Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"


Hai, baru bisa update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*.

Karena sekarang lagi bulan Ramadhan, saya jadi pengen bahas sedikit tentang bulan suci ini. Bukan sok religius atau menceramahi ya, tapi ini karena random thought saya aja yang kadang suka muncul tiba-tiba.

Bicara tentang bulan Ramadhan, bagi saya pribadi ini adalah bulan Ramadhan ke-2 yang paling berkesan setelah saya dewasa. Wow, berarti kemarin-kemarin nggak berkesan dong? hmmm gimana ya. Flashback sedikit, saya mulai puasa sehari penuh itu umur 9 tahun, yaitu kira-kira kelas tiga SD. Itu adalah puasa pertama yang meninggalkan banyak kesan dan kenangan manis : semangat sahur satu jam lebih awal, kaki ringan sekali melangkah ke Musholla untuk sholat berjamaah dan tadarus bersama teman-teman, serta silaturahmi dengan tetangga dalam bentuk buka bersama hampir setiap hari. Tidak ada keluhan lapar dan haus. Waktu berjalan sangat lambat dan saya menikmatinya. 

Kelas satu SMP adalah awal dari rasa "kosong" dalam menjalankan ibadah puasa. Malas pergi sholat berjamaah, malas mengaji, kerjaannya ngeluh mulu karena haus, lapar, capek karena harus berangkat sekolah dan bla bla bla. Kegiatan bulan Ramadhan hanya di isi dengan tidur, nonton tv, ngobrol hal-hal yang nggak penting dan ngeliatin jam mulu karena buka puasa rasanya tuh lamaaa banget. Bahkan setelah kuliah pun tetep aja nggak jauh berubah. Bulan Ramadhan saat-saat itu blaas tidak meninggalkan makna apa-apa di hati saya. Intinya ya cuma nahan lapar dan haus aja. 

Ramadhan tahun kemarin baru saya sadar, ya semacam ada kerinduan *ceilaaa*. Kerinduan pengen dekat dengan Allah melalui bulan Ramadhan. Saya mulai intropeksi diri : ko gue begini-begini aja ya tiap bulan puasa?. Kemudian saya melakukan koreksi. Ibadah yang menurut saya kurang, ya saya tingkatin. Kalau rasa malas dateng, biasanya saya langsung inget kalau saya udah gede, malu kalau masih males-malesan ibadah. Masa kalah sama anak kecil, yekaaaan? hahaha.

Untuk Ramadhan tahun ini, hampir nggak jauh beda sama tahun kemarin. Tapi tahun ini saya lebih, lebih, lebih meluangkan waktu untuk intropeksi diri. Jarang buka media sosial seperti biasanya, jarang nonton tv dan sebisa mungkin nggak mau ngeluh. Lebih menghargai waktu juga. Satu detik rasanya berharga banget karena sadar nggak sadar sekarang waktu tuh lebih cepat berputar. Rasanya tuh kaya di"tuntut" untuk ngelakuin yang terbaik. Kalau nggak, bakal rugi banget.

Sebelumnya saya suka ngeluh sama setiap cobaan yang Allah kasih, tapi sekarang sih lebih menerima sembari terus berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan. Alih-alih ngurusin kesalahan orang lain, saya lebih milih fokus pada kesalahan diri sendiri. Mungkin apa yang saya terima adalah buah dari salah satu perbuatan yang saya lakukan di masa lalu. Intinya, meskipun saya masih banyak sekali dosa dan kekurangan, tapi saya nggak mau menyerah untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. 

Akhir kata, 
Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga ibadah kita lebih baik lagi.
Mohon maaf atas kesalahan saya, baik di sengaja maupun tidak.

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hayo mana suaranya yang ngaku udah dewasa, tapi ternyata tingkahnya masih jauh dari dewasa? dengan malu-malu, saya mengakui, bahwa saya juga termasuk hahaha. Tapi seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya usia, saya baru menyadari beberapa hal yang membuat saya berpikir : mungkin saya sudah dewasa. Ya, saya sendiri nggak pernah berusaha dengan sengaja untuk menjadi dewasa. Saya percaya bahwa kedewasaan seseorang itu akan tiba pada waktunya. Tidak bisa di atur dan di rencanakan. Ya itu murni kesadaran diri saja.

Berikut hal-hal yang menurut saya dapat di jadikan indikator bahwa seseorang itu sudah mulai bersikap dewasa  :

notes : saya pernah mengalami beberapa hal di bawah ini, tapi dengan kasus yang berbeda *hehehe

CEKIDOT!

1. Berhenti total atau setidaknya mengurangi update status percintaan macam ABG labil di berbagai media sosial. Misalnya : udah dua jam nih dia belum ngasih kabar. Sepuluh menit kemudian update status dengan isi yang tidak jauh berbeda. *Yaelaa barangkali dia lagi tidur. Baru dua jam. Belum seharian, kan?*. Terus ternyata "dia" yang di maksud itu bukan pacar, tapi baru sebatas gebetan. *cubit nih!*. Contoh lain : hari ini update status baru jadian dengan si A, terus tiba-tiba besoknya putus dan di umumin di media sosial. Oke itu mungkin urusan kamu, tapi please, emang penting banget sampai harus di kasih tau ke semua orang?
Saya pribadi sekarang udah males update status begituan. Saya pikir, hubungan dekat saya dengan seseorang adalah murni urusan pribadi saya. Nggak perlu saya jelasin atau sering-sering mengumbar di media sosial. Toh orang juga nggak ada yang mau tau.

2. STOP mengumbar masalah pribadi atau lebih fatalnya aib sendiri secara terang-terangan di media sosial. *amit-amit saya belum pernah. Kalau nyerempet-nyerempet cerita masalah pribadi sih pernah, tapi untungnya nggak terlalu implisit*. Saya saranin sih ya, mending kalau cerita masalah pribadi itu cerita langsung ke orang yang bisa di percaya. Update status di media sosial cuma bikin kamu keliatan norak dan justru berujung kamu yang di permalukan. Setidaknya itu yang saya pelajari selama ini, bahwa saat kita sudah bisa memilih mana masalah yang harus di share atau di simpan aja buat diri kamu sendiri, di saat itu lah kamu sudah bersikap dewasa.

3. Berkurangnya minat kamu untuk mau tau urusan orang lain, terlebih kalau itu nggak ada hubungannya sama kamu. Misalnya : "eh, kenapa sih si A suka beli barang-barang mewah?". Terus hubungannya sama kamu apa? dia beli pake duit dia sendiri, kan? atau yang lebih resek : "Kenapa dia harus ngambil keputusan begitu? kan lebih baik begini". Kalau bertanya itu wajar ya, tapi bertanya juga harus tau porsinya. Kalau kamu nggak di mintai pendapat, mending kamu nggak usah tanya. Karena kamu nggak tau alasan di balik keputusan yang dia ambil itu apa. Bisa jadi itu yang terbaik untuk dia.

4. Kurang-kurangilah mengeluh. Saya akui ini lumayan susaaaaah banget, soalnya sampai detik ini pun tanpa sadar saya masih sering ngeluh, bahkan untuk masalah sepele. Tapi, tapi, tapi, kita harus berusaha keras. Saya pun demikian. Kalau mau ngeluh setidaknya mikir dulu atau membayangkan kalau mungkin aja masalah yang saya hadapi tuh nggak seberapa di bandingkan masalah orang lain yang lebih berat.

5. Kamu sudah tau tujuan hidup kamu dan prioritas yang akan kamu kerjakan sekarang. Ini penting nih ya. Saya pernah update status di line yang kira-kira isinya begini : semakin bertambahnya umur, pikiran kamu akan tersita bukan hanya untuk cinta-galau-belum move on-bla bla bla, tapi untuk hal-hal yang lebih realitis : mengejar mimpi, membahagiakan orang tua, mencari uang dan lain-lain. Kita memang tidak tau apa yang akan terjadi besok, tapi setidaknya kita memiliki rencana akan melakukan apa saja. Dengan memiliki pemikiran seperti itu, kita sudah membuktikan bahwa kita mulai bersikap dewasa. Bertanggung jawab atas hidup kita. Bertanggung jawab atas diri kita. Bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan sekarang dan apa yang akan kita lakukan di masa depan nanti.

Sebenarnya masih banyak sih indikator lain, tapi yang baru saya rasakan baru segitu. Kalau ada yang mau nambahin, silakan meninggalkan komentar di blog ini ya ^^.

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pengen bahas ini juga karena salah satu following saya di twitter membahasnya tadi siang. Hmmm hmmm saya jadi inget pengalaman pribadi. Saya baru berani sharing cerita setelah kejadiannya sudah terjadi empat tahun yang lalu. Bagi saya itu adalah masa kegelapan dalam hidup saya. Suram!

Sebelumnya saya mau bahas tentang abusive relationship dulu menurut kacamata saya pribadi. Abusive relationship adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang penuh dengan kekerasan. Bisa dalam hubungan pacaran atau rumah tangga. Kekerasannya bisa seksual, fisik atau verbal (ngomong kasar, memaki, membentak keras, mengancam, mengintimidasi dan sejenisnya). Yang pernah saya alami adalah kekerasan verbal. Meskipun nggak sampai membuat saya trauma dalam menjalin hubungan dengan laki-laki, tapi tetap saja sakit hatinya masih membekas dan susah saya lupain. 

Jadi, dulu saya pernah punya mantan pacar. Kami pacaran waktu SMA. Usianya satu tahun di bawah saya (yup, saya pacaran sama adik kelas). Awalnya hubungan kami baik-baik aja. Secara masih SMA juga kan. Saya pernah menilainya sebagai laki-laki yang pendiam, baik dan nggak banyak tingkah (di buktikan dengan dia bukan perokok). Nah, masalah muncul ketika saya lulus SMA dan saya kuliah di Bandung. Itu membuat kami menjalankan hubungan jarak jauh.

Di awal-awal LDR nggak ada masalah. Saya kuliah dan dia juga sekolah. Tapi lama-lama dia mulai insecure, over jealous dan over protective. Mulanya saya masih bisa memaklumi, tapi lama-lama saya gerah dan mulai curiga ada yang nggak beres sama cowok ini. Antara kurang piknik, kurang gaul atau emang jiwanya sakit.

Pertama, dia meminta secara paksa password facebook saya. Oke, karena waktu itu saya merasa nggak ada yang di sembunyikan akhirnya saya kasih (demi apapun saya polos dan bodoh banget). Saya pikir dia nggak akan berani ngapa-ngapain. Singkat kata, namanya juga mahasiswa baru ya pasti banyak temen-temen yang minta kenalan atau saya kenalan gitu dan berakhir dengan request pertemanan di facebook. Saya baru menyadari ada yang salah ketika teman kampus laki-laki saya bilang katanya akun facebooknya di block oleh saya ketika friends request. Tentunya saya kaget karena saya nggak merasa melakukan itu. Saya nanya baik-baik ke cowok saya. Awalnya dia nggak ngaku. Setelah saya desak akhirnya doi ngaku dan katanya dia bakal block akun cowok yang request pertemanan di facebook saya. 
Nggak berhenti sampai di situ, dia juga maki-maki seluruh temen cowok saya melalui inbox facebook dengan kata-kata yang kasar. Kadangkala tanpa sepengetahuan saya, dia buat update status di beranda facebook saya yang intinya jangan ganggu saya karena udah punya pacar. Saya juga di paksa untuk mengganti nama facebook dengan nama belakang dia. Akibatnya saya mulai ketakutan dan diam-diam membuat akun facebook baru. Walaupun akhirnya ketahuan juga, tapi saya bersikeras nggak mau kasih password facebook baru saya. Hanya untuk mempertahankan sebuah password media sosial, telinga saya harus sakit menahan cacian dan mata saya harus tahan membaca setiap kalimat-kalimat kasar yang di kirimnya. 

Kedua, tingkah dia sudah sangat mengganggu kehidupan sosial saya. Saya harus membalas sms atau telfon dari dia selama hampir 24 jam. Nggak peduli saya lagi makan, mandi, ngerjain tugas atau lagi kuliah. Lama bales sms sedikit aja, saya langsung di tuduh lagi smsan sama cowok lain. Dia juga melarang saya untuk pergi main sama teman-teman perempuan saya. Sekalinya mengijinkan, dengan syarat saya harus membalas smsnya setiap menit. Padahal waktu itu saya lagi nonton film di bioskop. Ya bayangin aja gimana rasanya nonton film sambil smsan. Gelap pula. Dan yang lebih gilanya, dia melarang saya untuk duduk berdekatan dengan teman cowok ketika di kelas. Karena saya nggak tahan lagi akhirnya saya bilang ke dia : kampus aku tuh bukan kampus khusus perempuan dan aku nggak punya hak untuk ngatur teman-teman cowok aku harus duduk dimana. Dan dia tetap nggak terima dan berakhir dengan menuduh saya genit dan cari perhatian. Gangguan jiwa emang, di pikir dia apa yang bayar uang kuliah gue?. Tapi dasarnya saya orangnya sabodo teuing, semakin dia melarang keras, semakin saya menggila. Saya pernah sengaja berbohong lagi tidur siang padahal saya lagi main sama temen-temen. Saya sengaja tidur lebih sore padahal saya lagi smsan sama temen cowok kampus saya. Saya nggak peduli, rasanya jiwa udah tekanan batin banget.

Ketiga, kata-kata dia semakin hari semakin kasar bahkan hanya untuk masalah sepele. Saya pernah di bilang pe****r saat saya mengikuti kegiatan kampus di malam hari. Padahal malam harinya itu jam tujuh dan itu rame-rame ada temen-temen cewek juga. Melalui telfon dia melarang saya untuk pergi dengan tidak lupa memaki dengan nama-nama binatang. Saya nggak tahan lagi. Sambil nangis saya berani bilang : kamu ba****an!. Saya nggak tau lagi kata apa yang pantes buat dia. Orang tua yang membesarkan saya dari kecil aja nggak melarang, ini dia siapa? BAH!

Keempat, dia mulai berani mengancam. Karena saya nggak tahan lagi akhirnya saya minta putus. Dan ya dia mulai drama. Ceritanya nggak terima gitu. Dia menuduh saya selingkuh dan mengancam akan pergi ke Bandung untuk membunuh temen-temen cowok saya di kampus. Saya nggak takut, saya mengancam balik bakal ngelaporin dia ke polisi. Dia nggak mau menyerah gitu aja. Dia kirim sms ke ibu saya dan teteh saya untuk minta dukungan. Untungnya mereka nggak peduli karena saya udah cerita. Karena dia masih juga belum jera, jalan terakhir saya adalah mengganti no HP saya, memblokir akun facebook dia dan mengganti password akun facebook. Dia mulai meneror saya dengan kata-kata kasar melalui inbox facebook. Saya nggak membalasnya, langsung saya hapus. 

Bagaimana rasanya setelah lepas dari dia?
JANGAN DITANYA! LEGAAAAAAA BANGET. HIDUP JADI LEBIH BAHAGIA, NYAMAN DAN NGGAK DI HANTUI KETAKUTAN. 
Bayangin, siapa juga yang nggak nangis sering di omong kasar begitu? siapa juga yang nggak tekanan batin di perlakukan seperti itu? berkali-kali saya sempet kaya orang bego karena bisa bertahan lama menjalin hubungan dengan cowok macam begitu. Tiap mau pergi rasanya kaya ada yang ngikutin, kaya ada yang mata-matain. Tiap mau tidur selalu di hantui besok mau bohong apalagi ya biar bisa main dan ikut kegiatan kampus tanpa di maki-maki.
Udah nggak keitung berapa kali saya maafin dia dan percaya dengan janji-janjinya kalau bakal berubah. Preeeet! dan anehnya, saya masih punya hati buat bantuin dia kalau dia lagi kesulitan. Sampai akhirnya saya berani ambil tindakan. Ini sudah di luar batas.

Saya cerita begini supaya kalian lebih hati-hati pilih pacar atau pasangan ya. Yang udah pernah saya bilang, kalau sekarang tuh jaman orang ngaku waras tapi sebenarnya gangguan jiwa. Memaklumi tindakan kasar seperti saya di awal-awal dulu adalah perbuatan yang bodoh. Persetan dengan cinta atau apalah. Kalau cowok kamu begitu, jangan ragu buat tinggalin dia. Kalau cowok kamu udah main kekerasan fisik, jangan ragu lapor orang tua atau polisi. Biasanya cowok begitu tuh cuma berani ngomongnya doang, realisasinya sih nol besar. Nggak berani. Jadi, jangan mau di gituin. Kamu berhak dapet cowok yang baik dan nggak pantes dapet cowok begitu. Intinya, jangan di butakan oleh cinta. Be smart girl, ya.

Oh ya, kalau ketemu mantan pacar saya ini pengen banget ngelempar sepatu atau apaaaa gitu. 
*emosi tingkat tinggi, maaaaaaaan!*

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Semenjak saya memiliki smartphone (cieeee), saya memiliki beberapa akun media sosial. Mulai dari yang sering aktif, maupun yang jarang aktif. Dari semua jenis media sosial yang ada, saya hanya memiliki beberapa. Beberapa yang menurut saya menarik dan cocok untuk kebutuhan saya. Bukan hanya sekedar ikut-ikutan. 

Berikut media sosial yang saya miliki :

1. Instagram
Beneran deh media sosial ini wajib banget kamu miliki, apalagi yang hobi fotografi atau sekedar selfie hahaha. Instagram bagi saya pribadi sih bukan hanya sekedar media sharing foto, tapi juga membuat saya lebih kreatif dalam mengolah foto saya sebelum di upload, sehingga keliatan lebih menarik. Misalnya, saya belajar mengatur tune image (brightness, contrast dan highlights) supaya foto saya lebih cerah secara alami. Tidak ekstrim macam pake camera 360 atau camera beauty plus. Terus kita bisa mengatur size foto sesuka hati kita. Kita juga bisa menambahkan efek pada foto kita. Selama tidak mencolok mata sih, itu oke-oke aja ya. Apalagi kalau kombinasinya pas, jatuhnya foto kita malah lebih keren.

Aplikasi foto yang biasa saya gunakan : Photo Grid, PicArt, Square InstaPic, VSCO Cam dan Snapseed. Dari semuanya, Snapseed juaranya!

Akun Instagram favorit saya : @lucedaleco (yang suka vintage seperti saya, she is queen of vintage from Indonesia), @indahnadapuspita dan @thataljundiah (blogger hijab favorit saya), @bestkdramas (yang suka nonton drama korea, akun ini sangat update dengan drama terbaru dan memberi rekomendasi mana drama yang seru ceritanya. Hati-hati spoiler ya hihi), @amrazing (fotonya keren-keren dan di jamin mupeng mulu untuk travelling), @chachathaib (selain anaknya gemesin banget, saya suka kepoin akun dia karena biasanya merekomendasikan online shop yang oke hehehe).

2. Blog
Yang kurang puas curhat atau berbagi cerita lewat media sosial lain karena jumlah katanya terbatas, blog bisa jadi pilihan. Apalagi yang hobi menulis seperti saya, blog sangat membantu sekali. Bahkan kalau postingan blog kita banyak pengunjungnya, bukan tidak mungkin blog bukan hanya sekedar lahan menulis, tapi juga dapat dijadikan sebagai pekerjaan. Sebutannya adalah blogger. Udah baca kan kisahnya Raditya Dika? doi bisa sukses sekarang berawal dari postingan-postingan dia di blog. 
Tapi sebagai orang yang suka menulis blog, saya nggak terlalu mikir sukses sih. Bisa di baca orang aja udah bersyukur. Intinya sukses itu bonus. Bonus dari kerja keras kita. Yang lebih penting kita tetap konsisten menulis eaaaaaaa. *mulai alay*.

Blogger favorit saya : Anastasia Siantar, Dramatroll, Andra Alodita dan Amrazing

3. Path
Dibandingkan dengan teman-teman, saya termasuk telat memiliki akun Path. Baru beberapa bulan saya bergabung dengan Path. Awalnya nggak ngerti fungsi Path ini apa. Setelah liat postingan-postingan temen, akhirnya saya  paham. Intinya sih kita bisa "pamer" lokasi kita sekarang dimana, lagi baca buku apa, dengerin musik apa, nonton film apa (bareng siapa juga penting nih ya hehehe). Kita juga bisa share quotes (yang jumlah katanya nggak terbatas seperti twitter), foto dan video. Sampai saat ini Path masih seru ya, asal jangan hobi nge-tag berjamaah aja. Oh ya, path ini juga katanya lebih private karena jumlah pertemanan yang di terima nggak banyak dan list friends-nya ya temen-temen yang kita kenal aja.

4. Twitter
Pertama aktif di twitter tahun 2009. Dari tahun 2010-2013 adalah masa seru-serunya twitter. Belum ada twitwar (tau twitwar? itu loh maksudnya perang di twitter. Lagian perang ko di twitter?), belum ada iklan-iklan sampah yang menyebalkan juga. Nggak bisa di pungkiri, semakin banyak media sosial baru bermunculan, twitter jadi sepi. Setidaknya di twitter saya. Kadang saya kangen mention-mention sama temen-temen, retweet twit mereka atau bikin twit galau-galau hahaha. Sekarang buka twitter cuma buat baca berita, kepoin twit selebtwit atau ngetwit ala kadarnya. *muka sedih*

5. Facebook
Setelah Friendster udah redup pamornya, nah penggantinya adalah facebook. Meskipun udah nggak setenar tahun-tahun awal kemunculannya, facebook di bilang masih banyak pengikutnya sampai sekarang, termasuk saya. Waktu awal main facebook, saya akui, saya sangat alay sekali. Sering update status galau-galau nggak jelas. Tapi sekarang sih fungsi facebook bagi saya lebih ke mini blog. Berhubung saya udah me-remove teman-teman yang nggak saya kenal dan sebagai gantinya saya add akun-akun yang bermanfaat.

Akun facebook favorit saya : Alfathri Adlin (beliau suka bahas filsafat, agama dan cerita kehidupan yang menginspirasi), Hendi Jo (yang suka sama sejarah tapi males baca buku, bisa kepoin akun beliau. Beliau juga suka sharing foto jaman sejarah yang jarang ada di buku), Mas Hendrajit (Politik), Kafil Yamin (suka aja sama pengetahuan yang beliau share, terutama tentang jurnalistik), Sidrotun Naim dan Dedi Priadi (suka dengan cara beliau berdua mendidik anaknya dan terutama bu Naim suka sharing tentang politik juga).
notes : saya nggak kenal secara pribadi sama pemilik akun-akun tersebut, tapi bagi saya itulah salah satu fungsi media sosial yang positif, yaitu saling menginspirasi, meski tak saling kenal di dunia nyata.

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hai, semenjak notebook saya error, saya jarang post tulisan baru untuk #30hariproduktifmenulis. Ketinggalan jauh deh sama temen saya, Rini, huhuhu. Tapi untungnya ada laptop punya teteh yang nganggur kalau dia lagi di kantor atau nggak lagi dia pake. *peluk teteh*.

Nah, sekarang saya mau bahas tentang masa lalu. Bukan bersama mantan ya *ehm*. Jadi, dari remaja saya punya kebiasaan aneh, yaitu suka ngumpulin barang-barang jaman dulu. Jaman saya masih kecil. Beruntung saya menghabiskan masa kecil pada tahun 90an, dimana konon katanya masa itu adalah masa paling bahagia bagi anak-anak di seluruh dunia. Barang yang masih di simpan nggak banyak sih karena rumah saya pernah di renovasi besar-besaran, jadi banyak yang nggak tau deh pada kemana.

Ini barang-barang yang masih saya selamatkan dan saya simpan serapih-rapihnya. Beberapa barang udah pernah saya posting di instagram :

1. Perangko

Koleksi Pribadi
Hayo siapa yang dulu hobi pergi ke kantor pos? pasti nggak asing deh sama benda yang satu ini. Lihat harganya masih 300 sampai 500 perak. Dengan harga perangko yang murah itu, di jamin surat kita bakal sampai ke tempat tujuan.

2. Mengirim Surat ke Artis Cilik

Koleksi Pribadi
Masa kecil kamu pokoknya belum lengkap kalau belum mengalami masa-masa ngirim surat ke artis cilik. Dulu saya bela-belain beli majalah bobo untuk dapetin alamat rumah artis. Terus dengan pedenya saya kirim surat ke mereka sama minta foto. Biasanya di balas satu-dua minggu. Rasanya tuh seneng banget kalau ada pak Pos dateng ke rumah. 

3. Kaset


Koleksi Pribadi. Lebih tepatnya punya kakak.
Kayanya barang ini dari jaman ayah ibu kita masih muda udah pada punya deh. Secara belum ada dvd atau cd. Waktu saya kecil toko kaset masih berjaya. Saya banyak ngoleksi kaset lagu anak-anak tapi nggak tau pada hilang kemana :(. Udah paling kesel kalau pita kasetnya udah mulai kusut. Terus dengan sabarnya di benerin dengan cara diputer pake pulpen sampai rapih lagi. Hahahaha

4. Bola Bekel


Koleksi Pribadi
Permainan wajib anak perempuan tahun 90an nih. Lawannya bisa temen, kakak atau bahkan ibunya. Paling gemes kalau lawan kita nggak "mati-mati". Kapan kita mainnya? hihi

5. Tiket Timezone

Koleksi Pribadi
Hiburan paling mewah pada zamannya sih menurut saya. Karena waktu saya kecil aja tiketnya bisa di bilang mahal dan Timezone ini hanya ada di mall-mall besar. Jadi, anak 90an kalau udah main kesini tuh keren banget. Meskipun tiketnya pas di tukar cuma dapet pulpen atau penghapus. 

6. Kartu

Koleksi Pribadi
Sebenarnya saya nggak tau namanya kartu apa. Saya suka beli di abang kloneng-kloneng waktu SD. Btw, tau abang kloneng-kloneng nggak? itu loh abang yang jual mainan keliling dengan pake sepeda. Kenapa di panggil kloneng-kloneng? karena itu bunyi bel sepedanya. *terserah lo deh, ami*.

7. Origami Paper


Koleksi Pribadi
Ini sih biasanya di pake buat pelajaran KTK. Buset deh nyebutnya ktk keliatan banget sd nya udah lama hahaha. Atau biasanya di pake buat minta no telfon rumah temen cewek atau cowok yang kita suka. Cieeeee!

8. Kamera 

Koleksi Pribadi
Meskipun sering kesel karena waktu di cetak hasil gambarnya buram, blur atau bahkan kebakar, percayalah bahwa benda ini sangat sangat berguna untuk mengabadikan moment pada jamannya. Banyak orang tua yang rela nabung buat beli benda ini untuk ngambil gambar anak-anaknya. 

9. Monopoli


Koleksi Pribadi
Bagi kalian yang dibesarkan oleh keluarga sederhana seperti saya, mungkin bisa pergi ke luar negeri hanyalah mimpi di siang bolong. Maka berterima kasihlah pada orang yang sudah menciptakan permainan Monopoli, sehingga bisa mewujudkan mimpi anak-anak kecil seperti saya dulu untuk jalan-jalan ke luar negeri tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.

10. Lupus


Koleksi Pribadi
Untuk anak-anak atau remaja 90an pasti masih inget dong kata-kata gaul macam : bokis, ngibul, ngedumel, eike dan lain-lain.  Kata-kata itu banyak berasal dari novel Lupus karya Hilman. Dijamin kamu bakal ketawa guling-guling pas baca. Hilman emang jagonya bikin cerita kocak waktu itu. Cerita Lupus juga udah di bikin film dan sinetron. Yang terkenal sih, Lupus Millenia. Tayang awal tahun 2000-an di Indosiar. Tuh kan saya masih inget, jadinya kangen pengen nonton lagi.

11. Komik

Koleksi Pribadi
Sumber imajinasi saya waktu kecil. Sebenarnya selain komik ada lagi buku-buku bergambar yang ceritanya anak perempuan banget, seperti Cinderella, Alibaba dan 40 Penyamun. Angsa Emas, Gadis Penjual Korek Api dan lain-lain. Dan yeah sayang banget itu hilang tak berbekas. :(

12. Tazos


Koleksi Pribadi
Ini sih banyak anak-anak kecil tahun 90an yang rela beli chiki banyak-banyak supaya dapet hadiah tazos dan di adu sama temen-temennya. Makin lusuh tampilan tazos, makin keren katanya sih. 

13.  Kartu Nabati

Koleksi Pribadi
Kalau kartu ini dapet hadiah dari biskuit nabati yang kalau nggak salah harganya 300 perak atau berapa itu. Agak lupa.

14. Pensil Gambar Luna


Koleksi Pribadi
Salah satu kebahagiaan anak-anak 90an adalah ketika pelajaran menggambar disekolah dan mewarnai pake pensil gambar Luna. Jangan harap deh mau di pinjemin. Yang ada berantem dulu hahaha.

15. Radio


Koleksi Pribadi
Kalau sekarang nggak ada kegiatan atau lagi bete biasanya main HP terus buka media sosial. Waktu saya kecil kalau lagi nggak ada kegiatan atau biasanya nih kalau bete nungguin adzan maghrib pas bulan Ramadhan, ya mending dengerin radio sambil request lagu kesukaan. Jangan lupa titip salam buat temen-temen ya, hehehe.


Love.
Amelia Utami
#30hariprodukifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
How are you today?
At least this morning I'm fine.

How do you feel today?
I'm feeling pretty good. That's because I have not moved on from Korean Drama "Healer" and I still listen to the Original Soundtrack with the title Eternal Love. It's my mood booster these day. I know I'm being "crazy" when I begin idolize something or someone. But it makes me happy, though not for long.

It's time for you to question the actual question...

1. Who are you?
Me? "you" don't know me? hey, "you" should who I am. My name is Amelia Utami.

2. What kind of people are you?
Honestly, this is a difficult question. I was one of those people who have difficulty when having to explain it. I don't really know what kind of person I'm. Whether I'm kind person or not. I'm not sure. Till now I live with what I believe is right.

3. What your daily activities?
Searching a job, reading, writing and watching Korean Drama. Sometimes I do chores, such as sweeping, watering flowers and help my mom to cooking in the kitchen. Ah, I'm really busy.

4. What activities do you like most?
Go to bed, turn off lamp, close my eyes and listening to the music until I fell asleep. Usually before I fall asleep, I will imagining anything that is my mind. Sometimes I imagine travelling to my favorite country and I will upload plane ticket photo on Instagram, Path or other media social. And then I will photo with hashtag ootd. I will forget about it when I was asleep and wake up the next morning.

5. What your plan in the near future?
Getting a job.

6. What things would you want in the near future?
Repair damage my notebook, replace the hardisk and buy a hardisk external so that I can collect Korean Drama. Fix!

7. What dreams are you have?
It was very much really. Beyond reality, I have many dreams. I wanna be an actress, because I love acting and when high school I joined a theater group. I wanna be model because I like to pose. When I annoyed with Indonesia soap opera, I wanna be screenwriter with a few stories that I created in my mind. If I have a lot of money, I want to open a food cafe with vintage decor or I open bookstore because where I live there are no bookstore with a collection of the complete book. But I think, from these dreams, I wanna be novelist.

8. Who your motivator?
Myself. I tried hard no to dependence on other.

9. What makes you happy?
Basically, I'm a person who is happy, even with trivial things. When there a new Korean Drama, I'm happy. When I buy a new book, I'm happy. Not hard to makes me happy. And for this one, I most understand.

10. What makes you sad?
See people that I love sad.

11. What makes you difficult to tell other people?
Oh I hate this question. Hmmm about my family. I feel there is a heavy load on my back when I had to tell  my family condition now. Even I don't dare to give a bit hint. It's not something that is easy to tell. Maybe I will tell five or ten years to come. But I'm not promise.

12. What weakness and excess do you have?
I have many weakness, sometimes I still like irritable and lazy to do something. But fortunately, I'm trying to change it. I don't want much tell about my excess, maybe the only thing that makes me proud is that I always try to do best for all the things I do. 

13. Are you grateful with your life?
Yes, of course. In another hemisphere or outside my home there are still many people whose live have difficulty. That's what makes me not much to complain with all the difficulties that are being experienced.

Thank you...
"I" hope the questions can help you.

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ▼  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ▼  Juni 2015 (6)
      • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
      • Dewasa Versi Ami
      • Abusive Relationship
      • Media Sosial
      • My 90s Stuff
      • 13 Questions From My Heart To Myself
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates