Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"

Waktu kuliah saya pernah mengagumi temen baik saya (sampai sekarang pun masih menjadi teman baik alhamdulillah). Bukan karena dia cantik/ganteng, bukan karena dia mahasiswa populer, bukan karena dia cerdas, apalagi bukan karena dia orang kaya. Saya mengagumi dia atau lebih tepatnya suka berteman dengan dia karena "kegeloan" dia dalam menyikapi hidup. Serius, mungkin ini terdengar "what the....?" tapi yeah begitu lah kenyataannya.

Awal ketemu sama dia saat kita di pertemukan (ceila di pertemukan romantis banget! haha) di satu kegiatan kampus yang membuat kita sering bertemu. Setelah basa-basi saling memperkenalkan diri, kita berdua mulai akrab. Disamping dia orang nya mudah akrab sama orang baru.

Pada suatu perbincangan....

"Nungguin siapa, Mi?"
*sebutin salah satu teman dekat saya*
"Kenapa sih kalian kemana-mana selalu berdua? temenan kan nggak mesti kemana-mana bareng".
*saya melongo*
"Kalau dia jatuh ke sungai, kamu juga ikutan jatuh?"

Sumpah asli ini orang nyebelin banget. Blak-blakan. Ngomongnya pedes dan tajam. Setajam Feni Rose waktu bilang "Setajam Silet".

Oh ya, dia orang pertama yang berani-beraninya bilang lagu-lagu di playlist hp saya dengan sebutan "lagu-lagu Dahsyat (tau kan acara musik itu?)". Kampret banget! Hahaha. 

Awal-awal jadi mahasiswa baru, saya ini orangnya kaku. Apa-apa harus serba teratur (walaupun sampai sekarang masih tapi nggak separah dulu). Kakunya saya itu termasuk dalam hal belajar. Dari SD saya lebih suka menghafal daripada menghitung. Itu di buktikan dengan nilai matematika saya yang pas-pasan. Nah waktu menghadapi ujian pertama di bangku kuliah, sistem belajar menghafal itu masih saya terapkan. Saya nggak mau ambil resiko. Semuanya saya lahap. Saya afalin. Nggak ada materi yang kelewat satu pun.

Tiba-tiba kosan saya kedatangan tamu, yaitu temen saya itu (ceritanya kita emang udah akrab). Dia kaget banget liat keadaan kosan saya yang udah mirip kosan mahasiswa teladan tingkat nasional. Dimana-mana buku-buku dan catatan materi kuliah bertebaran. Di meja, karpet sampai tempat tidur. Seolah-olah besok saya akan menghadapi ujian hidup yang berat. 

"Astaga, ami lagi ngapain?" *dengan tampang dia yang akting abis*
"Lagi belajar lah. Besok kan ujian".
"Oh my Gooood. Ini semua di afalin?" 
"Iya dong!" *dengan muka bangga*.
"Ngapain di afalin?"
*saya melongo*. Ngapain dia afalin? ya biar bisa jawab soal-soal ujian lah. 
"Nggak usah sampai di afalin juga kali".
"Emang kenapa?"
"Percuma di afalin. Kelar ujian pasti tar lupa semua".
Dalem hati ngomong : Ya bodo banget lah lupa juga. Yang penting ujian hari itu selamet met met!

DIA MALAH KETAWA. BENER-BENER KETAWA!

"Belajar yang bener itu di pahamin, Mi. Bukan di afalin. Afal belum tentu paham".
Tiba-tiba saya kaya di tampar keras gitu!
"Jadi, santai aja. Yang penting baca dan pahamin materinya. Kalau udah paham, nggak perlu menghafal".

Pada suatu hari saya cemberut sepanjang hari karena salah satu mata kuliah dapet nilai C. Nilai yang nggak saya harapkan karena saya sudah belajar sangat keras. Ini lah salah satu kekakuan saya yang lain. Saya menganggap kuliah itu sama dengan SMA, SMP bahkan SD yang menganggap parameter mahasiswa yang pinter itu mendapatkan nilai yang bagus, kalau bisa sempurna. Mendapatkan nilai bagus itu berarti saya sudah berhasil menjawab soal-soal dengan bener. Ternyata saya salah besar....

"Aku pernah dapet nilai C dan biasa aja".
"Ko bisa nggak kepikiran?".
"Ngapain di pikirin? berarti kemampuan aku cuma segitu. Aku harus belajar lagi".
Saya diem aja. Nggak tau harus jawab apa. Sumpah ya seumur hidup saya baru ketemu sama orang se-enjoy itu dalam menghadapi masalah yang genting. Nilai kuliah dimata saya itu masalah genting loh. Hahahaha.
"Emang tujuan kuliah itu apa sih, Mi? Biar dapet nilai bagus?"
"Ya iya lah".
"Tapi kamu bisa pertanggung jawabin nilai-nilai bagus kamu itu nggak? bukan sekarang, tapi nanti kalau udah lulus kuliah".
Saya diem aja.
"Tanggung jawabnya berat loh".
"Kamu dapet nilai bagus itu paham nggak sama materi kuliahnya?"
Saya makin mingkem.
"Nilai itu bukan tujuan utama, Mi. Yang penting ilmunya "dapet" nggak. Itu yang penting".

LAH, BENER JUGA YA!  

Perlu diketahui, temen saya ini bagi orang lain mungkin biasa aja. Nggak pinter. Tapi bagi saya dia itu pinter banget dan pinternya tuh nggak keliatan. Dasar emang orangnya gelo. Dia bisa menguasai beberapa bahasa asing dengan belajar sendiri, nggak pake kursus-kursusan. Dan prinsip hidup dia yang "jadilah manusia yang bermanfaat untuk orang lain", saya akui, saya terinspirasi dari dia. Saya belajar bahwa untuk jadi pintar bukan hanya dengan nilai-nilai mata kuliah yang bagus, tapi juga bisa memberikan ilmu yang bermanfaat untuk orang lain. Saya juga diperkenalkan sama kegiatan-kegiatan yang positif, salah satunya di Museum. Untuk yang satu ini, saya berterima kasih banget. Karena ilmunya bermanfaat ketika saya terjun di lingkungan kerja.

Oh ya, kalau belum kenal dekat, dia ini orangnya nyebelin. Banget. Berpotensi bikin orang kesel. Tapi bener kata Defbry, se-nyebelin-nyebelin-nya dia, kita nggak akan bisa marah sama dia. Dan itu bener! Satu kejadian yang nggak pernah bisa saya lupain yaitu setiap saya berantem sama Defbry, dia hampir selalu ada dan setelah kita selesai berantem, dia bilang : "Traktir gue makan dong!". Kurang ajar banget, kan? hahahaha.

Dan saya bahagia sekarang dia sudah menemukan someone special-nya :)

Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pernah ngerasain bahagia banget saat mendapatkan sesuatu atau mengalami kejadian yang sebenarnya di mata orang lain...hmmm biasa aja? saya sering mengalaminya. Hal-hal sepele yang di mata orang lain biasa saja bahkan cenderung melihatnya aneh, tapi di mata saya itu mampu membuat saya sumringah sampai senyum-senyum sendiri. Seolah hal itu mampu menutupi luka-luka di hati saya dan seketika permasalahan hidup saya kelar saat itu juga. Kebahagian yang saya dapatkan mungkin jauh dari kesan mewah, jauh dari hingar bingar keramaian, bahkan orang lain pun saya pikir tidak akan mengerti mengapa saya bisa sebahagia itu.

Saya bahagia ketika buku-buku pesenan saya tiba di rumah.
Saya bahagia ketika mampu menyelesaikan pekerjaan saya dengan baik.
Saya bahagia ketika melihat orang tua saya tidak sakit.
Saya bahagia walaupun hampir setiap weekend hanya menonton drama korea berjam-jam.
Dan saya bahagia setiap kali hati saya tenang, di jauhkan dari pikiran negatif dan rasa gelisah. 

Pada suatu hari di tempat saya bekerja di putarkan sebuah video kultum dari seorang ustadz. Kegiatan ini sebenarnya rutin di lakukan satu minggu sekali setiap hari Jumat. Dari sekian banyak video yang sudah di putar, ada satu video yang paling mengena di hati saya. Sang ustadz kira-kira berkata begini : 

"Bekerjalah seolah-olah kita mendapatkan gaji sepuluh juta/bulan. Walaupun kenyataannya kita hanya mendapatkan gaji jauh di bawah itu, tetaplah bersyukur. Allah menggenapi "gaji" sepuluh juta itu dengan hal-hal lain. Bukan dengan bentuk uang, tapi dalam bentuk kita di berikan kesehatan, keluarga kita harmonis, memiliki banyak teman baik, hati kita selalu tenang dan lain-lain. Bandingkan dengan orang yang bekerja dengan gaji sepuluh juta/bulan tapi serasa bekerja dengan gaji dua juta/bulan. Setiap hari selalu mengeluh dan merasa tidak pernah cukup. Tanpa dia sadari, Allah "mengambil" sisa gajinya untuk hal-hal yang tidak pernah ia duga, yaitu salah satu anggota keluarganya ada yang sakit sehingga membutuhkan biaya yang banyak untuk berobat, keluarganya kurang harmonis dan hati dia selalu gelisah untuk hal-hal yang tidak jelas".

Mungkin hikmah yang dapat di ambil dari video kultum tersebut adalah mengenai ikhlas dalam bekerja. Tapi bagi saya, hikmah yang dapat di ambil justru lebih luas, yaitu betapa Allah sangat adil dalam memberikan kebahagian untuk setiap orang. Dan untuk saya, rezeki kebahagian saya itu seringnya datang dari hal-hal yang remeh temeh tapi mampu membuat saya bahagia seperti mendapatkan uang yang banyak.

Well, mulai sekarang yuk mari bersama-sama stop to say "hidup gue ko begini banget ya" karena kalau di ceritain, setiap orang pasti memiliki permasalahan dalam hidupnya. Dan seberat apapun permasalahannya, yang namanya kebahagiaan, semua orang pasti akan mendapatkannya dengan bentuk yang berbeda-beda. 

Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hai, kali ini saya akan me-review produk dari Hello Honey. Ada yang bisa tebak produknya apa?


Yup, Natural Tint Balm, Natural Lip Scrub dan Bye-bye Panda. Jadi, dari jaman kuliah saya punya masalah yang lumayan krusial yaitu bibir kering dan lingkaran mata yang hitam. Apalagi semenjak saya bekerja di kantor, mata saya sering menatap layar monitor komputer dan bibir saya semakin kering karena ruangannya ber-AC. Selama ini saya sudah berusaha untuk mengatasinya, seperti banyak minum air putih dan mengatur jam tidur agar teratur. Tapi usaha dari dalam saja tentu tidak cukup kan? Harus di bantu juga usaha dari luar agar hasilnya maksimal.

Untuk menghindari produk abal-abal yang banyak dijual di online shop, tentunya saya lebih selektif dalam memilih. Apalagi produknya tidak bisa di coba dan belum tentu cocok dengan jenis kulit saya. Saya akhirnya memutuskan untuk membeli rangkaian produk dari Hello Honey dengan pertimbangan bahwa produknya terbuat dari bahan-bahan alami, sehingga saya tidak takut akan timbulnya efek samping. Dan kalian pasti tau bahan-bahan yang alami lebih aman di gunakan.



Setelah pemakaian rutin Bye-bye Panda selama empat hari, hasilnya sudah mulai terlihat. Lingkaran hitam di mata saya sedikit-sedikit mulai memudar walaupun hasilnya belum maksimal . Ya iyalah baru empat hari! hahaha. Yang lebih keliatan hasilnya sih bibir saya jauh lebih lembab setelah menggunakan Tint Balm dan Lip Scrub. Apalagi variannya yang fresh dan kemasannya yang cute langsung bikin saya jatuh cinta.

Sedikit tips dari saya : Sebelum menggunakan lipstik, ada baiknya menggunakan tint balm dulu. Jadi bibir tetap lembab walaupun warna lipstiknya hilang.


Sekian review dari saya. Sukses terus untuk Hello Honey :)

Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ▼  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ▼  April 2016 (3)
      • Tak Perlu Jadi Orang Hebat Dulu Untuk Menginspiras...
      • Kebahagian-kebahagian Kecil
      • REVIEW : HELLO HONEY
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates