia pikir jalan raya itu sama aja kaya sirkuit balapan liar, jadi ya mau ngebut pun nggak masalah, meskipun nyawa dia juga jadi taruhannya. Udah ngebut, nggak pake helm dan motornya pun kadang nggak ada kaca spion-nya. Bye aja deh!

5. Nggak punya sopan santun
Ngeliat perempuan lewat, di godain laki-laki sambil di tanya-tanya : siapa namanya? rumahnya dimana? udah punya pacar belum? oke, misalnya itu bercanda, tapi please itu bikin orang yang dengernya risih banget. Norak kalau menurut saya. Mulutnya terlalu pengangguran dan pasti jarang banget ngeliat perempuan jadi ya begitu. Dan saya pernah dapet cerita dari temen saya katanya pernah di ikutin laki-laki nggak di kenal sampai depan rumahnya. Ya awalnya begitu, di godain iseng-iseng. Kan serem :(

Jadi, menurut saya, walaupun kita tinggal di kampung atau desa sekalipun, tapi tingkah lakunya jangan malu-maluin. Oke? sekian dan terima kasih.

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sebenarnya hari ini saya mau absen nulis untuk #30hariproduktifmenulis. Saya lagi sakit kepala sejak tadi sore. Ini bukan sakit kepala yang biasa dan bagi saya cukup merepotkan. Kenapa merepotkan? karena datangnya suka mendadak dan nggak tau apa penyebabnya. Iya, beneran. Misalnya kaya tadi, sepanjang hari ini saya nggak ngerjain apa-apa selain benerin laptop saya yang (lagi-lagi) error. Tapi sore tadi kepala saya mendadak pening banget. Kalau udah begitu biasanya saya nggak bisa ngapa-ngapain selain tidur. Mau makan pun nggak selera. Karena sakit kepala saya ini ada masa puncaknya, yaitu ketika saya sudah muntah berkali-kali dan badan saya lemas selemas-lemasnya. Jadi, percuma aja mau isi perut sama makanan juga. 

Ko bisa afal banget? Iyalah, orang sakit kepala saya yang nggak biasa ini saya alamin dari jaman kuliah. Sekarang sih enak ya udah tinggal di rumah, bisa di urus sama ibu atau di pijitin bapak. Waktu jaman kuliah dulu saya cuma minum obat, terus pasrah deh nahan sakit yang rasanya tuh kaya kepala pengen pecah. Periksa berkali-kali ke dokter, kata dokternya nggak apa-apa. Katanya cuma kecapean. Lah, kecapean darimana sih? kan saya kadang seharian cuma diem dikosan -_-.

Setelah saya teliti sendiri, sakit kepala saya ini selalu datangnya sore hari. Antara jam tiga atau empat sore lah. Nah, yan bikin repot itu nahan sakitnya karena ini berlangsung bisa semaleman. Belum lagi kalau udah muntah-muntah, udah deh saya cuma bisa diem dan tidur. Kadang sebel sendiri karena banyak waktu saya yang terbuang sia-sia. Ya mau gimana lagi. Untungnya sih ya selama ini sakit kepala saya selalu hilang ketika saya bangun di pagi hari. Itu pun badan saya masih suka "drama". Lemaslah, nggak semangatlah, nafsu makan masih nggak stabil dan lain-lain. Kalau udah sehat kembali, biasanya saya rutin olahraga lagi dan minum air putih yang banyak. Terus saya menghindari pikiran-pikiran yang bikin cepet stress (oke, ini curhat).

Intinya, pelajaran yang saya ambil dari sakit kepala saya ini adalah yang tau kondisi tubuh kita itu adalah ya kita sendiri. Kalau badan udah mulai drop, itu tandanya tubuh kita udah mulai protes karena kecapean. Mau nggak mau ya harus istirahat. Lebih bagus lagi, kita cepat tanggap apa yang harus kita lakukan kalau tubuh kita udah mulai nggak sehat. Bisa pergi ke dokter atau melakukan pemulihan di rumah. 

Udah sih segitu aja curhat saya tentang sakit kepala hahahaha.
Saya mau istirahat.
Oh ya, jangan lupa jaga kesehatan ya, :)

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hai, saya ngetik tulisan ini sambil nonton drama korea Princess Hours. Drama yang booming banget pada tahun 2006 dan menjadi salah satu drama favorit saya sepanjang masa. Saya nggak akan bahas tentang drama ini, tapi secara garis besar ada hubungannya sama hal yang mau saya tulis.

Saya mulai suka nonton drama korea sekitar tahun 2002, waktu kelas lima SD. Drama korea pertama yang saya tonton adalah My Love Patzzi (Salah satu ost-nya berjudul Sweet Dream masih easy listening sampai sekarang!), kemudian di lanjut Winter Sonata, Endless Love dan lain-lain sampai sekarang. Jaman tahun segitu drama korea belum banyak seliweran di tv. Kalau pun ada, jam tayangnya di atas jam sembilan malam. Dvd bajakannya pun belum banyak di jual. Kalau mau nonton drama korea ya saya harus nyewa di toko rental Dvd, tapi kasetnya original loh (bangga! haha).

Para pemain My Love Patzzi (2002). Gambar di ambil dari sini

Hal-hal yang membuat saya menjadi big fans dari drama korea adalah dari segi cerita beda dan unik, pemainnya cantik dan ganteng (plus makeup wajah mereka nggak lebay. Kalau masalah operasi plastik saya nggak begitu peduli sih hehe ) dan ini yang membuat saya betah yaitu jumlah episode dari sebuah drama korea itu nggak banyak. Jadi, saya nggak bosen dan inget alur ceritanya.

Dari alasan-alasan itu saya jadi agak susah untuk membandingkannya dengan sinetron Indonesia. Saya jadi inget salah satu dosen saya pernah bertanya : "Mengapa drama korea lebih di kenal di mancanegara di bandingkan dengan sinetron Indonesia?". Beliau melanjutkan : "Karena drama korea memiliki ciri khas yang menunjukkan bahwa itu drama berasal dari Korea". Ada benarnya juga, perhatikan saja pada setiap adegan drama korea, semodern apapun pakaian dan ceritanya, setiap bertemu dengan orang lain mereka akan menundukkan kepala sedikit sembari mengucap salam. Itu baru drama dengan cerita modern, belum lagi drama kolosal yang mengisahkan jaman kerajaan dulu di Korea. Inget dong dengan drama Jewel in the Palace, Dongyi Jewel in the Crown, The Great Queen of Seondeok? beuh, juara!.

The Great Queen of Seondeok. Gambarnya dari sini

Bagaimana dengan sinetron Indonesia? bukannya menjelek-jelekkan, tapi maaf aja sinetron Indonesia masih belum layak di tonton. Menurut pengamatan saya pribadi, sinetron Indonesia itu cerita awalnya saja yang menarik, tapi kesana-sananya.....blas! Ngawur. Tokoh A yang tadinya udah tobat jadi orang jahat, entah kenapa tiba-tiba berubah lagi jadi orang yang lebih jahat. Belum lagi tar muncul tokoh baru si B, C, D dan lain-lain yang kadang nggak tau apa hubungannya sama si tokoh. Dan yang lebih nggak ngerti (entah apa yang ada di pikiran para sutradara sinetron), semakin laris sinetron itu maka semakin panjanglah episodenya. Padahal ceritanya udah nggak nyambung. Contoh : Tukang Bubur Naik Haji, Emak Ijah apaaa gitu saya lupa. Kenapa harus di paksain sih? huh!

Lebih sedihnya lagi nih ya, masih menurut pengamatan pribadi, beberapa adegan di sinetron Indonesia ini sangat tidak layak untuk di tiru. Masa iya ke sekolah pake sepatu high heels? Lah, situ mau ke sekolah atau mau fashion show? belum lagi dialog, pakaian dan aktingnya kadang niru serial-serial barat. Kenapa nggak khas Indonesia aja sih? kita kan punya budaya sendiri. Ditambah lagi, adegan kekerasan yang nggak di sensor. Seperti, ibu tiri yang menyiksa anaknya sampai babak belur. Meskipun pada akhirnya sang ibu tiri di penjara atau kena azab, tapi tetep aja itu nggak layak di tonton. Apalagi jam tayangnya itu sekitar jam lima sore-delapan malam, yang dimana jam-jam tersebut anak-anak di bawah umur belum pada tidur.

Salah satu sinetron Indonesia. Gambar dari sini
Akhirnya itu lah yang membuat saya malas menonton sinetron Indonesia dengan segala drama dan akting pemainnya yang berlebihan. Saya lebih rela beli dvd bajakan drama korea atau download drama korea berjam-jam. Selama kualitas sinetron Indonesia belum di perbaiki, rasanya saya akan terus menjadi fans setia drama korea. Dan harusnya para produser dan sutradara sinetron Indonesia belajar dari mereka, jangan bisanya hanya menjiplak saja *eh.

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Beberapa jam yang lalu, saya memposting foto selfie saya (again and again hahaha) terus bingung mau kasih caption apa. Mau kasih gambar emo aja ko ya kayanya nggak menarik, terlalu sederhana. Padahal fotonya emang sederhana hehe. 
Tiba-tiba saya ingat dengan twit orang yang saya retweet di twitter (ya Allah ribet!) Bunyinya begini:

"Beauty is not about makeup or fancy clothes. It's about personality, capacity, charm and talents".

Terus saya mikir lagi, woman without makeup? HAHAHAHA (ketawa jahat). Nggak mungkin! Meskipun makeup bukan prioritas, tapi makeup penting untuk wanita. Dian Sastro yang mukanya udah cantik natural aja masih butuh makeup, apalagi remahan rempeyek macam kita. Jujur saja, saya bukan tipe wanita yang suka dandan. Saya memutuskan untuk berdandan itu waktu kuliah semester tujuh. Itu pun masih belajar pake pensil alis, eyeliner dan lipstik. Sebelumnya saya nggak paham sama alat-alat makeup begitu. Berangkat kuliah cuma pake bedak bayi, day cream sama lipbalm. 
Kenapa akhirnya berdandan? ya sadar diri aja. Udah mulai dewasa. Udah harus memperhatikan penampilan. Muka sedikit dipoles makeup biar nggak pucat atau biar keliatan lebih fresh. Simply, karena itu aja. 
Jadi, makeup penting tapi nggak berlebihan. Saya setuju. Dan tau apa kegunaan makeup dan kapan harus di gunakan. Jangan lagi nonton drama korea di rumah pakai daster, tapi muka full makeup. Mau kemana, cyiiiin? 

Akhirnya saya meralat kalimatnya dengan begini :

"Beauty is not always  about makeup or fancy clothes. It's about personality, capacity, charm and talents... dengan tambahan... then most importantly, you can bring a positive energy to the people around you"

Siapa yang nggak mau di bilang cantik? rasanya ada kebanggaan sendiri ya kalau di puji begitu. Tapi apa cantik itu hanya sebatas penampilan fisik saja? Iya, jika memang bagi kamu penampilan fisik adalah segala-galanya. Tapi tidak bagi saya. Oleh karena itu saya menulis caption tersebut. 

Beauty is about personality...
Personality menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim (2006) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain. 

What your personality? ramah, asik di ajak ngobrol, mudah bergaul, tertutup, doyan ngomong bla...bla...bla...bla... apapun personality kamu, selama itu baik, maka itu akan menjadi bagian dari kecantikan diri kamu. Personality kita akan selalu di ingat orang. Jadi kalau di rasa punya personality yang kurang baik, rubah sekarang, karena personality yang baik menurut saya bisa di bangun selama kita ada keinginan untuk berubah.

Beauty is about capacity...
Pernah denger ejekan : "Percuma punya wajah cantik tapi isi otaknya kosong?" nah, maka dari itu cantik fisik bukan segala-galanya. Meskipun misalnya kita bukan orang yang pintar atau terlahir cerdas, tapi bukan alasan kita malas menggali kemampuan yang kita miliki. Karena itu akan menjadi nilai tambah saat kita berinteraksi dan bergaul dengan orang lain. Jangan sampai ketika di tanya harga makeup berapa kita bisa jawab dengan lancar, eh giliran ditanya ada berita terbaru apa tentang Indonesia, kita malah bengong. Hehehe

Beauty is about charm, is not about fancy clothes...
Kamu mau pake baju merk ternama dari desainer terkenal atau menenteng tas Hermes dengan harga ratusan jutaan, tapi kalau kamu nggak punya pesona, kamu akan terlihat seperti biasa saja. Pernah liat orang dengan penampilan sederhana? yang mungkin bajunya aja beli di pasar baru. Tapi liat muka dia tuh kayanya nyenengin dan penampilannya nggak keliatan kampungan. It's charm! Menampilkan pesona kan nggak mesti dari barang-barang yang kita pake. Pesona timbul dari hati kita, dari dalam diri kita sendiri. Misalnya kalau kamu suka berpikir positif, maka orang lain akan melihat pesona kamu sebagai wanita yang bersemangat. Sehingga kamu menularkan energi positif kepada mereka.

Beauty is about talents...
Saya percaya bahwa setiap orang pasti memiliki bakat di bidangnya masing-masing. Dan bakat yang kita miliki pasti akan membuat kita lebih percaya diri bahwa kita adalah wanita yang cantik seutuhnya.

Jadi, kesimpulannya....
Cantik bagi saya adalah kombinasi antara penampilan fisik dan apa yang ada di dalam diri kita. Penampilan fisik tentu tidak terbatas soal makeup dan wajah cantik, tapi penampilan yang sopan dan tentunya dengan style masing-masing. Sehingga orang lain akan menilai kita bukan hanya sebagai pribadi yang menjaga dan mencintai diri sendiri, tapi juga akan mengingat kita sebagai pribadi yang unforgettable.  
How about you?

Love.
Amelia Utami
#30hariprodukifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kedua tanganku sedang menggenggam angin
Tapi yang satunya ingin aku lepaskan, karena anginnya terlalu menusuk tulangku.
Angin yang satunya ingin aku genggam dengan kuat, 
dan tanganku yang kosong ingin aku isi dengan harapan ;
 semoga angin lain yang aku tunggu bersedia berhembus ke arah tanganku yang kosong.
Agar aku dapat memilih angin mana yang dapat aku genggam sepenuhnya
Walaupun aku sadar, angin yang aku tunggu sudah ada yang menggenggam dan
tidak akan semudah itu akan melepaskannya
Karena menggenggam angin itu sulit,
Sekali terlepas, 
angin itu akan berhembus ke arah mana saja yang dia mau dan belum tentu kembali.
Jika aku berhasil menggenggamnya, aku akan mempertahankannya 
agar tetap berhembus ke arahku, 
meskipun anginnya menusuk tulang sekalipun.
Aku tak peduli.
Sekalipun aku harus mati karena angin!.


Jatibarang, 2011.


Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sore tadi saya iseng liat-liat foto following saya di Instagram, ada beberapa foto yang berhasil menarik perhatian saya, yaitu foto orang-orang Indonesia yang sedang melanjutkan kuliah di luar negeri dengan jalur beasiswa. Siapa yang nggak mau? udah kuliahnya gratis, kita juga bisa sambil travelling dan mempelajari budaya masyarakat dari negara lain. Hati kayanya ikut termotivasi saat itu juga.

Hmmm saya jadi inget Defbry yang sekarang sedang menempuh studi S2 di Freiburg, Jerman. Sirik nggak? siriiiiiiik! saya juga paling sirik tuh ngeliat temen-temen yang bisa travelling dari tempat satu ke tempat lain. Life dream banget, kan? 

Tapi kemudian saya sadar bahwa itu hanya keinginan saya yang sementara, siriknya saya juga hanya sebatas itu saja. Saya sadar bahwa sekarang belum saatnya saya pergi travelling kemana-mana, saya juga sadar kalau saya belum punya keinginan untuk melanjutkan kuliah. Selain itu, saya juga sadar diri bahwa saya belum mampu, baik secara materi maupun kualitas diri saya

Saya nggak mau memaksakan diri bahwa itu semua harus di wujudkan hanya untuk memuaskan keinginan yang mungkin saja itu datang dari nafsu saya, bukan dari hati saya. Jika pun saya mau, saya akan memperjuangkannya di waktu dan saat yang tepat. 

Jadi, sekarang ini saya let it flow aja. Bukan berarti nggak ada target atau rencana ke depannya. Memiliki target harus dan rencana pasti ada. Tapi sekarang lebih pada mengerjakan apa yang saya bisa, apa yang saya mampu dan apa yang saya butuhkan. Sekarang yang saya butuhkan adalah pekerjaan, maka saya akan memperjuangkannya. Saya sekarang mampunya menulis, maka saya  akan menikmatinya. Selebihnya, saya akan mempercayakan sepenuhnya pada Allah. 

Yaaa semua pasti balik lagi, bahwa setiap orang memiliki prioritas hidup masing-masing yang ia perjuangkan. Apa yang orang lain kerjakan, belum tentu mampu untuk saya kerjakan. Kalau hanya liat hidup orang lain terus, saya nggak bakal fokus sama hidup saya. Teman-teman yang sudah sukses, orang-orang yang sudah berhasil, cukup saya jadikan motivasi untuk diri saya sendiri. Karena kamu, saya dan mereka memiliki sesuatu yang berbeda-beda untuk di perjuangkan. Dan tentunya tujuan hidup yang tidak sama :)

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sebenarnya dari pagi masih belum kepikiran mau nulis apa buat hari ini. Nggak ada ide. Nungguin sampai siang hari tetep nggak ada ide. Barbie bimbang :( tadinya mau nunggu sampai sore, eh pas jam dua siang tadi denger kabar tetangga yang rumahnya dua blok dari rumah saya meninggal dunia. Tadinya ya, tadinya nih, saya mau cerita tentang beliau. Karena saya punya cerita. Tapi ya berhubung sekarang malem jumat, nggak jadi deh. Saya takut sendiri.

Ko bisa akhirnya kepikiran mau bahas celengan?

Jadi begini, beberapa menit yang lalu salah satu teteh di kosan saya dulu pasang pm tentang celengan. Terus akhirnya jadi inget kalau saya juga punya celengan yang di beli beberapa minggu yang lalu. Ukurannya nggak besar sih. Harganya pun amat sangat murah. Hanya 1500 rupiah. Belinya di toko buku di pasar. Nggak sengaja beli. Hari minggu abis olahraga sama ibu dan teh puji, pulangnya mampir ke pasar untuk sarapan bubur ayam paling enak se-Jatibarang. *sengaja pamer*. APE LU? APE LU? ;p

Nggak tau kenapa abis beli celengan saya jadi semangat sekali buat nabung. Karena saya suka risih sendiri kalau nyimpen uang receh di dompet, jadi saya suka nyimpen begitu aja di sembarang tempat (sombong ya mentang-mentang uang receh hahahaha)
Beda dengan nabung di Bank yang gampang banget tergoda buat di ambil dengan alasan macem-macem, misalnya buat belanja di online shop, beli sepatu baru, make up baru...bla...bala...ora uwis-uwis. Belum uang kita kepotong tiap bulannya buat bayar administrasi. 
Celengan, meskipun bisa di sobek atau di pecah sekalipun, jumlahnya nggak akan terlalu banyak (apalagi yang isinya duit receh 100 perak), jadi nggak akan terlalu menggoda. Ya kecuali kalau kamu kepepeeeeet bangeeeeeet. Misalnya buat gosok punggung waktu masuk angin.


Penampakan Celengan Saya

Oh iya, kelebihan dari nabung di celengan ini bisa melatih kesabaran kita, loh. Karena butuh beberapa bulan bahkan bertahun-tahun supaya isi celengannya penuh. Terus melatih kita untuk konsisten juga. Konsisten memasukkan uang ke dalam celengan. Dan nggak boleh males. Huhuy!

Ada seseorang yang berkata, terciptanya sebuah mimpi berawal dari hal-hal yang kecil. Maka saya punya mimpi untuk bisa travelling lagi pake duit hasil nabung di celengan. Sekarang sih jumlah uangnya masih sedikit, tapi lama-lama inshaa Allah nggak kerasa akan penuh daaaaan....tibalah hari itu. Hari dimana saya akan merobek-robek celengan itu dengan kejam dan tadaaaaaa menghitung jumlah uangnya. Mudah-mudahan bisa buat main ke luar negeri ya. Amiin. 

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ada beberapa jenis teman yang ada di dunia ini :

1. Sahabat
2. Teman dekat
3. Teman biasa
4. Teman yang hanya sekedar kenal.

Dari ke empatnya, saya termasuk orang yang menganggap teman-teman saya dengan jenis yang berubah-ubah. Misalnya, teman yang tadinya sekedar kenal, jadi teman dekat. Teman dekat, jadi teman yang hanya sekedar kenal. Teman biasa, jadi sahabat. Atau sahabat yang akhirnya jadi teman biasa saja. 

Tidak. Saya tidak membenci mereka. Saya memiliki alasan sendiri. Temen yang tadinya jauh jadi dekat, karena saya dan dia memiliki hobi yang sama, memiliki pemikiran yang sama dan enak aja di ajak ngobrol meskipun obrolannya nggak penting. Teman yang tadinya dekat jadi jauh karena kehadiran mereka lebih banyak menularkan energi negatif, jarang ketemu tapi sekalinya ketemu malah pinjem duit, komunikasi yang terputus atau pure karena saya butuh teman baru. Ya, seiring berjalannya waktu dan seiring bertambahnya usia, saya tidak mau bohong bahwa saya butuh lingkaran teman yang baru. Yang menularkan energi positif, membawa saya pada hal-hal yang baru dan pastinya saya nyaman berada bersama mereka.

Apakah saya melupakan teman-teman saya yang sebelumnya? Tentu tidak. Saya tetap berhubungan baik dengan mereka. Tapi dengan kapasitas dan feel yang berbeda. Maka dari itu saya tidak memiliki banyak teman. Karena ya itu tadi, sekalinya teman saya itu tingkahnya membuat saya tidak nyaman, maka saat itulah saya akan memutuskan untuk menjaga jarak. Bukan memutuskan silaturahmi.

Masalah jumlah teman saya yang sedikit bukan hanya itu saja penyebabnya. Sejak kecil saya tipe orang yang suka menghabiskan banyak waktu di dalam rumah bersama keluarga daripada bermain di luar bersama teman-teman. Kalau kata salah satu teman saya, saya ini adalah anak rumahan. Suka diem di rumah tapi nggak pernah bosen. Sebenarnya sih ya nggak gitu juga. Saya pergi keluar untuk main ya kalau ada yang ngajakin aja, kalau nggak yo wis di rumah atau di kosan aja. 

Sampai saat ini teman saya masih suka berubah-ubah, yang tidak pernah berubah adalah orang-orang yang saya anggap sebagai "saudara". Saya bertemu dengan mereka saat kuliah. Jumlahnya hanya empat orang. Sedikit kan? hehe. Saya menganggapnya saudara karena mereka lebih dari sekedar teman dekat atau sahabat. Mereka adalah orang-orang yang memiliki hati yang baik. Baiknya tidak bisa saya deskripsikan. Saya jarang bertemu dengan mereka, berkomunikas di HP pun jarang. Tapi saya memiliki keyakinan dalam hati, bahwa kami begitu dekat. Bahwa kami saling mendoakan satu sama lain. Dan bagi saya, itu lebih indah dari hubungan persahabatan manapun.

I don't care what people judge me ; agree or not, like it or not.
However, I'm happy.
I'm happy with the way I choose.

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Abang, jangan terlalu mencintaiku.
Cinta sesama manusia tidak ada yang abadi.
Cintai aku sesuai kadarnya. Tidak usah berlebihan.
Cinta yang berlebihan hanya akan menyesatkan dan tidak akan bertahan lama
Kita tidak perlu saling mengumbar cinta,
kita hanya perlu saling mengucap doa.
Untuk kita berdua...

Kelak, suatu hari nanti, saat Tuhan mengetuk palu takdir untuk kita ;
apakah kita akan berjodoh atau tidak.
Maka di sanalah kita akan berdiri.
Dengan mulut membisu.
Tanpa ada penyesalan, hanya bulir-bulir air mata yang keluar.
Kemudian kita hanya saling menatap satu sama lain.
Menghabiskan sisa-sisa cinta.

Tapi....
Sebelum itu terjadi, mari kita berpegangan tangan dengan erat.
Agar Tuhan dapat melihat kita.
Bahwa kita berdua pantas untuk di persatukan.


----------

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Hari ini saya nggak akan posting yang serius-serius, tapi nggak tau ya kalau kalian anggap ini serius saya nggak tanggung jawab! *muka galak*
Karena postingnya nggak serius, saya akan bercerita dengan panggilan "gue-elo". Alasannya ya biar lebih santai aja di bacanya atau bisa sambil haha hihi hehe.

OKE MULAI...

Pernah nggak sih lo mengalami kejadian di masa lalu yang saat itu buat elo takut atau merasa tidak berdaya? atau lebih begonya lagi, elo cuma bisa diem atau nurut tanpa bisa berbuat apa-apa? 

GUE PERNAH!!! 

Sebenarnya banyak sih ya, tapi gue mau ceritain yang menurut gue paling "apeu banget!".

Kejadiannya waktu SMP. Udah lama nggak sih? beloooooom! kalau gue jawab udah lama, ketahuan deh kalau gue udah tua. 

Selayaknya murid baru, gue di wajibkan untuk memilih ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Tanpa banyak tanya sana sini, akhirnya gue pilih eskul paskibra. Kenapa? karena gue pengen ngibarin bendera. Waktu SD gue selalu kebagian jadi petugas pembaca doa setiap upacara. Dan gue bete abis karena temen-temen gue jarang ada yang dengerin. Keburu cape kali ya karena kelamaan berdiri. Nah, kalau ngibar bendera kan mata temen-temen gue pasti akan terpusat di gue, apalagi kalau gue dapet bagian bawain bendera. Beuh keren! Maklum ye namanya juga anak ABG masih bau kencur, eksistensi adalah nomer satu. 

Awalnya gue pikir bakal have fun. Ya namanya juga eskul kan kaya main aja gitu. Eh, nggak tau nya gue salah pilih eskul euy kayanya. Boro-boro have fun, yang ada gue tekanan batin. ESKUL INI BANYAK ATURANNYA!

Dari sekian banyak aturan, gue akan menyoroti hubungan antara senior dan junior yang udah mirip hubungan antara ibu tiri yang jahat dan anak tiri yang malang. Salah sedikit, langsung di tegur. Mukanya jutek, di omongin. Terlalu banyak senyum, di kira kegenitan. Pokoknya serba salah banget kaya lagunya Raisa. Terus nih ya, junior di wajibkan untuk menyapa seniornya dengan ucapan "SELAMAT PAGI", "SELAMAT SIANG", SELAMAT SORE" setiap ketemu mereka di lingkungan sekolah. Kalau sekedar menyapa sih ya nggak masalah, tapi ini SAMBIL HORMAT DAN SENYUM. Jengkel nggak sih? Bangeeeeeeet. Gue sama temen-temen gue sering banget tuh bela-belain ngumpet kalau ketemu mereka. 
Kalau ketemu mereka terus pura-pura nggak lihat, lebih gawat lagi ; DI BENDING DI TEMPAT! 
Gue bener-bener nggak berdaya saat itu. 


APAKAH PENDERITAAN GUE HANYA SEGITU?

TIDAAAAAAK!

Puncaknya adalah ketika pelantikan capas a.k.a Calon Paskibra. Jadi, semua eskul, termasuk paskibra ngadain kemping gitu. Gue masih inget banget itu kelas dua SMP dan tempatnya di Cibereum. Di sinilah "penderitaan" gue di mulai. Belum apa-apa, gue diwajibkan untuk membeli barang-baang yang di perintahkan pelatih di warung dengan uang receh plus harus di kasih kuitansi. Lo tau? yang bikin sengsara adalah uang receh itu tulisannya harus tahun 1991. YA KALIIIIIII CARI DIMANA! Akhirnya gue muterin dari warung satu ke warung lain demi uang receh 1991. 

Singkat cerita, kita udah sampai di tempat perkemahan. Siang hari masih wajar, sore hari masih wajar. Malem hari......"pembantaian" di mulai!

Para senior mulai drama dan cari-cari kesalahan. 

Yang namanya push up, bending, lari-lari udah nggak keitung lagi. Padahal gue cuma salah sebut jawaban sedikit aja. Nangis nggak? Nggaaaaaak! Dalam hati gue sumpah serapahin tuh para senior yang udah mirip nenek sihir.
Tapi ada satu moment yang paling gue inget malem itu. Yaitu saat senior gue tanya begini :

"Kamu cinta Indonesia nggak?"
"Ya, kang".
"Cium tanah kalau kamu cinta Indonesia".

Gue diem. Senior gue diem. 

Akhirnya gue cium tanah...di depan senior gue!!!!
Hilang sudah lah harga diri gueeeeeeee.

Ada lagi yang lebih nggak penting....

"Ami, kamu udah punya pacar belum?"
Hening.
"Udah belum?"
Masih hening.
"Kalau bohong dosa, loh".
Buset, bisaan aja ngancemnya. 
"U...udah teh".
"Namanya?"
Gue sebutin tuh namanya. Lengkap dengan kelas dan eskul yang dia ikuti.
*BEGO TINGKAT INTERNASIONAL!*
"Sekarang kamu lari keliling sepuluh kali sambil teriak kencang "aku cintaaaa......*sebutin nama pacar*

SUMPAH YA, KALAU KETEMU DIA LAGI GUE PENGEN BANGET NYEKEK LEHERNYA KALAU BOLEH!

Besok paginya kita hiking. Nah, di hiking ini nggak terlalu kejam ya. Karena emang agendanya itu edukatif. Jawab pertanyaan tentang paskibra atau tentang Indonesia di setiap pemberhentian pos. Kalau salah ya paling di bending atau push up lima kali.

Selesai hiking, baru deh "penyiksaan" di mulai lagi......

Satu grup hiking itu kan terdiri dari sekitar lima orang. Nah, tiap grup ini biasanya di kasih pertanyaan yang menurut gue nggak masuk akal banget. Misalnya : "Kamu tau lagu manuk dadali? coba nyanyikan lagu itu dengan menggunakan bahasa inggris. Saya hitung sampai sepuluh. satu, dua, tiga....." MATI NGGAK TUH? MANA CAPE KAN ABIS HIKING!

Kalau nggak bisa jawab hukumannya macem-macem :

Gue kebagian dapet hukuman harus beli minuman fanta pake es tapi di kasih duitnya seribu. Lo tau kan harganya lebih mahal dari itu? tapi senior gue nggak peduli, pokoknya harus dapet fanta dengan duit segitu plus di kasih kuitansinya. MODYAAAR!

Temen gue ada yang dapet hukuman suruh hormat sama tukang baso. Dan tangannya nggak boleh turun sebelum tukang baso itu hormat balik. Dan nggak boleh di kasih tau. Temen gue udah mirip orang gila!

Tapi yang paling kasihan itu salah satu temen deket gue, dia dapet hukuman suruh hitung semua jumlah pohon pinus di sekitar hutan perkemahan kita. YA TUHAN ITU BANYAK BANGET! Dan jumlahnya harus tepat. Dengan oonnya, temen gue itu akhirnya nurut. Doi bener-bener ngitung! Nggak boleh di bantuin lagi. Udahlah, kalau gue jadi dia, gue lebih milih pulang aja. Nggak akan selesai sampai lebaran juga. Fufufufu.

-----------------------------

Itulah sepenggal ceria gue yang "apeu banget!". Kalau di inget-inget lagi sekarang nggak kesel lagi, yang ada malah ketawa ngakak. Ko mau aja di gituin? kenapa nggak protes? HAHAHAHA.


Love.
Amelia Utami
#30hariprodukifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Tanggal 30 April 2015 kemarin nggak kerasa udah satu tahun saya menjadi pengangguran :(

Perasaannya gimana? hmmm campur aduk. Yang pasti sih nggak nyangka bakal selama ini. Awal-awal mencari pekerjaan, saya masih santai. Masih berpikir kalau mencari pekerjaan itu nggak akan terlalu sulit. Tapi memasuki bulan ke-enam, saya mulai khawatir. Apalagi beberapa kali mengalami kegagalan. Dan tiap kali mengalami kegagalan ---yeah, I'm just human--- saya sedih, pesimis dan ngeluh sambil sesekali nangis. Hahaha ngaku!

Apakah saya mulai menyerah? Nggak! Tapi capek, iya. Bosan juga. Selama setahun ini yang namanya ngirim surat lamaran pekerjaan, baik online maupun melalui surat udah nggak keitung lagi jumlahnya. 

Untungnya saya nggak mau berlarut-larut dalam kondisi yang nganggur. Dari awal lulus, saya mulai merancang kegiatan yang produktif. Satu hari penuh. Tujuannya jelas, agar pikiran saya tidak "mati". Maka saya memilih kegiatan produktif yang saya sukai, yang kira-kira saya senang melakukannya.

Apa saja kegiatannya?

Pagi : Olahraga (bayangin, yang seumur hidup saya males banget olahraga, jadi rajin olahraga. bonusnya berat badan saya turun beberapa kg), terus biasanya saya lanjutin dengan nonton drama korea atau baca buku. 

Siang : buka internet untuk cari lowongan pekerjaan atau biasanya saya selingin dengan belajar bahasa inggris. Ya maklum, bahasa inggris saya belum terlalu jago hehehe. kalau saya ngantuk, saya tidur. kalau nggak ngantuk, ya saya nulis cerita. pengen kelarin cerita yang saya buat dari bulan Februari kemarin. Mudah-mudahan nggak males ya. 

Malem : nonton tv atau lanjutin nulis atau lanjutin baca buku. kadang ngobrol santai di selingi curhat sama teteh atau ibu. Hahaha maklum ye, bo! 

Kegiatan kaya gitu hampir tiap hari saya lakukan, kecuali kalau saya lagi pergi ke luar kota atau ada acara. Kelihatannya memang sangat sederhana dan sepele apalagi kegiatannya full di dalam rumah, tapi dampaknya bagi saya luar biasa. Seperti, saya lebih tenang, lebih bersemangat, pikiran tetap positif dan yang lebih penting otak saya tetap bekerja. Menyalurkan ide, menantang diri sendiri untuk melakukan something new dan mudah-mudahan bisa mengeluarkan karya.

Dan kemarin tiba-tiba tercetuslah ide untuk membuat #30hariproduktifmenulis. Jadi, selama 30 hari ke depan mulai hari ini saya akan menulis apa saja yang saya mau. Tidak terbatas dengan tema. Asal jangan melanggar norma-norma yang berlaku di media sosial ya. 

So, I would like to invite you who has a blog to join me in #30hariproduktifmenulis. You can share your posts on social media and hopefully we can inspire each other. 
Let's write to live a more productive! xoxo.


Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ▼  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ▼  Mei 2015 (15)
      • Idola Kamu Siapa?
      • Berani Bilang "TIDAK!"
      • Pengalaman Mengikuti Hijab Hunt 2015
      • What's wrong with people nowadays?
      • Jangan Jadi Orang Kampung yang Kampungan
      • Sakit Kepala
      • Drama Korea vs Sinetron Indonesia
      • Definisi Cantik
      • Menggenggam Angin
      • Mengukur Kemampuan
      • Celengan
      • However, I'm Happy.
      • Pesan Untuk Abang
      • Kalau di ingat lagi sekarang...APEU BANGET!
      • My Productive Activity
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates