Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"

NOVEL/FIKSI
Penulis : Iwan Setyawan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama



TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA
Kisah anak sopir angkot dari Kota Batu yang menjadi direktur di New York City

Bapakku, sopir angkot yang tak bisa mengingat tanggal lahirnya. Dia hanya mengecap pendidikan sampai kelas 2 SMP. Sementara ibuku, tidak bisa menyelesaikan sekolahnya di SD. Dia cermin kesederhanaan yang sempurna. Empat saudara perempuanku adalah empat pilar kokoh. Ditengah kesulitan, kami hanya bisa bermain dengan buku pelajaran dan mencari tambahan uang dengan berjualan pada saat bulan puasa, mengecat boneka kayu di wirausaha kecil dekat rumah, atau membantu berdagang di pasar sayur. Pendidikanlah yang kemudian membentangkan jalan keluardari penderitaan. 
Cinta keluargalah yang akhirnya menyelamatkan semuanya.

*****

Uwoooow!!! sepanjang membaca novel ini saya tidak berhenti-hentinya menunjukkan ekspresi. kagum, sedih, penuh perjuangan...and finally you must read this book!!!
Penulis berhasil membuat pembaca merasakan apa yang dialaminya. Rumah kecil, cita-cita ingin memiliki kamar sendiri, kesederhanaan dan perjuangannya yang pada akhirnya menghantarkan penulis pada satu titik dimana dia lebih dari sukses. 
Sangat inspiratif :))

Profil penulis :


LAHIR di Batu 2 Desember 1974. Lulusan terbaik fakultas MIPA IPB 1997 dari jurusan Statistika ini bekerja selama tiga tahun di Jakarta sebagai data analis di Nielsen dan Danareksa Research Institute. Ia selanjutnya merambah karier di New York City selama 10 tahun. Pecinta yoga, sastra, dan seni teater ini meninggalkan NYC Juni 2010 dengan posisi terakhir sebagai Director, Internal Client Management di Nielsen Consumer Research, New York. 

FB       : Iwanstk@yahoo.com/Iwan Setyawan "9 Summers 10 Autumns"
Twitter : @Iwan9S10A


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


20tahun saya hidup bersama ibu, bernafas bersama dalam satu atap, berbagi rasa baik yang tak tersentuh raga maupun yang tak terlihat oleh mata.
menatap satu sama lain, berbicara, tertawa, marah dan tak jarang menangis bersama.
memakan masakannya, merasakan hatinya yang hangat, penuh cinta dan sayang untuk anaknya.

TAPI SUDAHKAH SAYA MENGENAL IBU, TEPATNYA SEBAGAI "MANUSIA"? 
Mendalami perasaannya, mengerti amarahnya dan menelusuri keinginannya?

20tahun saya hanya merasakan sebagai anak. anak yang harus dilindungi. diberi makan. dipenuhi kebutuhannya. disekolahkan sampai pintar sampai jadi anak yang berguna bla..bla...bla...

lalu bagaimana dengan ibu? selama ini saya hanya tau "ibu" sebagai "orang tua". dari kecil saya diajarkan untuk menghormati, menghargai, tidak boleh melawan (kalau melawan nanti durhaka) bla...bla...bla...

saya tersentak dengan hal itu ketika ingat saya pernah melayat ke rumah teman saya karena ibunya meninggal. saat itu, teman saya menangis tersedu-sedu (bahkan sempat pingsan berkali-kali). setiap sadar dia slalu berteriak sambil menangis "saya belum membahagiakan mama, saya belum sempat..."
saya sedih plus heran, kata-kata "belum membahagiakan" itu terngiang-ngiang di kepala saya sampai prosesi pemakaman selesai dan saya pulang kerumah.
Bukankah teman saya itu sudah membahagiakan mamanya dengan menjadi anak yang baik selama mamanya masih hidup? anak yang baik disini tentu saja sangat luas. tapi bukankah dengan mau sekolah saja dia sudah membuat mamanya bahagia? bukankah itu juga keinginan mama, ibu, bunda,umi...? bukankah dengan menghormati beliau dan manjadi anak penurut sudah membuat mamanya bahagia? Jadi kenapa dia harus merasa bersalah?

Kemudian saya merenung. menelusuri "bahagia" apa yang dimaksud yang menurut teman saya itu belum dilakukan kepada alm.mamanya. dan ternyata...saya baru sadar. "bahagia" disini maksudnya adalah bukan "membahagiakan" mamanya sebagai "orang tua" tapi "membahagiakan" mamanya sebagai "manusia".

Seringkali saya juga lupa bahwa ibu juga manusia, bukan hanya sebagai orang tua yang menunjang hidup saya. Ibu bukan malaikat, walaupun hatinya tulus seperti malaikat. Ibu bukan bidadari, walaupun kebaikannya seperti bidadari. Ibu bukan Tuhan, walaupun "kesempurnaannya" slalu dituntut untuk menghasilkan dan mendidik anaknya dengan baik.

Ketika kecil mungkin saya ataupun kalian, tidak akan menyadarinya. tapi ketika dewasa, ketika kita siap memasuki dunia yang lebih luas (tidak lagi dituntun ibu, tidak lagi di "pegang" lagi tangannya oleh ibu). baru mata hati dan pikiran kita terbuka, konflik dengan ibu, perbedaan pendapat, mempertahankan argumen masing-masing dsb. "perkenalan" ibu sebagai "orang tua" ketika saya masih kecil tetap tidak berubah, yang berubah adalah "perkenalan" saya sebagai "manusia" bukan "anak" ketika saya dewasa.

Seringkali saya menuntut kepada ibu untuk diperlakukan sebagai "manusia" dengan tidak mengekang saya, memberikan kebebasan untuk memilih kepada saya, membiarkan saya mandiri dll.
Lalu pertanyaannya, pernahkah ibu menuntut saya untuk diperlakukan sebagai "manusia" juga?
TIDAK!!! 

Teringat semenjak saya kuliah di Bandung dan jauh dari ibu, terkadang saya kesal setiap ibu menelfon saya hampir lima kali sehari hanya sekedar bertanya "lagi ngapain?", "sudah makan?", "sudah shalat?" atau berkirim pesan hanya dengan kata-kata "semangat ya". terkadang saya tidak menanggapi atau tidak membalasnya. apakah ibu marah dan lantas berhenti menghubungi saya? TIDAK! Ibu seringkali menelfon hanya ingin berbagi cerita, tapi terkadang saya tidak menanggapinya karena capek, ngantuk dll.

Dan saya sadar, ibu juga ingin seperti "manusia". Diperhatikan, didengar dan diperlakukan layaknya seperti "teman". semakin dewasa, mungkin kita semakin "jauh" dari ibu, tapi justru ibu semakin ingin "dekat".
Bagaimana jika saya nanti tidak bisa lagi mendengar suara ibu untuk selamanya? mendengar kebawelannya dan celotehnya yang terkadang bikin kesal?

Ya, saya menyesal. Saya tidak pernah mengenal ibu sampai sejauh itu, padahal saya hidup dirahim beliau selama sembilan bulan!!!
saya ingin mengenal ibu lebih dari sekedar beliau sebagai "orang tua". saya tidak mau kehilangan moment-moment berharga bersama ibu.


"Manusia", bukan hanya saya...tapi juga ibu :)

By : Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Yes, New Zealand atau Selandia Baru!
Kenapa saya mau ke sana? Alamnya!. Ya, alamnya dan pemandangannya terkenal menakjubkan. Walaupun saya lebih tertarik sama padang rumputnya hehehe.

New Zealand adalah negara yang ibu kotanya Wellington. Negara ini merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak di sebelah barat daya Samudera Pasifik, atau lebih tepatnya di sebelah tenggara Australia.




Selandia Baru cocok untuk orang yang menginginkan kedamaian plus menikmati kesejukan alam, karena negara ini merupakan salah satu negara teraman di dunia. Tuh gimana nggak mau tinggal disana orang negaranya saja bikin damai, apalagi pemandangannya.


Amelia Utami

Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Hana Tajima

Bagi para perempuan yang masih ragu untuk berhijab karena masih beranggapan bahwa memakai hijab itu terlihat lebih tua dan fashionnya cenderung kolot alias kuno. Hmmm...mending baca profil Hana Tajima ini deh! Dijamin pikiran kalian tentang hijab akan berubah 180 derajat dan kemungkinan besar kalian akan tertarik memakai hijab. Seperti yang dialami saya, dan saya langsung jatuh cinta dengan gaya hijab dan pakaian Hana Tajima.
Yess, because she is young, fresh and fashionable! 



Nama lengkapnya Hana Tajima Simpson, 23 tahun. Bagi kalangan blogger muslimah gadis cantik blasteran Jepang-Inggris ini sudah tidak asing lagi. Gaya hijabnya yang unik, menarik serta terkesan tidak ribet namun tetap dalam syariat islam, banyak menginspirasi para hijabers di beberapa negara. 


Awalnya dia tidak sengaja mendesain busana muslimah. semua ini bermula sejak ia memeluk agama islam saat usianya baru 17 tahun. 

"Sebagai seorang desainer, awalnya saya merasa frustasi melihat gaya berbusana sebagian besar muslimah yang kurang bervariasi". Ungkapnya dalam sebuah wawancara khusus dengan HijabScarft


Hana juga mendirikan "Maysaa", sebuah rumah desain dan fesyen yang terinspirasi dari fesyen Barat namun tetap disesuaikan dengan kaidah Islam.
Well, apakah kalian masih ragu untuk berhijab? Tidak ada salahnya kalian mencoba atau belajar terlebih dahulu karena gaya hijab sekarang lebih trendi dan variatif sehingga kalian bisa tetap tampil gaya dan menarik dengan menutup aurat dan Hana Tajima bisa dijadikan inspirasi untuk kalian.
Subhanallah, pasti cantik luar dalam :)

Selamat mencoba
Nb : kalian bisa mendownload gaya hijab Hana Tajima di youtube 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ▼  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ▼  Agustus 2012 (4)
      • Review : 9 Summers 10 Autumns
      • Sudahkah saya mengenal ibu sebagai "manusia"?
      • New Zealand
      • My First Role Mode Hijad
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates