Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"

Gambar dari laruno.com
Pulang adalah satu kata yang memiliki definisi bagi setiap orang. Bukan hanya sekedar mengantarkan raga ke tempat tujuan masing-masing, tapi juga selalu ada perasaan dan cerita yang di bawa.

Bagi seorang TKI yang sudah bertahun-tahun bekerja di luar negeri dan bisa kembali ke tanah air, pulang mungkin adalah sebuah mimpi yang akhirnya dapat terwujud. Sekian lama tepisah jarak dan perbedaan waktu dengan suami, istri, anak dan anggota keluarga lain, menjadikan pulang sebagai sesuatu yang mahal. Dia rela menukarnya dengan pekerjaan yang gajinya tak sedikit dan berhadapan dengan resiko ketidakpastiaan nasib karir mereka setelah pulang. Semua itu hanya untuk bertemu, memeluk mereka, menyentuh pipi dan tangan, mengobrol dan bertatapan langsung dengan mereka. Dan dia membawa perasaan rindu yang selama ini ia tekan kuat-kuat dan hanya dapat di salurkan lewat dunia maya.

Bagi seseorang yang sudah bekerja seharian, pulang adalah sesuatu yang di nanti bahkan sebelum menginjakkan kaki di kantor. Pulang bukan hanya membebaskan mereka dari beban pekerjaan untuk sementara waktu, tapi juga kesempatan untuk mengistirahatkan raga dan jiwa mereka agar tetap sehat dan waras.
Meskipun hanya sejenak, ada rasa syukur yang diam-diam menyelinap di dalam hati. Ada yang menunggu dan menyambutnya di rumah, ada yang sudah menghidangkan makanan untuknya di atas meja, ada yang memeluknya dengan hangat, serta ada yang meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita atau keluh kesahnya. Pulang bagi mereka adalah kebahagiaan sederhana yang bernilai, karena bertemu orang-orang tercinta dapat membuat lelah mereka berkurang. Menjadikannya penyemangat dalam bekerja dan alasan kuat untuk tetap kembali.

Dan bagi sebagian orang, pulang adalah sesuatu yang biasa saja. Rutinitas rutin tanpa makna. Tidak ada yang spesial selain ingin makan, mandi, tidur dan besoknya kembali beraktivitas. Tidak ada orang yang harus di sapanya, tidak ada orang yang ingin di ajaknya mengobrol dan segalanya berjalan dengan sangat cepat. Pulang bagi mereka mungkin hanya sebagai singgah sementara, terlebih karena tidak ada tempat tujuan lain.

Bagaimana definisi pulang bagi kamu? :)

Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Gambar di ambil dari goodreads.com
Sinopsis :

Dalam dunia penerbangan, di kenal dengan istilah critical eleven, sebelas menit paling krisis di dalam pesawat-tiga menit setelah take off  dan delapan menit sebelum landing- karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.

In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah -delapan menit ketika senyum, tindak tanduk dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.

Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

****

Sebelum bahas review-nya, saya mau curhat sedikit. Saya agak kapok baca novel jenis metropop, salah satunya adalah karena tipe ceritanya hampir sama : gaya hidup hedon dan kebanyakan tokohnya sempurna banget. Tapi pas lagi beli buku di toko buku online, Critical Eleven membayangi pelupuk mata saya terus. (Alah!). Apalagi katanya ini cerita panjang dari cerpen Ika di kumcer Autumn Once More dan banyak mendapatkan pujian.
Setelah perang batin selama berminggu-minggu, (Iya, saya orangnya seribet itu kalau beli barang, termasuk buku), akhirnya memutuskan untuk beli karena tertarik membuat review-nya. Dengan ekspektasi NOL besar.

Daaaan ini lah hasilnya :


  1. Oke, mungkin ini sudah jadi khasnya novel metropop yang susah di hilangkan : banyak kata-kata bahasa Inggris dan dialog gado-gado Indonesia-Inggris. Di halaman-halama awal, saya baca sambil di temani oleh google translate. Serius! Entah karena kemampuan bahasa Inggris saya belum jago atau kata-kata Inggris Ika terlalu njlimet. But thanks God, di halaman-halaman selanjutnya, dialog bahasa Inggrisnya lebih mudah di mengerti. 
  2. Ika menjelaskan sesuatu dengan cara berputar-putar. Mengajak pembaca untuk membaca informasi-informasi yang di tulisnya sebelum sampai ke inti cerita. Membahas tentang kopi, judul-judul film (saya menyerah membaca judul-judulnya, yang saya tau cuma film Breakfast at Tiffany's yang di sebutkan disana), judul-judul buku dan tempat-tempat makan di Jakarta (mulai pinggir jalan sampai fancy place). Awalnya saya antusias, tapi lama-lama agak jenuh. Kenapa nggak langsung ke inti ceritanya aja sih? 
  3. Terlepas dari itu, I like the information that is given by Ika. Yes, sure, menambah informasi baru. Termasuk saya jadi tau jenis-jenis kopi, kerjaan management consultant itu gimana dan oh yeah harga sepatu Louboutin! Jadi, suatu hari kalau saya jadi orang kaya raya (ngimpi dulu boleh ya?), saya nggak kaget atau baca istighfar berkali-kali pas mau beli sepatu dengan harga yang hampir sama dengan harga cicilan KPR.
  4. Ceritanya sebenarnya biasa. Tentang konflik rumah tangga. Tapi Ika "meraciknya" cantik banget. Alurnya maju-mundur, tapi smooth dan nggak bikin bingung. Konfliknya dapet. Diceritakan dengan sudut pandang Ale dan Anya secara bergantian. Berhasil membuat saya sirik, baper, senyam-senyum dan terharu dalam waktu yang berdekatan!
  5. I love so damn much, Ale! Terserah orang-orang pada suka Harris, adik Ale. (sudah di ceritakan Ika dalam novel Antalogi Rasa). Saya tetap lebih milih Ale. Saya suka dia memperlakukan istrinya dan karena dia rajin sholat (hahaha penting nggak sih?). But come on, kalau ada cowok ganteng, kaya, baik hatinya kurang ajar banget, plus rajin sholat, kenapa nggak pilih dia? Iya, kan? *swing swing
  6. Saya nggak terlalu simpati sama Anya. Menurut saya dia itu agak-agak selfish, childish,...whatever it! Saya tau dia berduka dan terluka, tapi tapi tapi dia nggak buta kan kalau Ale cinta mati sama dia dan mau memperbaiki kesalahannya dengan tulus? zzzz.
  7. Endingnya. Saya bengong beberapa detik pas baca halaman terakhir. "Eh, beneran ini udah beres?". Lah, bener. Udah beres. Antara lega dan nggak rela ceritanya selesai. Yaaah padahal saya mau tau reaksi Ale waktu Anya kasih tau kalau dia...*ah udah ah tar spoiler
  8. Suka covernya dan pembatas bukunya yang bergambar boarding pass. Unik aja sih.
  9. Banyak kata-kata quoteble yang berseliweran. Favorit saya adalah :

"It's even said that expectation is the root of all disappoinment" (hal.14)

Yes, right. Kata saya dalam hati.

"Orang yang membuat kita paling terluka biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhan kita" (hal 252)


****

Well, saya harus mengakui, Critical Eleven menjadi novel metropop pertama favorit saya. Ika masih memasukkan barang-barang branded dan tempat-tempat fancy, tapi space-nya tidak dominan. Hanya selintas-selintas di sebutkan. Ika concern pada cerita, pada konflik yang di bangunnya dan...berhasil menurut saya. I'm totally agree Critical Eleven is the most anticipated book of the year!

notes : 
Saya perhatiin kayanya penulis novel Indonesia ini sukanya memilih profesi untuk tokoh utama laki-lakinya adalah tukang ngebor minyak di luar negeri. Entah di negara manapun. Di novel 23 Episentrum, tokoh Prama, bekerja di Kilang Minyak di luar negeri. Di novel Sabtu Bersama Bapak pun demikian, di ceritakan tokoh Satya berprofesi sejenis. And then now...Critical Eleven!. Kayanya suka yang ngebor-ngebor ya? hihihi.

Love.
Amelia Utami.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Lokasi :

Jalan Mariwati Km.7, Desa Kawungluwuk,
Kec. Sukaresmi, Kab. Cianjur, Jawa Barat.

Tiket : 30.000/orang


Untuk kedua kalinya saya mengunjungi tempat wisata ini, sempat kaget karena banyak perubahan di sana-sini, juga harga tiket yang naik 10ribu. Yang lainnya sih nggak ada yang berubah, bunga-bunganya tetep fresh, tempatnya semakin bersih, dan yang jelas Taman Bunga ini bisa di jadikan wisata alternatif untuk berlibur atau sekedar mengisi waktu luang.


Loket Tiket










Pohon Jodoh
Taman Perancis

Note : 
Jangan heran kalau kalian melihat banyak turis Arab, karena di sekitar taman bunga ada kampung Arab. Sampai ada restoran Arab juga nih di komplek wisata hihi.



Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis

****

FOTO MILIK PRIBADI. DILARANG MENGAMBIL TANPA IZIN.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Kalau ada yang tanya, apa hobi saya, saya akan menjawab dengan lantang :

1. Menulis
2. Membaca Novel
3. Menonton Drama Korea

Yup betul, semua hobi itu di lakukan di dalam rumah! Tidak ada pemandangan gunung, pantai, atau gedung-gedung tinggi. Hobi saya bisa di lakukan sambil duduk, tengkurap, tidur-tiduran bahkan tidur beneran. Nggak usah pake baju bagus-bagus, cukup pake baju rumah atau daster sekalian. Mau nggak pake baju? terseraaaaah!.

Ada yang nganggap hobi saya aneh, karena dia liat saya nggak pernah ngerasa bosan. Ada, nggak ada duit, katanya saya tetep seneng-seneng aja. Lah ya iyalah, orang hobi saya murah. Kecuali saya hobi ngoleksi berlian, baru deh kalang kabut.

Bandingkan dengan dia katanya, kerja hampir tiap hari. Dapet gaji, bela-belain nabung, lalu jalan kesana kemari. Anehnya, dia ngerasa nggak begitu bahagia walaupun udah buang duit banyak.  
Giliran saya yang sirik. Rasanya pengen bilang, "Eh, justru elo yang enak kaliiiii. Bisa mengunjungi tempat-tempat baru. Daripada gue, diem di rumah. Lama-lama bisa bertelor!"

Akhirnya saya jawab, "Mungkin travelling bukan hobi kamu, tapi cuma sekedar memenuhi kebutuhan aja. Karena penat di kantor, ya kamu butuh liburan".

Temukan hobi. Itu mungkin hal yang sepele. Tapi sebenarnya sih cukup krusial. Hobi itu bukan sekedar kegiatan di waktu luang, tapi juga salah satu yang bikin kita  tetap waras. Tetap bahagia. Walaupun kata orang lain hobi kita aneh, abaikan. Selama hobinya itu hal-hal yang positif. Bukan hobi ngoleksi narkoba atau nyolong duit. 

Bagi saya, di sebut hobi itu jika kita melakukannya berkali-kali dan perasaan kita tetap sama saat melakukannya, yaitu bahagia, antusias, rileks dan lain-lain. Itu yang saya rasakan. Lagi sedih, terus nonton drama korea, rasanya seperti di hibur. Bisa ketawa lagi atau minimal senyum. Lagi bete, baca novel, rasanya kaya di ajak ngomong. Lagi putus asa, terus menulis, rasanya kaya beban tuh pelan-pelan di angkat. Ya semacam itu lah.

Hobi itu kaya pelampiasan positif saat saya lagi marah, kesel, sedih atau pengen nyekik orang (hahahaha). Orang yang tidak memiliki hobi, mungkin akan melakukan pelampiasan ke hal-hal yang negatif, yang berujung pada merugikan orang lain atau dirinya sendiri. Dan satu lagi, kalau sesuatu yang kita anggap hobi itu justru membuat kita tambah mengeluh, ya berarti itu bukan hobi. Jangan di terusin. Ngapain? Menyengsarakan!

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ▼  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ▼  Agustus 2015 (4)
      • Definisi Pulang
      • REVIEW NOVEL : Critical Eleven
      • Taman Bunga Nusantara
      • Kekuatan Hobi
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates