Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"

Photo by Pinterest
Sebagai mbak-mbak kantoran yang sudah bekerja lebih dari dua tahun, bohong banget kalau selama itu saya selalu menikmati pekerjaan saya. Ada kalanya saya dalam keadaan tertekan, stress karena jumlah pekerjaan yang banyak, bosan dengan rutinitas kerja yang itu-itu saja atau karena sedang tidak sepaham dengan rekan kerja. Jika ada yang berkata : "Gue mah nggak pernah stress di tempat kerja", yang langsung ada di benak saya : "Seriously? Gimana caranya? Ko saya nggak bisa? Bahkan saya pernah nangis ketika tiba dari rumah selepas pulang kerja". Biasanya karena keletihan yang luar biasa menguras fisik atau karena simply saya merasa pekerjaan semakin nggak terkendali.

Pernah merasakan? Tenaaang kamu nggak sendirian. Sesekali mengeluh itu manusiawi. Toh kita manusia biasa. Bukannya kita tidak bersyukur dengan pekerjaan yang kita miliki, tapi ada keadaan yang memang tidak dapat kita kendalikan. Ya nggak apa-apa. Di keluarkan saja. Kalau mau nangis, ya nangis. Mau marah, ya silakan (asal jangan di depan orang lain atau malah sering kebablasan nggak sadar seperti saya? Haha). Intinya kalau udah merasa stress atau tertekan, nggak usah sok-sokan tegar atau kuat. Kita memang bukan superman atau supergirl ko. 

Kabar baiknya, kita bisa belajar dari rasa stress itu, minimal kita tau apa yang harus kita lakuin saat stress melanda kembali 😂 menurut pengalaman pribadi, stress dapat di atasi ketika kita tahu penyebab atau pemicunya. Misalnya, saya biasanya akan stress ketika menjelang akhir bulan. Kenapa? Karena kerjaan numpuk bak air bah hahahha lebay tapi serius. Terus biasanya menjelang datang bulan. Bagi perempuan, pasti tau banget deh rasanya gimana. Mood kacau, tapi kerjaan harus tetap selesai tepat waktu. Kemudian saat bos beres cuti atau meeting dari luar kota, karena pekerjaan saya membutuhkan tanda tangan beliau, otomatis kalau beliau nggak ada pekerjaan saya terpending dan akan super busy beberapa hari kemudian.

AAAAARRGGGHHH!!!!

Atasan saya di kantor pernah bilang, saat rekannya bertanya dia harus bagaimana saat stress menghadapi pekerjaan, beliau dengan enteng menjawab : "Ya nggak gimana-gimana. Di kerjakan lah". Dari situ saya mikir. Ada benarnya juga ya. Maksudnya gini loh, saat kita stress menghadapi pekerjaan jalan satu-satunya ya memang harus di hadapi dan di kerjakan. Kalau cuma diem dan meratapi juga percuma. Pekerjaan nggak kelar-kelar, stress juga nggak berkurang. Yang ada malah nambah. Tapi ketika kita berhasil menyelesaikan pekerjaan kita (dengan di iringi rasa tertekan, marah yang membuncah, mengeluh dan bla bla bla), setidaknya beban kerjaan kita berkurang daaan biasanya rasa stress juga ikut berkurang.

Inget aja mantra : "This is just a bad day, not a bad life" sambil menyelesaikan pekerjaan. Pokoknya saat sedang stress di tempat kerja, sebisa mungkin saya bilang dalam hati : "Ini akan segera berlalu" atau "Kalau dikerjakan nanti, bakal numpuk ni kerjaan dan yang ada gue makin stress". Haha sejauh ini sih ampuh. Oh iya, yang paling penting istirahat sejenak saat mulai merasa letih. Biasanya sih saya ngobrol sama rekan kerja atau jajan di warung depan kantor 😁

Memiliki hubungan baik dengan atasan dan rekan kerja juga sangat penting dalam mengatasi stress di tempat kerja. Justru keduanya berperan besar saat kita berada di lingkungan kerja. Kebayang dong makin stressnya kalau kerjaan numpuk, punya atasan yang nyebelin atau rekan kerja yang annoying? Hih! gaji besar juga rasanya percuma ya. Maka beruntunglah kamu jika hanya sekedar stress dengan pekerjaan, tapi memiliki atasan yang masih memberikan support atau rekan kerja yang masih bersedia membantu.



Semangat bekerja!

Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Peringatan :
Yang belum nonton filmnya di harapkan jangan membaca tulisan ini karena akan bertebaran spoiler-spoiler yang tidak dapat di tahan oleh penulis.


Gambar di ambil dari google
Memutuskan untuk memilih menonton film Ayat-ayat Cinta 2 bukan hanya sekedar mengisi hari libur, tapi juga ada "kewajiban" sendiri karena tahun 2008 saya membaca novel dan menonton film Ayat-ayat Cinta 1 dan yeah untuk tahun segitu film dengan tema religi masih sangat baru. Wajar jika sekuel pertama sangat booming dan meraih jumlah jutaan penonton. Siapa yang tidak kagum dengan sosok Fahri? Pintar, sederhana, rajin ibadah dan memiliki hati yang baik.

TA'ARUFIN AKU, FAHRI....
TA'ARUFIN AKUUUUU...

*mulai gila*

Bagaimana dengan sekuel keduanya? Duh sebelumnya pengen banget bilang. Apa sekarang lagi musim ya, film ada sekuelnya gitu? Padahal sekuel pertama endingnya sudah sangat jelas bagi saya, kecuali film AADC 2 yang memang endingnya gantung kaya jemuran belum kering. Oh ya, nanti bulan Februari juga ada film Eiffel I'm In Love 2. Pada latah kah? Atau beneran mau mengajak penonton nostalgia? *merasa tua*. Tapi kayanya saya bakalan nonton juga deh *anaknya mudah tergoda*

Oke, balik lagi ke film Ayat-ayat Cinta 2. Tanpa membaca novelnya (bahkan saya tidak tau ada lanjutan novelnya), film ini masih bisa di ikuti dengan mudah. Saya akan bahas dari segi pemain yang beberapa ada yang baru dan di ganti.

  1. Fahri (Fedi Nuril) not change. Bahkan sudah 9 tahun berlalu, bahkan sudah ada cincin yang melingkari jarinya ehem. Not change dalam artian dia tetap Fahri yang dulu, yang bisa ibadah dimana saja bahkan di dalam kelas dengan diliatin oleh mahasiswa-mahasiswanya (ini serius) dan bisa ditebak beberapa mahasiswi yang cantik itu terkagum-kagum padanya. Bukan hanya mereka, karyawan Fahri di mini market bahkan Hulya, sepupu Aisha, ngefans kepadanya! Intinya, Fahri tetep di gandrungi oleh ciwi-ciwi di sekitarnya. Oh ya, jangan khawatir dengan akting Fedi Nuril. Dia memerankan Fahri sama seperti dulu! Ya ekspresinya, ya muka kucelnya yang sederhana (haha), cara bicaranya serta suaranya dalam melantunkan ayat-ayat al-quran yang seketika bikin hati adem kaya di payungin (apaan 🤣)
  2. Aisha (Dewi Sandra, sebelumnya diperankan oleh Rianti C) bagi saya porsinya sedikit di film ini untuk ukuran istri Fahri. Tidak banyak bicara dan lebih banyak diam. Mungkin ini karena...(nanti dibahas dalam segi cerita). Akting Dewi Sandra not bad lah, meskipun saya masih terbayang-bayang wajah Rianti saat menontonnya hehe.
  3. Hulya (Tatjana Saphira). Saya jatuh cinta dengan akting Tatjana sejak film Sweet 20 dan sebagai Hulya, she is impressive! Karakter Hulya termasuk yang mencuri perhatian saya : pintar, ramah, mudah bergaul dan ceplas ceplos. Lihatlah beberapa kali Fahri sampai terkesima dan salah tingkah dengan segala perhatian Hulya.
  4. Keira (Chelsea Islan) berperan sebagai violist yang memendam kebencian kepada Fahri karena kematian ayahnya saat bom bunuh diri di London akibat serangan terorist. Keluarga Keira menganggap Fahri dan semua muslim adalah terorist. Saking bencinya, setiap bertemu Fahri, kerjaan Keira ini hanya marah-marah atau mengumpat sampai matanya melotot (perlu banget nih sampai melotot? 🙄)
  5. Hulusi (Pandji), asisten Fahri dan Misbah (Arie Untung), teman Fahri adalah dua pemain pembantu yang bagi saya "menyelamatkan" film ini dari unsur dark dan serius. Akting mereka berdua selalu mengundang tawa, juga sangat setia menemani Fahri melewati hari-harinya yang muram.

Selanjutnya saya akan membahas dari segi cerita :

Cerita di mulai dari hilangnya Aisha yang menjadi relawan di daerah konflik Gaza, Palestina. Diceritakan sudah lama tidak ada kabar dari Aisha dan tidak jelas nasibnya apakah sudah meninggal atau masih hidup, sehingga membuat hari-hari Fahri menjadi muram. Untungnya kegiatan Fahri sebagai dosen di Universitas Edinburgh sedikit membuat Fahri melupakan kesedihannya. Hingga datanglah Hulya, sepupu Aisha dari Jerman, untuk melanjutkan studi di universitas yang sama seperti Fahri. Hulya membuat hari-hari Fahri kembali ceria.

Konflik pertama di mulai ketika Fahri membantu seorang wanita bercadar bernama Sabina dan menampungnya di rumah sebagai asisten RT. Semua penonton langsung ribut-ribut.

ITU PASTI AISHAAAAAAAA!

Tapi kemudian inget lagunya Five Minutes :

AISHA TELAH PERGI. 
PERGI MENINGGALKANKUUUU.....

Oke, maap.

Pelan-pelan kehadiran Hulya membuat Fahri memiliki tekad untuk melanjutkan hidupnya. Singkat cerita, keluarga Hulya datang ke London dan berniat menikahkan Fahri dengan Hulya. Disinilah terkuak bahwa Sabina sebenarnya adalah Aisha.

TUH KAN NALURI PENONTON TUH TIDAK PERNAH BERDUSTA, WAHAI BAPAK SUTRADARA!

Alasan Aisha selama ini berbohong adalah karena ingin menutupi wajahnya yang cacat akibat terluka saat di penjara di Gaza (rada ngeri pas adegan ini) dan sebagai wanita dia sudah gagal karena mengalami keguguran 2x dan akan susah untuk hamil kembali.

Puncak konflik adalah ketika Fahri memutuskan untuk move on dan melamar Hulya sebagai istrinya. Aisha atau Sabina yang menyaksikannya tidak tahan untuk pergi dan menangis. Kenapa ya tokoh Aisha ini dari Ayat-ayat Cinta 1 selalu dalam posisi mengalah, berkorban dan ikhlas menerima? Dengan alasan "asal Fahri bahagia, saya juga bahagia". ATUHLAH! *mulai emosi*

Hulya hamil anak pertama Fahri dan itu membuat penonton yang tadinya berharap Fahri akan bertemu kembali dengan Aisha, pupus seketika. Mungkin selamanya Aisha akan menjadi Sabina...

Tapi ya tapi namanya juga film, selalu ada kejutan yang tak terbayangkan hahaha. Hulya ini nasibnya seperti Maria, menjadi istri Fahri hanya sebentar. Iya, sebentar. Hulya yang tengah hamil besar, tak sengaja bertemu dengan Bahadur (inget tokoh jahat di ayat-ayat cinta 1?) dan terluka saat menyelamatkan Aisha. Hulya berhasil melahirkan anaknya dengan selamat, tapi nyawanya tidak tertolong lagi. Saat menunggu Hulya di RS, Fahri baru menyadari bahwa Sabina adalah Aisha. Sambil menangis Fahri meminta maaf karena selama ini telah buta tidak menyadari kehadiran Aisha...

TELAT, MAS. MADINGNYA UDAH KEBURU TERBIT! 

Hmmmm lagian emosi juga sama si Fahri. Okelah muka Aisha itu tertutup cadar dan (maaf) cacat, tapi masa sih nggak menyadari suara istrinya atau gesture tubuhnya? SUNGGUH TEGANYA DIRIMU DIRIMUUUUUU ~~~~

Dan yang lebih nggak masuk akal, saat wajah Aisha di operasi plastik menyerupai Hulya. YA KENAPA HARUS MIRIP HULYA? KENAPA NGGAK MUKANYA AISHA AJA? PENONTON BUTUH PENJELASAAAAN!

Dan tokoh Keira juga, udah di bantu oleh Fahri diam-diam dan ketika tau, ujug-ujug minta di nikahin. CIH, EMANG MENIKAH SEMUDAH ITU? JANGAN HARAP!

Jadi, kesimpulannya apa ?
Kesimpulannya adalah untuk kembali ke Aisha, Fahri harus poligami dulu hahaha. Nggak ding, bercanda. Ya kesimpulannya ayat-ayat cinta si Fahri itu ya Aisha. Mau di buat ayat-ayat cinta ke 5 juga kayanya ujungnya tetap sama Aisha. Dan menurut saya tidak ada laki-laki yang sempurna seperti Fahri yang tetap berbuat baik kepada orang-orang yang menyakitinya. Tidak ada pula wanita yang sempurna seperti Aisha yang menerima dengan ikhlas cinta suaminya terbagi dengan alasan asal Fahri bahagia.
Tapi kita semua bisa mengambil pelajaran dari film ini bahwa berbuat baik itu tidak mengenal siapa dia, darimana dia berasal dan agamanya apa. Dan terakhir, ada satu ucapan Fahri yang membekas, intinya adalah yang membuat kita memiliki cinta adalah rasa cinta itu sendiri, yang membuat kita memiliki sikap permusuhan adalah rasa permusuhan itu sendiri.

Happy holiday!

Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pinterest
Pernah nggak sih kita merasa begitu sedih ketika orang-orang yang pernah dekat dengan kita, satu persatu pergi dan nggak menyisakan kesan apa-apa? Ya pergi aja gitu. Udah. Seolah-olah keberadaan kita bagi dia atau mereka sebatas itu saja. Sebatas "gue pergi ya". Dan akhirnya blaaaas. Tidak ada kabar. Ketika bertemu, hanya bertegur sapa sepantasnya. Tidak ada lagi obrolan akrab yang mengundang cerita, apalagi tawa.

Kemudian satu persatu pertanyaan muncul di kepala : "gue punya salah apa ya?" atau pikiran "jangan-jangan selama ini gue yang terlalu baik sampai menganggap dia atau mereka yang dekat dengan kita adalah segalanya" dan berbagai pikiran lain yang akhirnya hanya akan menyalahkan diri kita sendiri.


It's life, darling...

Orang-orang datang dalam kehidupan kita.
Mengisi hari-hari. Membawa cerita. 
Kemudian mereka pergi.
Mungkin bukan karena kita.
Mungkin karena sudah saatnya pergi, meskipun tanpa meninggalkan pesan dan alasan.

Memang begitulah hidup,

Bertemu dan berpisah
Datang dan pergi
Yang tersisa hanya diri sendiri dan...orang-orang yang masih dapat kita lihat.
Maka berterima kasihlah kepada mereka, atas keberadaannya di antara yang sudah tiada.


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ▼  2017 (47)
    • ▼  Desember 2017 (3)
      • Mengatasi Stress di Tempat Kerja
      • Review : Film Ayat-ayat Cinta 2
      • It's life, darling!
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates