Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"

Huaaaaaaaaa! 

Nggak kerasa ya postingan jalan-jalan ke Thailand udah masuk bagian akhir aja *yang ngetiknya mah cangkeul* 😭. Kali ini saya nggak akan lagi bahas tentang budget perjalanan atau itinerary. Untuk kedua hal itu silakan baca di post sebelumnya :

  1. The Sister Goes to Thailand (Part 1) : Review Hotel and Travel Agent
  2. The Sister Goes to Thailand (Part 2) : Bangkok
  3. The Sister Goes to Thailand (Part 3) : Pattaya

Gambar yang saya ambil ketika mau masuk bus. Meskipun nggak sempat menikmati naik tuk-tuk. Setidaknya ada foto untuk kenang-kenangan😁
Saya mau cerita yang ringan-ringan aja. Saking ringannya, mungkin postingan ini akan kurang berfaedah jika di tinjau dari segi traveller 😱Oke, yang pertama saya mau bahas tentang...travel agent Thailand! Loh ko bahas travel agent lagi? Kan sudah di bahas di part 1. Memang sudah, tapi hanya sekilas. Namanya doang. Yup, Sky Hub. Jadi, di Thailand itu buanyaaak sekali travel agent dan mereka saling bersaing. Hikmah yang bisa saya ambil dengan travelling menggunakan travel agent adalah saya jadi tau service mereka terhadap wisatawan asing itu bagaimana.

Sky Hub sendiri menunjuk Ms Waramas atau di panggil Ms Maya sebagai tour guide kami selama melancong di Thailand. Kesan pertama bertemu dengan Ms Maya saat sarapan di hotel Bangkok adalah guide yang ramah, cekatan dan sangat disiplin waktu. Kami di beritahu akan dijemput besok pagi pukul 07.45. Yup, bus dan guide datang tepat waktu!

Di setiap kursi penumpang bus di sediakan plastik untuk membuang sampah. Yang membuang sampah sembarangan di Thailand akan di denda 2000 baht (Rp. 800.000). Tanpa terkecuali di dalam bus!
Saat kami hendak makan siang di Bangkok, Ms Maya memberitahu bahwa kami harus sudah kumpul pukul 13.20. Salah satu peserta tour menyeletuk, "Di Indonesia itu sama aja pukul setengah 2, Miss". Dan tau apa jawaban Ms Maya? "Beda dong, setengah 2 itu 10 menit lagi". Skak mat! Jadi malu juga kan karena tau kebiasaan ngaret orang Indonesia.

Dari Ms Maya juga kami jadi tau beberapa fakta menarik tentang Thailand dan masyarakatnya :

  • Orang Thailand kebanyakan tidak fasih Bahasa Inggris. Kalaupun bisa, aksennya tidak jelas atau kurang bagus. Contohnya : "How much?", orang Thailand akan mengucapkannya "Howmat". Mereka lebih memilih belajar Bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua mereka.
  • Orang Thailand tidak jelas mengucapkan huruf S. Misalnya SMS, mereka akan mengucapkannya dengan TMT, accessories jadi accessorrie. Pusing, kan? 
  • Minuman di Thailand lebih manis dari Indonesia. Nggak heran angka diabetes di negara ini tinggi sekali 😱
  • Terjawab sudah mengapa Bangkok menjadi salah satu kota paling macet di dunia. Penduduknya lebih mementingkan beli mobil dulu baru rumah. Alasannya karena gengsi. Hampir sama sih kaya masyarakat Indonesia 😂
  • Togel dan judi di legalkan oleh pemerintah. Polisi malah dengan santai menonton mereka yang sedang main judi di pinggir jalan. Alamaaak!
  • Taukah kamu bahwa Bangkok bukan nama asli ibu kota Thailand? Nama asli Bangkok ternyata panjang sekali, yaitu Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit. Dan SEMUA PELAJAR di Thailand harus afal nama asli ibu kota negara mereka. MAMPUS NGGAK, TUH? Untung aing orang Indonesia ya Allah 😭
Selama di Thailand, jadwal tour kami padat. Keluar dari hotel pukul 8 pagi baru kembali ke hotel pukul 10 malam. Dengan rentang waktu yang panjang itu, tidak ada satu pun tempat wisata yang terlewati dan SEMUA SESUAI DENGAN JADWAL. Nggak heran sih wisatawan asing yang berkunjung ke Thailand itu angkanya lebih tinggi dari Indonesia. Di liat dari travel agentnya saja sudah profesional. Beberapa kali saya bertemu dengan guide yang lancar berbicara Bahasa Indonesia, Spanyol, Mandarin dan Inggris saat memandu turis asing. Belum lagi bus pariwisatanya yang bagus dan bersih. Padahal paket wisata yang kami pilih ini paket yang paling murah loh! 😂 Dalam hal ini, di mata saya, pemerintah Thailand terbukti total dalam mempromosikan pariwisata negaranya. Di hari terakhir, kami di haruskan mengisi kuesioner dan tentu saja saya memilih Good Service untuk Ms Waramas yang sabar dan murah senyum 😄

Namanya juga travelling menggunakan travel agent ya, jadi kami harus bekerja sama dengan peserta tour lain. Dan yeah selalu ada drama peserta tour.

  • Drama tiga ibu-ibu yang suka telat dan komplain. Di antara kami semua, mereka yang suka telat kembali ke bus. Selalu ngaret dan terpaksa kami harus menunggu 10-15 menit. Ms Maya sampai menegur karena travel agent di Thailand sangat disiplin soal waktu. Pernah ada yang di tinggal beneran, loh. Oh iya, mereka juga yang suka komplain dan bawel. "Kapan kita ke wisata sini, Miss?", "Ko kita nggak ke tempat itu?" Bla bla bla. Ya ampun please deh kan udah ada jadwal itinerary-nya buibuk!
  • Drama nenek yang kecapean. INI NIH YANG SUKA BIKIN SAYA DAN KAKAK SAYA KETAWA. Jadi, ada peserta tour nenek-nenek yang kami panggil popong. Hebat loh karena beliau udah travelling ke Hongkong, China dan negara asia lain. Ya maklum lah ya namanya juga udah tua, dia pernah teriak di dalam bus saat malem, tapi kami masih jalan. "Miss, besok jalannya jangan malam-malam ya. Kaki saya nggak kuat jalan". Buahahaha dikira peserta tour-nya dia doang kali ya! Terus di Pattaya dia cuma pake celana kaya piyama gitu dan pas jalan, celananya panjang sebelah, pendek sebelah, sambil ngomel-ngomel : "Ini yang terakhir gue pergi travel. Gue mau istirahat. Udah capek". Puncaknya pas di Nong Nooch Village dia pipis di toilet cowok. Pas ditegur, dia jawab dengan santai : "Bodo amet. Gue kebelet pipis". SEHAT, NEK? 😂😂😂
  • Drama bapak aneh. Ada peserta tour bapak-bapak yang suka "gangguin" saya dan kakak. Beliau kalau ngeliat kami bawaannya heran mulu. "Kalian berdua aja ke Thailand? Berani ya" atau "Kalian di cariin sama ibu bapak nggak?" atau "bawa kopernya kuat nggak?". ALLAHU AKBAR DIKIRA KITA ANAK KECIL 😭😭😭Pak, kami udah kerja, pak! 
Bandara Don Moeang Bangkok yang ternyata lebih luas dari perkiraan saya.
Udah masuk gate masih aja belanja. ITU KAKAK GUE!

Ada baiknya nukar uang baht dimana?
Di Indonesia. Dan kalau bisa nukarnya 2x. Dari rupiah ke dollar,dari dollar ke baht karena nilainya lebih tinggi. Jangan kaya saya nukar baht di Thailand. Jatuhnya jauh lebih mahal 1 baht/420 yang harusnya 400.

Uang baht Thailand
Beli oleh-oleh dimana? Apa aja?
Di pasar makanan kering Pattaya. Lupa namanya hahaha. Kalau saya sih beli oleh-oleh makanan kaya kripik duren monthong yang terkenal itu, permen mangga dan durian, cokelat gajah, matcha greentea latte dan pocky. 


Selain makanan, kami juga beli sabun wangi khas Thailand. Ini beli di bandara. Lebih murah beli di Floating Market Pattaya.
Selebihnya sih beli oleh-oleh standar kaya gantungan kunci, kaos, tas, pouch dan printilan-printilan lain. Belinya di pasar Wat Arun.

Pengeluaran terbesar buat apa aja selain buat oleh-oleh?
Buat jajan dan makan di pesawat kali ya haha. Karena perjalanan Jakarta-Bangkok ditempuh selama 3,5 jam, saya nggak kuat kalau nggak makan dan minum 😁

Nasi Bali yang dibeli dipesawat. Harganya? 55 ribu! Haha
Seru nggak travelling sama saudara kandung?
Seru, tapi bukan berarti kita nggak pernah berantem selama di Thailand ya wkwk. Paling sebel kalau saya udah capek, kakak saya masih punya energi untuk foto-foto dan terpaksa saya ngikutin atau kalau kakak saya jalannya lelet, saya melangkah jauh lebih cepat ke depan hahaha. Dan yang lebih dongkol kakak saya itu kalau dandan luamaaaa. Pake maskara dulu, eyeliner, dll. Sempet gitu ya? Hmmmm.

Sekian cerita ringan dari jalan-jalan ke Thailand. 
Good Bye!
Sampai ketemu di postingan jalan-jalan berikutnya 😘


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Tiba di Pattaya pada malam hari kami langsung di sambut oleh gemerlapnya lampu-lampu kota, suara musik yang mengalun kencang, serta cafe dan trotoar jalan yang di penuhi oleh wisatawan asing maupun masyarakat lokal. Tak heran, Pattaya di sebut juga dengan kota malam karena memang surganya hiburan malam.

Suasana Pattaya di malam hari. 
Di perjalanan menuju Museum 3D Art In Paradise, Ms Maya bercerita bahwa hiburan malam di Pattaya seperti pijat plus plus, wanita "malam", banci show, striptis dance banci sampai show banci telanjang (wadaw)- bebas beroperasi dan dilegalkan oleh pemerintah. Hmmm hati-hati ya bagi yang bawa suami atau pacar. Pegangin yang kenceng biar malamnya nggak kabur hahaha.

Sama seperti di Bangkok, di Pattaya pun kami di tawarkan untuk mengunjungi wisata tambahan (dengan biaya tambahan pula tentunya) di luar itinerary, yaitu Alcazar "banci" Show. Tenaaang, kalau show ini sih aman. Kata Ms Maya hanya atraksi banci biasa. Saya sendiri nggak begitu tertarik jadi nggak ikut dalam wisata tambahan tersebut. Ketika tiba di Alcazar untuk mengantar peserta lain yang ingin nonton, saya iseng melihat keluar jendela bus dan...benar adanya bahwa banci Thailand itu cantik-cantik, bo! Yang saya salut sih riasan make up mereka. Asli, rapih amet. Saya aja yang perempuan tulen belum tentu bisa dandan begitu.

Kami tiba di Museum 3D Art in Paradise sekitar pukul 8 malam.

Pintu Masuk Art in Paradise
Museum 3D ini mengingatkan saya pada De Mata Yogyakarta. Sama-sama mengusung lukisan 3D, bedanya Art in Paradise Pattaya lebih luas dan gambarnya lebih beragam menurut saya. Ada beberapa lukisan 3D yang sama persis seperti di De Mata. Oh ya, bedanya lagi kalau di Art in Paradise kita harus melepaskan alas kaki kita.




Keluar dari De Mata, kami berpencar jalan kaki menikmati kota Pattaya di malam hari. Makin malam, makin ramai. Makin malam, musiknya makin kencang. Makin malam, banyak perempuan dengan pakaian yang makin pendek. Saya ngapain? Jalan kaki nemenin kakak saya ke drug store beli hansaplast. Duh, jauh-jauh ke Pattaya hahaha.

Besok paginya kami dapet bonus mengunjungi pantai Pattaya hanya 15 menit saja! Yup, karena jadwal yang padat kami ke pantai cuma buat foto-foto saja. Lumayan lah ya daripada nggak sama sekali. Dan menurut saya, pantainya B saja. Kalau mau melihat pantai Pattaya yang lebih bagus, kita harus menyebrang lagi menggunakan perahu. Di sana ada pulau yang kata Ms Maya pantainya jauh lebih bagus. Sayangnya, kami nggak kesana.



Perjalanan berlanjut menuju Honey Bee Farm. Saya kira awalnya cuma toko madu biasa. Nggak taunya ini peternakan lebah. Menarik. Semua tentang lebah bisa di ketahui di tempat ini, mulai dari lahirnya lebah, terbentuknya sarang hingga mengeluarkan madu berkualitas yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Kandang lebah yang paling kecil
Pemandu kami asal Indonesia di Honey Bee
Kami menghabiskan waktu di Honey Bee lumayan lama. Sekitar 1,5 jam. Di ruangan khusus kami di ajak untuk mencicipi madu murni. Rasanya beda dari madu yang dijual di pasaran.

Saya sampai habis 3 gelas saking enaknya hehe
Setelah dari Honey Bee kami melanjutkan perjalanan menuju Floating Market Pattaya! Belanja lagi, kuliner lagi. Buat kamu yang belum puas belanja oleh-oleh, kamu bisa beli di Floating Market ini. Harganya nggak jauh beda dengan di Wat Arun.


Dalamnya sih hampir sama kaya Floating Market Lembang. Bedanya FM Pattaya ini bagi saya lebih alami dan apa adanya gitu loh. Jadi nggak keliatan buatannya. Ya kaya pasar apung beneran. Eh, emang beneran sih hahaha.



Bagi yang beragama islam, hati-hati dalam membeli makanan di sana ya. Ada beberapa makanan yang tidak halal, seperti sate buaya dan sea food dengan minyak babi. Jangan lupa cobain duren montong yang katanya endeus banget! (Ps : saya nggak suka durian sih haha)


Nong Nooch Village menjadi wisata yang kami kunjungi selanjutnya. Ada dua show yang kami tonton yaitu Cultural Show dan Elephant Show.

Cultural Show yang menceritakan cerita rakyat Thailand.
Cultural Show yang menceritakan permainan tradisional Thailand.
Penutupan Cultural Show yang megah.
Show yang tidak boleh di lewatkan juga adalah Elephant Show. Secara udah jauh-jauh datang ke negeri gajah pasti pengen tau dong atraksi gajah di sana tuh kaya gimana.



Untuk pertunjukkannya B aja, tapi untuk gajahnya saya kagum karena baru pertama kali liat ada gajah yang badannya gede banget. Waktu belalainya ngedeketin ke tempat duduk penonton, alhasil saya ikut jerat jerit (haha mulai lebai). Di show ini kita juga boleh ngasih makanan dan foto bareng dengan gajahnya.

Oh ya, Nong Nooch Village ini sebenarnya kaya tropis garden gitu. Banyak bunga-bunga dan kebun kaya di Taman Bunga Nusantara Cianjur. Kalau saya sih nggak sempet foto di kebunnya karena sibuk ngabisin makan siang. Lapar boo lapaaar! 😂


Hari makin siang dan cuaca kota Pattaya makin panas. Kami masih semangat melanjutkan perjalanan ke Silverlake Vineyard, kebun anggur milik artis terkenal di Thailand. Wow!

Selain terkenal dengan minuman anggurnya, Silverlake juga terkenal dengan pemandangannya yang indah (katanya sering dijadikan lokasi syuting dan prewedding). Dan juga instagram-able banget. Kids jaman now pasti suka 😁



Dan wisata terakhir yang kami kunjungi di Pattaya adalah Gems Jewellery. Yup, yang mau shopping berlian atau perhiasan dengan batu permata dengan harga paling murah 800 ribu dan ada yang mencapai 250 juta, silakan datang ke tempat ini. Sebelum ke tokonya, kami di ajak wisata dulu tentang sejarah permata dan proses pembuatannya dengan menggunakan kereta api bawah tanah.

Kereta yang menemani kita
Patung yang memperagakan proses menambang batu permata
Patung yang memperagakan salah satu proses pembuatan permata
Kami yang belum mampu membeli perhiasan permata, cukup terhibur dengan adanya wisata permata dengan menggunakan kereta ini. Ada nggak peserta tour yang beli? Adaaaa. Dan saya langsung bisik-bisikkan sama kakak, "Itu pasti uang sakunya banyak banget". Apalah daya kami yang uang sakunya pas-pasan hahaha.

Dibandingkan di Bangkok, wisata yang kami kunjungi di Pattaya ini lebih banyak dan beragam. Meskipun capek karena tour-nya seharian full, but it's fun. Namanya juga jalan-jalan, kan? 😛

Sampai ketemu di postingan saya yang ke-4, sekaligus menjadi postingan terakhir tentang jalan-jalan ke Thailand. See you!


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Mari kita lanjutkan postingan selanjutnya tentang jalan-jalan ke Thailand. Di part 2 ini saya akan membahas tempat wisata mana saja yang saya kunjungi di kota Bangkok. 

Berbicara tentang Bangkok, yang baca postingan saya di instagram pasti sudah tau bahwa kota ini merupakan salah satu kota paling macet di dunia. Memang terasa sekali waktu kita banyak terbuang di jalan, terutama untuk menunggu lampu merah. But yeah karena ini kunjungan wisata jadi tidak terlalu membuat saya bete sebenarnya. Karena ketika mobil bus kami stuck, biasanya saya ambil foto jalanan atau gedung di kota Bangkok dari kaca jendela bus. 

Hari senin pukul 07.45 kami di jemput di hotel dan langsung menuju tempat wisata yang pertama, yaitu Wat Traimit atau lebih dikenal dengan The Temple of Golden Buddha. Namanya juga kunjungan wisata ke tempat suci ya, jadi kami dilarang berisik karena ada orang yang lagi sembahyang, tidak boleh menggunakan baju seksi (lagian saya pake hijab juga hehe), tidak boleh menggunakan kamera dengan lampu flash, harus melepaskan alas kaki dan tidak boleh foto selfie. Iya beneran. Jadi, kalau mau foto kita harus minta tolong ke orang atau guide.

Patungnya terbuat dari emas murni
Didepan foto mendiang Raja Thailand
Fyi, foto mendiang Raja ini terpampang hampir di seluruh jalan, gedung instansi pemerintah bahkan di pintu masuk tol! Menurut Ms Maya, masyarakat Thailand masih dalam suasana berkabung dan itu bisa berlangsung selama satu tahun. Wow!

Setelah melihat kemegahan Wat Traimit, kami menuju tempat wisata selanjutnya. Masih nuansa temple, kami mengunjungi candi paling cantik di Thailand, yaitu Wat Arun. Yang seru dari Wat Arun tentu saja kita harus menyebrangi sungai dengan menggunakan perahu untuk sampai kesana. Karena saya takut dengan air sungai, sepanjang menyebrang saya memegang tangan kakak saya dengan erat. Nggak berani foto. Nggak berani gerak. Pokoknya duduk diem aja. Berani ambil foto ketika perahu belum jalan. Cemen ya? Hahahaha

*aku nggak cocok main di air* 

Warna air sungainya sama ko kaya di Indonesia. Cokelat butek gitu.

Foto di ambil sebelum perahu jalan 😂

Salah satu bangunan yang ada di komplek Wat Arun
Saat kami kesana bangunan candi sedang di renovasi jadi kami tidak bisa masuk hiks. Harus puas hanya dengan berfoto dari luar bangunan saja.


Oh ya, yang mau beli oleh-oleh, pasar di dalam komplek Wat Arun bisa menjadi pilihan tepat. Selain harganya murah, penjualnya juga bisa ngomong Bahasa Indonesia. 

DAN LAGI, BISA BAYAR PAKE RUPIAH!

GIMANA PENGUNJUNG NGGAK PADA KALAP COBA!!!!!

Satu kaos harganya cuma 100 baht aja alias 40 ribu. Beli banyak bisa buat di jual lagi kan? *otak dagang* *padahal harus ingat bagasi*

Btw soal oleh-oleh. Sebenarnya saya bukan tipe orang yang kalau travelling suka beli oleh-oleh atau belanja. Kata orang mumpung lagi di luar negeri jadi harus belanja sepuasnya. Kalau saya kebalikannya, mumpung lagi di luar negeri saya mau ambil foto sepuasnya. Karena saya ingin kenangan saat travelling tidak hanya di abadikan di ingatan, tapi juga melalui gambar. Kalaupun beli oleh-oleh, ya paling untuk keluarga dan teman-teman terdekat saja. Buat diri sendiri? Haha kadang nggak kebeli.

Puas belanja di Wat Arun, perjalanan kami berlanjut ke MBK Mall untuk free time shopping! Iya, belanja lagi. *seketika langsung pelukin dompet* 

Kami dikasih waktu belanja di MBK hanya dua jam saja. Kalau saya dan kakak sih lebih milih ke Madame Tussaunds daripada belanja. Alasannya, MBK itu sama kaya mall-mall di Indonesia. Lagian belanja di mall harganya lebih nggak manusiawi di dompet saya *turis kismin*

Madame Tussaunds ini tidak termasuk ke dalam itinerary, jadi guide memberikan tambahan pilihan wisata tersebut kepada peserta tour. Tambahan biaya untuk tiket masuk Madame sebesar 800 baht (Rp. 320.000). Lumayan mihil ya, tapi kami pikir kapan lagi bisa foto dengan patung lilin tokoh-tokoh terkenal 😁

Bersama patung lilin Ir. Soekarno

Bersama patung lilin Lady Diana. Gue berasa pendek hahahaha
Ini Obama tinggi bener yaaaa 
Setelah dari Madame Tussaunds, kami turun ke bawah untuk jajan di Food Street. Buat yang mau coba jajanan Thailand, Food Street bisa jadi pilihan. Banyak makanan dan cemilan yang halal. Pilihan makanannya pun banyak.

Yang ada udangnya itu harganya 125 baht dan yang kaya pentol gitu 100 baht dapet 4 tusuk. Untuk rasa, not bad lah. 

Malam harinya, kami menikmati kota Bangkok dengan menonton pertunjukkan Cookin' Nanta Show. Show yang berasal dari Korea Selatan ini mempertunjukkan atraksi memasak yang kocak dan mengundang tawa dari 4 koki lucu dengan tingkah yang konyol.

Sayang sekali, selama pertunjukkan berlangsung penonton dilarang mengambil gambar atau video sama sekali. Jadi, tidak ada foto dokumentasi yang saya ambil hiks

Gambar di ambil dari http://www.sunburstadventure.com/cooking-nanta-show-bangkok.html

Sebenarnya nggak banyak tempat wisata yang kami kunjungi selama di Bangkok karena keterbatasan waktu dimana kami harus melanjutkan perjalanan ke Pattaya. Tempat wisata kaya Grand Palace dan Patung Buddha tidur nggak terkunjungi. Cuma lewat doang. Sedih, tapi overall puas dengan tempat-tempat wisata yang di kunjungi.

Sampai ketemu di postingan Part 3 tentang tempat wisata di Pattaya ya :)



Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
*Judulnya kaya nama penyanyi kakak adik itu. Haha bae lah da kan perginya berdua sama kakak.

......

Setelah cukup mengistirahatkan badan yang rasanya lelah banget, hari ini saya akan mulai menyicil postingan tentang liburan saya ke Thailand beberapa hari yang lalu. 

Di bagian pertama ini saya akan membahas tentang hotel dan travel agent. Iya, saya menggunakan jasa travel agent untuk liburan ke Thailand. Alasannya, saya hanya pergi berdua dengan kakak perempuan saya, jadi kami nggak mau ambil resiko nanti tersesat atau sok-sokan pergi ala backpacker padahal kami belum cukup berani. Disamping itu juga kami sebagai mbak mbak kantoran nggak punya cukup waktu untuk mengurus booking pesawat, hotel dan bikin itinerary. 

Oke, saya bahas travel agent dulu. Saya menggunakan Alegre Tours dari Bandung (bisa cek di instagramnya @alegre_tours. Disana lengkap ada alamat dan kontak yang bisa dihubungi). Pemiliknya adalah temen kuliah kakak saya ketika di Unpas dulu. Jadi, kami percaya bahwa agent ini no tipu tipu.

Sumber foto : Instagram Alegre Tours
Kebetulan waktu bulan puasa kemarin ada promo Ramadhan Fair. Kami pilih paket yang kedua : Bangkok-Pattaya 4D3N (4 day 3 night). Jadi kami udah booking dari bulan Juni untuk keberangkatan September dengan menggunakan maskapai Air Asia dari Bandara Soetta, Tangerang. Harga tersebut belum termasuk uang saku, tambahan bagasi 20 kg dan tip tour guide. 

Berikut rincian biayanya :

  • Harga paket dari travel agent Rp. 2.999.000 (kita genapin aja jadi Rp. 3.000.000). Harga sudah termasuk tiket pesawat pp, bagasi kabin 7kg, tiket wisata, menginap di hotel selama 3 malam, meal 7x, snacks dan transport  bus AC selama di Thailand -termasuk antar jemput dari dan ke Don Muang Airport, Bangkok.
Bus yang menemani kami selama di Thailand.
  • Bagasi tambahan 20 kg sekitar Rp. 273.000. Usahakan bawa baju secukupnya saja dan cukup bawa satu sepatu agar menghemat biaya bagasi. Jadi, kita pesan bagasi one way saja pas pulang karena biasanya bawa oleh-oleh banyak.
  • Tip guide sebesar Rp. 270.000. Guide-nya orang Thailand yang lancar ngomong bahasa Indonesia.
Guide kami, Ms Waramas atau di panggil Ms Maya. Orangnya baik dan sabar banget 😁
  • Total bersihnya sekitar Rp. 3.543.000. Bagi saya untuk ukuran travel agent harga segitu termasuk worth it. Apalagi kita nggak mengeluarkan tenaga untuk urus sana sini 😁
Oh ya, meskipun pake travel agent, kami berangkat ke Thailand sendiri dan pulangnya pun begitu. Jadi, sistemnya tuh join tour. Peserta tour dari berbagai travel agent Indonesia akan bertemu di Thailand dan menggunakan travel agent yang sama, yaitu Sky Hub (nama travel agent Thailand) yang dimana guide-nya Ms Maya tersebut. Jumlah seluruh peserta 23 orang. Ada yang berasal dari Bekasi, Bandung, Samarinda dan Banjar Kalimantan.

Untuk tempat-tempat wisata nanti akan dibahas di postingan selanjutnya ya. Sekarang saya akan membahas hotel tempat kami menginap beserta meal-nya.

Berhubung kami flight di hari minggu pukul satu siang, mau nggak mau kami menginap semalam di hari sabtu. Sempet ada drama sedikit karena awalnya kami akan menginap di salah satu kerabat di Jakarta, tapi 2 hari sebelum berangkat dikasih kabar bahwa kerabat kami masih di luar kota. Dengan cepat, kakak saya langsung booking hotel lewat Traveloka. Kita menginap di Ibis Budget Airport, 10 menit ke bandara. Untuk lokasi, cek aja di google ya. Harganya Rp. 300.000/malam. Sudah termasuk sarapan dan gratis antar ke bandara. Buat yang butuh penginapan murah dekat airport, Ibis Budget bisa jadi pilihan tepat.


Kamarnya standar sih tapi bersih.

Selama di Thailand kita menginap di The Season Hotel Huamark Bangkok dan di The Season Hotel Pattaya. Alamatnya bisa cek di google 😁 Harganya sekitar 300 ribu. Bisa taunya darimana? Saya nggak sengaja lagi buka google map dan begitu ketik The Season Huamark akan muncul harganya dalam bentuk rupiah hehe.

Kamar di The Season Bangkok
Lobi The Season Bangkok
Kamar mandi di The Season Bangkok
The Season Bangkok ini letaknya masuk ke dalam gang. Belakang pusat perbelanjaan The Mall Huamark. Begitu tiba di hotel sambil menunggu teman saya yang tinggal di Bangkok datang, saya dan kakak jajan Mie Samyang di supermarket The Mall. Jangan lupa cek label halalnya ya 😊


Sarapan di The Season Hotel Bangkok
Untuk di The Season Pattaya saya nggak tau harganya berapa, tapi kamarnya nampak lebih bagus dari yang di Bangkok.




Sarapan di The Season Pattaya. Saya sendiri pilih makan roti dan pancake karena di beritahu sama Ms Maya kalau ada lauk dari daging Ham dan beberapa tumis sayur dari minyak babi.

Beberapa kekurangan dari The Season Hotel, baik di Bangkok maupun di Pattaya :

  1. Tidak di sediakan pasta gigi dan sikat gigi. Untung bawa dari rumah.
  2. Wifi hanya tersedia di lobi. Ini sih yang paling nyebelin. Saya sengaja nggak beli paket roaming biar mengandalkan wifi di kamar hotel. Nggak taunyaaaaa 😭
  3. Staff hotel tidak lancar berbicara bahasa inggris. Waktu kakak saya tanya arah mata angin barat dimana dan bilang "I'm muslim. I want to pray" tetep nggak ngerti dooong. Akhirnya saya sholat menghadap pintu sedangkan kakak saya menghadap jendela. Bodo amet yang penting niatnya sholat. Allah juga tau hahaha.

Untuk makan siang kami makan di Picnic Hotel Bangkok dan Kawasan Wisata Nong Nooch Village Pattaya.


The Picnic Hotel

Untuk makan malam kami makan di The Harbour Restaurant Pattaya dan A-One Hotel Bangkok.

The Harbour Pattaya. 
Dalam perjalanan ke Pattaya saya sempet masuk angin yang menyebabkan saya nggak nafsu makan malam padahal menu di The Harbour enak-enak hiks. Oh ya ini restaurant muslim jadi dijamin halal. Banyak orang Indonesia juga yang makan di sana hehehe. Yang paling seneng di sediakan tempat sholat juga.

Tempat wudhu di The Harbour

Makan malam di A-One Bangkok. Bola basonya enak banget!
Oh ya, semua meal ALL YOU CAN EAT!!!! Jadi bisa makan sepuasnya. Mau nambah juga boleh asal jangan di bungkus untuk di bawa pulang *orang Indonesia banget*

HAHAHAHA

Makanan Thailand itu sebenarnya nggak jauh beda sama Indonesia. Bedanya, rasa bumbu rempah-rempahnya lebih strong  dan baunya sampai kecium dari jauh. Terus rasa nasi gorengnya hambar jadi saya harus nambahin garam lagi hahaha. Untuk minuman kaya jus buah gitu wuiiiih manis banget. Pantas kata Ms Maya angka penderita diabetes di Thailand itu tinggi!


Snack yang di kasih Ms Maya 

Sekian reviewnya, semoga bermanfaat. Sampai ketemu di postingan selanjutnya di part 2 yaaa.



Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ▼  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ▼  September 2017 (5)
      • The Sister Goes to Thailand (Part 4) : Serba Serbi
      • The Sister Goes to Thailand (Part 3) : Pattaya
      • The Sister Goes to Thailand (Part 2) : Bangkok
      • The Sister Goes to Thailand (Part 1) : Review Hote...
      • Demam Drama Korea School 2017
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates