Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"



Miss Be Providore located in Jl. Rancabentang No 11A Ciumbuleuit - Bandung, a place to eat with a unique design. Comprised of two buildings, the first building shaped greenhouse and a second building shaped home with vintage style.



I chose to ate at the second building, because i like things related with vintage. In addition, the building houses with classic style is suitable for a relaxed gathering with family or friends. During the meal, our eyes will be spoiled with classic furniture so that the atmosphere is like ate time immemorial house.











Don't worry, for the food and drink prices aren't expensive.
For the food price around 50k-100k.
For the drink price around 25k-50k.
The price is cheap with a cozy place and makes us want to linger there.

Menu available : Asia, Western, Indonesia.

Matcha Late

Chicken fish and chips

Lasagna

Other facilities provided are children's playground, Mushola, toilets, garden and a large parking.
In there place is also a small cake shop with vintage furniture design. The cookies look very tasty and suitable for souvenirs.











Unfortunately, I came on the eve Iftar so that the images which taken in place the less sharp and obvious.
But apart from that, this place highly recommended to visit :)

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Short information : 
Sikunir adalah sebuah bukit yang terletak di Desa Sembungan-Dieng, yang merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa. Destinasi wisata ini terkenal dengan golden sunrise-nya yang memukau. 


Lanjutan postingan dari "Trip to Dieng"...

Setelah puas mengunjungi kawah Sikidang, kami melanjutkan ke destinasi wisata utama kami yaitu Sikunir. Meskipun tidak mendapatkan golden sunrise yang cantik itu, hal tersebut tidak menyurutkan langkah kami untuk mengunjungi Sikunir (yeaaaaaah!). Banyak jalan menuju Sikunir, kami memulainya dari kawah Sikidang (ini jangan ditiru karena kami tersesat sebenarnya hahaha. Aturannya ke Sikunir dulu baru ke kawah Sikidang. Cari rute yang lebih dekat di google ya). Daripada planga-plongo, akhirnya iseng-iseng kami tanya ke tukang ojek disekitar kawah Sikidang.

Eng...ing..eng...tukang ojek tersebut tau jalan menuju Sikunir tapi dengan ongkos yang lumayan mahal yaitu 25ribu satu orang (aji gileeeeee). Kami tawar berkali-kali ngak mau. Akhirnya kesepakatan 20rbu. Deal. Tidak boleh ditawar lagi.

Jalan menuju Sikunir tidak mulus ternyata. Jalannya sempit, berbelok-belok dan terus menanjak. Saya sampai harus meemegang jok motor dengan kuat sekali. Sedikit lengah, saya bisa jatuh begitu saja (huaaaa). Dan yang lebih bikin deg-degan, tukang jeknya tuh lewat rue yang tidak biasanya. Sepi dan nggak ada orang lewat. Mana bau belerang lagi. Saya dan Trian sempat saling pandang dan ngeri-ngeri sedap. Takut di apa-apain sama si tukang ojeg. Apalagi muka tukang ojegnya rada-rada gimanaaaa gitu.
Sekitar 30 menit akhirnya kami tiba di Desa Sembungan. Untungnya tukang ojeknya baik hati. Kami diantar sampai pemberhentian pertama menuju Sikunir. Oh iya bagi yang mau tau desa Sembungan itu bagaimana. Saya foto nih.

Desa Sembungan. Jalan menuju Sikunir.


Ada sedikit tips nih dari saya : siapkan fisik karena mendaki bukit ini sama saja dengan mendaki gunung, meskipun tracknya tidak terlalu berat. Jangan lupa bawa minum dan gunakan sepatu yang alasnya tebal. Karena jalannya licin dan berbatu. Jika tidak terlalu banyak istirahat, perjalanan menuju puncak Sikunir hanya memakan waktu 30 menit. Menyenangkan!

Jika ingin melihat golden sunrise, kamu harus menginap semalam di hostel atau penginapan yang banyak tersedia di desa Sembungan atau membuat tenda layaknya orang kemping di sekitar lahan menuju Sikunir. Paginya sekitar pukul tiga atau empat kamu mulai mendaki. Jika beruntung, kamu akan mendapatkan golden sunrise itu.

Berfoto ditengah-tengah istirahat mendaki.

Disamping kiri itu jurang ya. Jadi hati-hati jalannya. Fokus saja pada petunjuk jalan yang sudah disediakan. Tidak akan tersesat, gaeeees.

Akhirnya kami tiba dipuncak Sikunir sekitar pukul 09.30 WIB. Sudah siang ya? Tapi tak apalah. Itu tidak mengurangi keindahan puncak Sikunir bagi saya.

Puncak Sikunir. Kalau pagi hari ini lebih indah!





Pemandangan setelah turun dari puncak Sikunir : 








Meskipun nggak dapet golden sunrise, yang jelas saya tidak menyesal mengunjungi Sikunir.
 One of the most beuatiful places. 

Sampai jumpa di jalan-jalan selanjutnya! :)


Cheeeers!
Amelia Utami

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pada tanggal 18 Mei 2014 (huaaa udah cukup lama ya hehehe), saya dan teman saya yang bernama Trian melakukan janji terpendam kita (yaela) untuk jalan-jalan ke Dieng. Awalnya teman saya yang satunya lagi yang bernama Pipit akan turut serta, tapi apa daya "tamu bulanan" dia mendadak membatalkan itu semua. Walhasil, hanya saya dan Trian yang akhirnya melakukan backpacker nekad ini. Kenapa dibilang nekad? Karena kita hanya berdua dan tanpa arah jalan yang jelas!

Tapi tunggu dulu....
Bukan berarti kita buta arah 100% loh, karena malamnya dengan mata yang terkantuk-kantuk karena kelelahan baru tiba dari Indramayu (FYI : saya memulai perjalanan ini dari Purwokerto, karena lebih dekat dan kebetulan Trian adalah mahasiswa UNSOED, jadi ada tebengan istirahat gratis hehehe) plus ada musibah kamera digital saya jatuh dijalan dan tidak ditemukan (huaaa sudah jangan dibahas!), pokoknya itu membuat mood saya sedikit kacau. Tapi akhirnya saya tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Bagaimanapun saya sudah tiba disini. Masa mau pulang lagi?

Oke, langsung aja besoknya kita berdua langsung cuuus menuju terminal Purwokerto naik motor dan setelah tiba motornya di titipin ke petugas terminal. (Ini yang unik sebenarnya, saya baru tau kalau ada penitipan motor sampai berhari-hari diterminal dan dijamin nggak akan hilang. Enak banget kan? huh). Kita langsung naik bus menuju Wonosobo. Perjalanannya sekitar 3 jam. Atur waktu sendiri biar sampai Wonosobo nggak terlalu sore. Oh ya ongkosnya sekitar 20ribu.

Berhubung kami tiba di Wonosobo menjelang maghrib dan kendaraan menuju Dieng sudah tidak ada lagi, kami memutuskan untuk menginap semalam di hostel. Sempat bingung juga mencari hostel di tempat yang asing yang belum pernah dikunjungi. Mana kita berdua sempat jalan kesana kemari mirip orang kesasar plus digodain sama bapak-pak nggak jelas (Ih!). Untungnya ada smartphone (hahaha) tinggal ketik keyword di google "hotel murah Wonosobo", maka muncullah beberapa tempat sebagai rekomendasi.
Nah, untungnya kami mendapat hostel murah dekat alun-alun Wonosobo, namanya hotel Arjuna. Begitu selesai makan malam, kita langsung pergi karena berhubung badan udah pada pegel. Oh ya, tarifnya murah menurut saya, yaitu sekitar 60 ribu semalam hehehe. Tempatnya bersih lagi. Tapi kamar mandinya diluar. (Ah, bodo amet!).


Hotel Arjuna Wonosobo
Kamar tidur kami. Jangan harap ada kipas angin atau AC,
karena Wonosobo sudah dingiiiiin sekali.

Dapet sarapan sederhana tapi enak.

Setelah check out dari hotel besok paginya pukul 06.00, kami langsung cus menunggu mobil Metro (semacam mini bus) di depan alun-alun Wonosobo yang akan membawa kami ke Dieng. Sebelum itu, saya berfoto dulu di Wonosobo sebagai kenang-kenangan.



Setelah itu kami naik Metro. Ongkosnya 8ribu. Perjalanan Wonosobo-Dieng sekitar satu jam. Harusnya kami ke Sikunir dulu (tujuan utama), tapi berhubung sudah tidak mungkin melihat golden sunrise yang terkenal itu (hiks), jadi kami memutuskan untuk ke Candi Arjuna Dieng. Itu pun tersesat beberapa kali dan nanya berkali-kali. Halah!

Salah satu Candi Arjuna Dieng
Komplek Candi Arjuna


Puas berfoto-foto di Candi Arjuna, kami melanjutkan perjalanan ke Kawah Sikidang. Letaknya tidak jauh dari komplek Candi Arjuna. Tapi berhubung kami jalan kaki, ya terasa jauh. Udah mirip musafir kesasar heu.

Perjalanan menuju Kawah Sikidang
Kawah Sikidang

Kawah Sikidang ini lebih mirip kawah putih di Ciwidey Bandung tapi suasana pegunungan di kawah Sikidang ini lebih terasa. Jadi ada nilai plusnya hehe. Biaya masuknya 10 ribu ya. Sudah termasuk tiket masuk ke Candi Arjuna.

Note : Semua foto no filter. 


Perjalanan kami belum selesai...
Next, saya akan bahas tentang pendakian ke bukit Sikunir.

See you soon.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Terlepas dari capres mana yang saya pilih dan siapa yang akan jadi pemenangnya, saya hanya ingin pemilihan presiden ini segera berakhir.

Sungguh, saya sudah sangat capek.
Setiap membuka media sosial (facebook, instagram, twitter dll), orang-orang beramai-ramai membicarakan capres dukungannya, baik itu melalui status facebook, gambar, kicauan twitter atau sekedar membagikan link berita.
Bagi saya tidak masalah, mau kampanye sepuasnya pun tidak apa-apa, selama menyampaikannya dengan bahasa yang sopan dan tidak menyebar berita fitnah dan bohong.

Tapi disitulah masalahnya,
saya perhatikan semakin dekat dengan pemilihan presiden bukannya semakin tenang dan menikmati prosesnya, malah semakin "brutal" dan meresahkan.
Pendukung masing-masing capres saling serang, saling hujat, saling mengeluarkan kata-kata tidak pantas dan menganggap bahwa capres pilihannya adalah yang paling baik.
Akhirnya masyarakat biasa seperti saya, hampir tidak lagi bisa membedakan mana berita benar dan mana berita fitnah dengan tujuan menjatuhkan.
Dan pilihan bijak akhirnya saya terpaksa harus me-unfriend atau men-unfollow teman-teman yang dirasa kempanyenya tidak sopan. Itu sangat mengganggu. 

Bahkan piala dunia yang sudah berlangsung beberapa minggu pun --yang diharapkan dapat menjadi "penyejuk" ditengah kondisi pilpres yang "panas" ini-- justru tidak memberikan banyak efek. 
Berita tentang piala dunia masih kalah dengan berita pilpres. Bahkan gaungnya bisa saya rasakan tidak seseru empat tahun yang lalu.

Tiba saatnya bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan keberkahan.
Saya berharap omongan tentang copras capres ini sedikit reda, karena sungguh disayangkan jika dibulan yang suci ini masih saja beredar manusia-manusia yang tidak menjaga lisan, penyebar fitnah dan penebar kebencian.
Sangat disayangkan juga jika kita tidak dapat menahan untuk ikut-ikutan berkata tidak pantas, menebar kebencian dan menyebarkan fitnah.

Tadi siang saya baru saja buka twitter dan sedih sekali ada follower saya yang di bully abis-abisan oleh teman-temannya sendiri karena berbeda pilihan.
Sampai sebegitunya kah?

Harusnya perbedaan pilihan tidak merusak pertemanan kan?
Memilih adalah masalah keyakinan.
Itu juga merupakan hak setiap orang.
Kita wajib menghargainya.
Jika karena berbeda pilihan, membuat hubunganmu dengan teman-temanmu tidak lagi baik, 
maka saya tegaskan ada yang salah dengan kamu.
You are fanatic! 

Jika tidak suka pada Jokowi, kenapa harus menjelek-jelekkan Jokowi?
Jika tidak suka pada Prabowo, kenapa harus menjelek-jelekkan Prabowo?

Toh, salah satu diantara mereka akan menjadi pemimpin negeri ini.
Pastilah mereka berdua yang terbaik.

Perlu di ingat, menjelekkan-jelekkan itu berbeda sekali dengan memberikan kritik atau saran.

So, kepada seluruh pendukung capres, silakan berkampanye dengan sehat dan positif.
Berikan data-data yang valid tentang capres yang kamu dukung.
Berdiskusilah dengan santun bukan saling serang dan melontarkan kata-kata yang tidak pantas.
Menyebar fitnah dan menebar kebencian tidak akan ada gunanya.
Buang-buang energi plus menimbulkan penyakit hati.
Tidak akan menguntungkan kamu. Kepuasannya hanya sesaat.

Kita semua cinta Indonesia.
Jangan sampai hanya karena berbeda pilihan, kita saling bermusuhan dan melupakan tujuan fundamental kita yaitu ingin bangsa ini lebih baik lagi ke depannya.

Akhir kata,
Whatever you are left or right side,
You still my friends...


Jatibarang, 1 Juli 2014.
23;06 WIB
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ▼  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ▼  Juli 2014 (4)
      • Kuliner : Miss Bee Providore
      • Sikunir
      • Trip to Dieng
      • Untuk Seluruh Pendukung Capres
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates