Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"


Apa yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata "disabilitas"? Takutkah? Atau justru termotivasi?
Hmmm ada baiknya kita simpan dulu pikiran-pikiran dibenak kita karena saya akan mengajak kalian mengenal penyandang disabilitas lebih dekat lagi.

Awalnya saya mendapat tugas dari klab menulis Museum KAA untuk meliput rangkaian kegiatan Hari Penyandang Disabilitas Internasional 2012 di Museum KAA, diantaranya seminar, pameran, nonton bareng(nobar) dan diskusi film serta peluncuran dan diskusi buku. Saya memilih untuk meliput kegiatan seminar yang bertema "Kita Ada, Kita Berbagi" yang diadakan di Ruang Pameran Tetap Museum KAA. Sebelum acara seminar dimulai, para peserta yang hadir disuguhkan oleh penampilan dari sebuah komunitas penyandang disabilitas.

Penampilan mereka sederhana. Hanya berupa pertunjukkan semacam  teater dengan memerankan lakon masing-masing. Lewat lakon yang mereka perankan, mereka seolah-olah "berbicara" pada kita bahwa sampai saat ini penyandang disabilitas masih belum mendapatkan tempat yang setara bahkan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Jujur saja saat itu saya terharu dan entah kenapa ingin mengenal mereka lebih dekat lagi. Saya seperti menemukan teman baru yang istimewa.



Penampilan Bengkel Kreasi Gapat di Museum KAA Bandung (dok pribadi)


Ide cerdas pun langsung muncul dikepala saya : saya harus wawancara mereka! Tanpa pikir panjang saya langsung meninggalkan bangku tempat saya duduk. Kemudian saya meminta salah satu panitia untuk mengantarkan saya menemui mereka. Wah, saya sangat bersemangat sekali ketika itu. Walaupun saya agak gugup karena ini pertama kalinya bertemu mereka.

Ketika pintu tempat istirahat mereka dibuka, coba tebak apa yang terjadi? Mereka semua tersenyum kepada saya! Dengan kesan pertama yang ramah tersebut, rasa gugup saya benar-benar hilang. Saya membalas senyum mereka dengan memperkenalkan diri saya dan menyampaikan tujuan saya menemui mereka.

Mereka mempersilakan saya duduk. Sebelum mengajukan beberapa pertanyaan, saya terlebih dahulu memuji penampilan mereka yang berhasil membuat saya terkesan.

"Ngomong-ngomong kalian semua ini berasal dari mana ya?" . saya membuka obrolan

"Kami berasal dari Bengkel Kreasi GaPat". jawab salah satu angota dari mereka dengan ramah.

Kemudian saya bertanya nama mereka satu persatu dan (maaf) menyandang disabilitas apa. Kang Yayat (32 tahun) merupakan penyandang disabilitas tuna daksa. Tuna daksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan otot dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio dan lumpuh. Kang yayat sakit polio ketika berumur dua tahun sehingga menyerang saraf kaki kirinya yang menyebabkan kelumpuhan saraf.

Saya memperhatikan orang disebelah kang Yayat yang terlihat malu-malu tapi tidak mau diam. Dia adalah Opik (35 tahun). Selanjutanya ada Budi (26 tahun) dan Sarif (24 tahun), dua orang ini terlihat paling pendiam. Kemudian perhatian saya tertuju pada perempuan satu-satunya diantara mereka. Dia adalah Amelia (24 tahun). Ternyata namanya sama dengan saya! Dia suka sekali tersenyum dan tertawa selama wawancara berlangsung. Terakhir dan paling muda diantara mereka adalah Nana (19 tahun).

Opik, Budi, Sarif, Amelia dan Nana adalah penyandang disabilitas tuna daksa celebral palsy ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetapi masih bisa ditingkatkan melalui terapi.

Saya semakin santai berada ditengah-tengah mereka. Kesan yang ada dipikiran saya selama ini atau mungkin kebanyakan orang bahwa mereka sensitif, tidak saya rasakan ketika itu. Saya justru bersemangat bertanya  awal mula didirikannya komunitas mereka.

Bengkel Kreasi GaPat adalah suatu komunitas remaja dan dewasa yang bersifat ingklusif dan lebih berorientasi kepada kegiatan kreativitas seni dan budaya. Didirikan pada tanggal 7 Januari 2004. Nama GaPat sendiri menurut kang Yayat merupakan nomer rumah yaitu tiga dan empat. 

Pada awalnya komunitas ini hanya merupakan suatu kelompok bermain dan berkumpul yang berkebutuhan khusus. Kebetulan Opik, Budi, Sarif, Amelia dan Nana berasal dari sekolah yang sama yaitu YPAC. Kemudian komunitas ini di fasilitasi oleh Yayasan Sidikara yang bertempat di Jl. Bbk. Jeruk 1 no 9. 

Melihat latar belakang mereka membuat saya semakin tertarik untuk lebih tau tentang mereka. Dan pernyataan kang Yayat cukup membuat saya termenung.

"Awal di dirikannya komunitas ini sebenarnya kami semua ingin mandiri dan tidak ketergantungan terutama pada orang tua, karena kami tau suatu saat orang yang ada di dekat kami tidak akan terus selalu bersama-sama kami"

Rasanya saya tidak mau keluar dari ruangan ini. Saya merasa sedang tidak berbicara pada orang-orang yang berkebutuhan khusus. Mereka semua menyenangkan dan lucu. Saya dibuat tertawa terus karena sesekali mereka melontarkan candaan disela-sela obrolan. 

Sebagai komunitas yang berorientasi pada seni dan budaya, tentunya mereka sering tampil  beberapa acara. Hmmm saya jadi penasaran mereka sudah tampil dimana saja, dan....saya lumayan terkejut ternyata jadwal tampil mereka cukup padat! Mereka biasanya tampil di acara pementasan maupun event-event. Kemudian opik menunjukkan sebuah buku kepada saya. Ternyata dia baru meluncurkan sebuah buku. Sejenak saya merasa malu pada diri sendiri, saya juga punya cita-cita suatu saat saya bisa meluncurkan buku tapi terkadang sampai sekarang saya masih malas menulis. Ah saya seperti di “ingatkan” pada cita-cita saya itu.

Menelusuri latar belakang mereka, aktivitas dan prestasi mereka membuat saya semakin percaya bahwa Tuhan itu maha adil. Kita semua sebenarnya diciptakan sama. Lengkap dengan kekurangan dan kelebihan. Hanya karena terlahir dengan fisik dan mental yang tidak sempurna, tidak menjadikan mereka lantas berputus asa dan berpangku tangan. Bengkel Kreasi GaPat adalah salah satu contoh nyata untuk kita bahwa penyandang disabilitas pun dapat memberikan kontribusi untuk orang lain lewat kreasi mereka.

Hari Disabilitas Internasional (HIPENDIS) yang jatuh setiap tanggal 3 Desember memiliki makna sendiri bagi penyandang disabilitas. Begitu juga dengan Bengkel Kreasi GaPat, mereka menjadikan HIPENDIS ini sebagai media sosialisasi untuk masyarakat bahwa mereka (penyandang disabilitas) juga memiliki hak yang sama, baik dalam hak pendidikan maupun dalam pembangunan masyarakat.

Sehubungan dengan Hari Penyandang Disabilitas Internasional, saya ingin sekali mengetahui harapan mereka ke depannya . Harapan mereka diwakili oleh Kang yayat,

“Perjuangan dengan rekan-rekan penyandang disabilitas akan terus berjalan. Jangan malu dam minder bagi penyandang disabilitas. Dan bagi masyarakat, don’t judge cover! Karena kita sama seperti yang lain”



Foto bersama anggota Bengkel Kreasi GaPat di Museum KAA Bandung (dok pribadi)

Pada akhirnya saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Dapat diberikan kesempatan berbincang dengan Bengkel Kreasi GaPat membuat saya semakin mensyukuri hidup. Secara fisik mereka memiliki keterbatasan, namun saya yakin kekayaan hati mereka dalam menjalani hidup jauh melebihi saya. 

Mulai sekarang saya akan melihat mereka, bukan hanya dengan mata…tapi juga dengan hati.


Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Hello, udah lama ya rasanya gue nggak nulis tentang jalan-jalan. Yaaah jalan-jalan yang mau gue share belum jauh-jauh dari bandung siiih hehe. Awalnya gue nggak mau share tentang nih tulisan tapi berhubung di suatu malem gue inget kejadian yang lucu saat gue ke tempat ini, akhirnya gue share deeeh...
Enjoy :)

Mungkin kalian sudah tidak asing dengan tempat wisata ini. Yuhuuu, RUMAH STROBERI. Yang isinya pasti tentang stroberi, bukan singkong! Inget.

Dari awal kuliah entah kenapa gue penasaran banget sama objek wisata yang satu ini. Mungkin karena tempatnya di daerah Lembang yang sudah terkenal dengan objek wisata alamnya yang tidak diragukan lagi. Berkali-kali gue ngerencanain pergi, berkali-kali juga gue gagal pergi (firasat nggak enak nih hahaha)

Pada suatu hari akhirnya gue jadi pergi ke tempat ini bareng temen gue. Wah nggak kebayang dong semangatnya gue dari kosan (bawa kamera pula...niat emang!). Berhubung nggak ada kendaraan pribadi, akhirnya gue menerima tantangan dari temen gue dengan naik...angkot!

Awalnya seru karena ceritanya kaya backpackeran (so pasti kita buta arah dan mengandalkan bertanya) tapi lama-lama ya nggak tau kenapa gue pegel karena kelamaan di angkot dan berkali-kali ganti angkot saking jauhnya tu tempat. Tapi bayangan indahnya rumah stroberi membuat gue tidak patah semangat. Bagaimanapun ini udah setengah jalan, masa mau balik lagi!

Singkat kata, gue dan temen gue akhirnya sampe ke tempat tujuan daaaaan.....TEMPATNYA BIASA AJA!    malah gue dan temen gue pusing sendiri nyari dimana letak kebun stroberi nya yang menjadi landmark tempat wisata ini. begitu sampai tujuan yang kita lihat langsung adalah restorant dan pengunjung yang lagi pada asik makan.
Tapiiii sekali lagi karena sudah terlanjur sampai tujuan, ya gue memutuskan untuk foto-foto dulu hahaha  kebetulan emang viewnya bagus.



Setelah foto, gue dan temen gue tetep penasaran dimana letak kebun stroberinya. Bolak balik kita puterin tuh tempat dari depan, belakang sampai samping. Tidak ada tanda-tanda letak kebunnya. Berkali-kali kita tanya ke pegawainya tapi tetep nggak nemu!

Tapi harus gue akui tempat wisata tersebut unik. tempat-tempat makan dengan view yang bagus banget emang selalu jadi daya tarik wisatawan apalagi untuk masuk tempat ini gratis. gue saranin siih jangan makan disitu, harganya mahal banget. kecuali kalau lo emang niat makan disitu hahaha gue sih ogah. Tempat wisata ini juga menyediakan ruang VIP yang bisa di sewa satu keluarga. 


Puas foto2 akhirnya kita nemu kebunnya dan apa coba tulisannya? SEMUA STROBERI DI KEBUN INI SUDAH DIPESAN! Haaaah apa gue nggak salah baca nih? Gila ya pantes di gembok gerbang kebunnya. Jujur waktu itu gue kecewa berat. Kalau temen gue nggak usah ditanya, dia mah lempeng aja, giliran gue yang gondok nahan kesel.

Yah sudahlah singkat cerita kita nggak lihat kebun stroberinya apalagi buat metik tu stroberi hiks. Gue dan temen gue berjanji untuk nggak mengunjungi tempat itu lagi. selain karena disana memang tidak ada yang begitu menarik.

Untuk mengobati kekecewaan, akhirnya kita foto dulu sebelum pulang. Lumayan kaaaan ada dokumentasi hehe


Nampaknya kesialan gue hari itu belum abis. gue dan temen gue bingung mau pulang naik apa. secara kita  nggak tau kalau ternyata angkot yang lewat situ itu jarang banget. aaaaah -_-

akhirnya gue dan temen gue jalan kaki sekitar satu jam. Ini beneran! dan nggak ada angkot yang lewat. kaki udah nggak tau rasanya kaya apa. pokoknya jalan teruuuus sambil di dalam hati mengutuki kenapa tempat wisatanya di pelosok gitu. hahaha sepanjang jalan kaki itu gue abis lah di omelin sama temen gue itu. gue sampai dongkol dengerin ocehan dia. mana perut gue laper.

dan keajaiban datang. gue memutuskan untuk beli baso sambil temen gue nanya kendaraan ke daerah ledeng. 
Yippiiii...akhirnya dapet angkot sambil makan baso. temen gue? dia malah asik ngobrol sama ibu-ibu yang bawa balita. hahha biar lah...

saran gue sih kalau ke tempat ini mendingan naik kendaraan pribadi karena tempatnya lumayan jauh dan jarang kendaraan umum yang lewat. ya setidaknya lo nggak akan ngerasain sial kaya gue dan temen gue haha
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Setiap manusia memiliki masa lalu,
Membicarakannya dan membahasnya tidak akan pernah ada habisnya
Mengingatnya pun mungkin akan menorehkan luka

Ada saja sesuatu yang tidak bisa diterima, tidak bisa di ikhlaskan
walaupun waktu terus berjalan menguburnya, menggantinya dengan kebahagiaan lain.
Tapi tetap masa lalu menjadi "hantu" yang masih menakutkan

Ya, masa lalu tidak akan bisa dihapus
"Dia" akan selalu mengiringi langkah kita
tapi tidak di tempat yang sama, dengan posisi yang berbeda
Karena tempat tertinggi hanya milik masa depan

Maka jalan satu-satunya adalah memaafkan kemudian melanjutkan hidup
Jangan dengarkan orang-orang yang menghakimu karena masa lalu mu,
jangan pula memikirkan orang-orang yang menilaimu karena masa lalu mu.

Masih banyak orang yang menerima mu apa adanya,
Karena setiap manusia memiliki kesempatan untuk berubah lebih baik, begitu pula dengan mu.
Jadikan pelajaran, tata kembali kehidupan, jangan menengok kembali ke belakang.
"Dia" sudah jauh tertinggal, di belakang sana...



Bandung, 15 Oktober 2012

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Just sharing :)

Duuuh..pasti seneng banget kan kalau kita dibilang pintar sama orang lain? minimal ada rasa bangga sedikit bahwa kita "lebih" dari yang lain. Coba bandingkan perasaan kita kalau di bilang "bodoh" atau "kurang pinter" sama orang lain, wah itu pasti ekspresi muka langsung asem. siapa sih yang mau dibilang "bodoh" atau "kurang pinter"? hehehe.
Tapiiii bagi yang pernah dibilang "bodoh" atau "kurang pinter" jangan terburu-buru langsung down ya. tenaaang, semua orang pernah merasakannya (termasuk saya hehe), kecuali anak yang memang cerdas, karena cerdas itu pembawaan dari lahir. sudah bakat. 

Hmmm jadi sebenarnya kita pintar atau nggak itu dapat di ukur darimana sih?
apa kita harus juara olimpiade dulu? atau apa kita harus ranking satu dulu di kelas? 

Menurut saya pintar itu luas. Camkan ya, L-U-A-S! hahaha
Pintar itu tidak terbatas dengan bidang akademik tapi juga non akademik. namun sayangnyaaaa...seringkali kita "dipaksa" untuk pintar dalam bidang akademik. grrrrrr -_-
sehingga kita tidak sadar bahwa sudah "mengabaikan" atau malas menggali potensi yang sebenarnya banyaaaak sekali kita miliki tapi masih di "kubur",  tentunya diluar akademik ya seperti  menari, menulis, melukis, berpidato dan lain-lain. Itulah yang disebut dengan bakat. mungkin kita sudah lupa bahwa bakat itu pernah "muncul" atau bahkan "berjaya" tapi seiring dengan bertambahnya usia dan mengharuskan kita menghabiskan hampir delapan jam disekolah dengan materi-materi akademik (bayangkan!) kita seolah "lupa" untuk mengembangkan potensi kita itu, terlena dengan prestasi akademik (juara kelas,  nilai rapor harus bagus dll). Duh...pantes aja orang lain lebih suka menilai kepintaran kita hanya satu sisi yaitu akademik. semacam kita tidak memiliki kemampuan lain saja.

Lalu benarkah jika dibidang akademik kita kurang, lantas kita kurang pintar?
Eittts belum tentu. Tau kah kamu bahwa justru bakat yang kita miliki itu lebih banyak diluar jalur akademik? Jika orang yang pintar di akademik harus belajar sungguh-sungguh dulu baru mendapatkan hasilnya. Tapi jika bakat, kita tidak perlu susah-susah belajar, hanya diperlukan kekonsisitensian kita dalam mengembangkan bakat kita agar menjadi potensi yang luar biasa. Ya, sebab bakat adalah anugerah dari Tuhan yang rugi bangeeeet kalau nggak di gunakan semaksimal mungkin dan disia-siain begitu aja.

Kita sah-sah saja memilih "pintar" dalam akademik tapi alangkah bijaksananya jika kita juga memperhatikan kemampuan kita yang lain. selain agar kita memiliki banyak ilmu, juga agar kita tidak hanya dipandang sebelah sisi. Tunjukkan kepada orang lain, bahwa kita juga memiliki "sesuatu" yang lain yang dapat dibanggakan, dengan begitu orang lain akan menilai kita lebih luas lagi :)

Saya percaya setiap manusia itu memiliki bakat masing-masing. Itulah yang membuat manusia itu unik dan memiliki karakter. Yang membedakannya dengan yang lain.
So jika sudah begitu tidak ada lagi istilah "orang bodoh" atau "kurang pintar". Yang ada hanyalah "orang malas" hehehe



By : Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
NOVEL/FIKSI
Penulis : Iwan Setyawan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama



TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA
Kisah anak sopir angkot dari Kota Batu yang menjadi direktur di New York City

Bapakku, sopir angkot yang tak bisa mengingat tanggal lahirnya. Dia hanya mengecap pendidikan sampai kelas 2 SMP. Sementara ibuku, tidak bisa menyelesaikan sekolahnya di SD. Dia cermin kesederhanaan yang sempurna. Empat saudara perempuanku adalah empat pilar kokoh. Ditengah kesulitan, kami hanya bisa bermain dengan buku pelajaran dan mencari tambahan uang dengan berjualan pada saat bulan puasa, mengecat boneka kayu di wirausaha kecil dekat rumah, atau membantu berdagang di pasar sayur. Pendidikanlah yang kemudian membentangkan jalan keluardari penderitaan. 
Cinta keluargalah yang akhirnya menyelamatkan semuanya.

*****

Uwoooow!!! sepanjang membaca novel ini saya tidak berhenti-hentinya menunjukkan ekspresi. kagum, sedih, penuh perjuangan...and finally you must read this book!!!
Penulis berhasil membuat pembaca merasakan apa yang dialaminya. Rumah kecil, cita-cita ingin memiliki kamar sendiri, kesederhanaan dan perjuangannya yang pada akhirnya menghantarkan penulis pada satu titik dimana dia lebih dari sukses. 
Sangat inspiratif :))

Profil penulis :


LAHIR di Batu 2 Desember 1974. Lulusan terbaik fakultas MIPA IPB 1997 dari jurusan Statistika ini bekerja selama tiga tahun di Jakarta sebagai data analis di Nielsen dan Danareksa Research Institute. Ia selanjutnya merambah karier di New York City selama 10 tahun. Pecinta yoga, sastra, dan seni teater ini meninggalkan NYC Juni 2010 dengan posisi terakhir sebagai Director, Internal Client Management di Nielsen Consumer Research, New York. 

FB       : Iwanstk@yahoo.com/Iwan Setyawan "9 Summers 10 Autumns"
Twitter : @Iwan9S10A


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


20tahun saya hidup bersama ibu, bernafas bersama dalam satu atap, berbagi rasa baik yang tak tersentuh raga maupun yang tak terlihat oleh mata.
menatap satu sama lain, berbicara, tertawa, marah dan tak jarang menangis bersama.
memakan masakannya, merasakan hatinya yang hangat, penuh cinta dan sayang untuk anaknya.

TAPI SUDAHKAH SAYA MENGENAL IBU, TEPATNYA SEBAGAI "MANUSIA"? 
Mendalami perasaannya, mengerti amarahnya dan menelusuri keinginannya?

20tahun saya hanya merasakan sebagai anak. anak yang harus dilindungi. diberi makan. dipenuhi kebutuhannya. disekolahkan sampai pintar sampai jadi anak yang berguna bla..bla...bla...

lalu bagaimana dengan ibu? selama ini saya hanya tau "ibu" sebagai "orang tua". dari kecil saya diajarkan untuk menghormati, menghargai, tidak boleh melawan (kalau melawan nanti durhaka) bla...bla...bla...

saya tersentak dengan hal itu ketika ingat saya pernah melayat ke rumah teman saya karena ibunya meninggal. saat itu, teman saya menangis tersedu-sedu (bahkan sempat pingsan berkali-kali). setiap sadar dia slalu berteriak sambil menangis "saya belum membahagiakan mama, saya belum sempat..."
saya sedih plus heran, kata-kata "belum membahagiakan" itu terngiang-ngiang di kepala saya sampai prosesi pemakaman selesai dan saya pulang kerumah.
Bukankah teman saya itu sudah membahagiakan mamanya dengan menjadi anak yang baik selama mamanya masih hidup? anak yang baik disini tentu saja sangat luas. tapi bukankah dengan mau sekolah saja dia sudah membuat mamanya bahagia? bukankah itu juga keinginan mama, ibu, bunda,umi...? bukankah dengan menghormati beliau dan manjadi anak penurut sudah membuat mamanya bahagia? Jadi kenapa dia harus merasa bersalah?

Kemudian saya merenung. menelusuri "bahagia" apa yang dimaksud yang menurut teman saya itu belum dilakukan kepada alm.mamanya. dan ternyata...saya baru sadar. "bahagia" disini maksudnya adalah bukan "membahagiakan" mamanya sebagai "orang tua" tapi "membahagiakan" mamanya sebagai "manusia".

Seringkali saya juga lupa bahwa ibu juga manusia, bukan hanya sebagai orang tua yang menunjang hidup saya. Ibu bukan malaikat, walaupun hatinya tulus seperti malaikat. Ibu bukan bidadari, walaupun kebaikannya seperti bidadari. Ibu bukan Tuhan, walaupun "kesempurnaannya" slalu dituntut untuk menghasilkan dan mendidik anaknya dengan baik.

Ketika kecil mungkin saya ataupun kalian, tidak akan menyadarinya. tapi ketika dewasa, ketika kita siap memasuki dunia yang lebih luas (tidak lagi dituntun ibu, tidak lagi di "pegang" lagi tangannya oleh ibu). baru mata hati dan pikiran kita terbuka, konflik dengan ibu, perbedaan pendapat, mempertahankan argumen masing-masing dsb. "perkenalan" ibu sebagai "orang tua" ketika saya masih kecil tetap tidak berubah, yang berubah adalah "perkenalan" saya sebagai "manusia" bukan "anak" ketika saya dewasa.

Seringkali saya menuntut kepada ibu untuk diperlakukan sebagai "manusia" dengan tidak mengekang saya, memberikan kebebasan untuk memilih kepada saya, membiarkan saya mandiri dll.
Lalu pertanyaannya, pernahkah ibu menuntut saya untuk diperlakukan sebagai "manusia" juga?
TIDAK!!! 

Teringat semenjak saya kuliah di Bandung dan jauh dari ibu, terkadang saya kesal setiap ibu menelfon saya hampir lima kali sehari hanya sekedar bertanya "lagi ngapain?", "sudah makan?", "sudah shalat?" atau berkirim pesan hanya dengan kata-kata "semangat ya". terkadang saya tidak menanggapi atau tidak membalasnya. apakah ibu marah dan lantas berhenti menghubungi saya? TIDAK! Ibu seringkali menelfon hanya ingin berbagi cerita, tapi terkadang saya tidak menanggapinya karena capek, ngantuk dll.

Dan saya sadar, ibu juga ingin seperti "manusia". Diperhatikan, didengar dan diperlakukan layaknya seperti "teman". semakin dewasa, mungkin kita semakin "jauh" dari ibu, tapi justru ibu semakin ingin "dekat".
Bagaimana jika saya nanti tidak bisa lagi mendengar suara ibu untuk selamanya? mendengar kebawelannya dan celotehnya yang terkadang bikin kesal?

Ya, saya menyesal. Saya tidak pernah mengenal ibu sampai sejauh itu, padahal saya hidup dirahim beliau selama sembilan bulan!!!
saya ingin mengenal ibu lebih dari sekedar beliau sebagai "orang tua". saya tidak mau kehilangan moment-moment berharga bersama ibu.


"Manusia", bukan hanya saya...tapi juga ibu :)

By : Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Yes, New Zealand atau Selandia Baru!
Kenapa saya mau ke sana? Alamnya!. Ya, alamnya dan pemandangannya terkenal menakjubkan. Walaupun saya lebih tertarik sama padang rumputnya hehehe.

New Zealand adalah negara yang ibu kotanya Wellington. Negara ini merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak di sebelah barat daya Samudera Pasifik, atau lebih tepatnya di sebelah tenggara Australia.




Selandia Baru cocok untuk orang yang menginginkan kedamaian plus menikmati kesejukan alam, karena negara ini merupakan salah satu negara teraman di dunia. Tuh gimana nggak mau tinggal disana orang negaranya saja bikin damai, apalagi pemandangannya.


Amelia Utami

Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Hana Tajima

Bagi para perempuan yang masih ragu untuk berhijab karena masih beranggapan bahwa memakai hijab itu terlihat lebih tua dan fashionnya cenderung kolot alias kuno. Hmmm...mending baca profil Hana Tajima ini deh! Dijamin pikiran kalian tentang hijab akan berubah 180 derajat dan kemungkinan besar kalian akan tertarik memakai hijab. Seperti yang dialami saya, dan saya langsung jatuh cinta dengan gaya hijab dan pakaian Hana Tajima.
Yess, because she is young, fresh and fashionable! 



Nama lengkapnya Hana Tajima Simpson, 23 tahun. Bagi kalangan blogger muslimah gadis cantik blasteran Jepang-Inggris ini sudah tidak asing lagi. Gaya hijabnya yang unik, menarik serta terkesan tidak ribet namun tetap dalam syariat islam, banyak menginspirasi para hijabers di beberapa negara. 


Awalnya dia tidak sengaja mendesain busana muslimah. semua ini bermula sejak ia memeluk agama islam saat usianya baru 17 tahun. 

"Sebagai seorang desainer, awalnya saya merasa frustasi melihat gaya berbusana sebagian besar muslimah yang kurang bervariasi". Ungkapnya dalam sebuah wawancara khusus dengan HijabScarft


Hana juga mendirikan "Maysaa", sebuah rumah desain dan fesyen yang terinspirasi dari fesyen Barat namun tetap disesuaikan dengan kaidah Islam.
Well, apakah kalian masih ragu untuk berhijab? Tidak ada salahnya kalian mencoba atau belajar terlebih dahulu karena gaya hijab sekarang lebih trendi dan variatif sehingga kalian bisa tetap tampil gaya dan menarik dengan menutup aurat dan Hana Tajima bisa dijadikan inspirasi untuk kalian.
Subhanallah, pasti cantik luar dalam :)

Selamat mencoba
Nb : kalian bisa mendownload gaya hijab Hana Tajima di youtube 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Penulis : Risa Saraswati

Dari liat judulnya aja udah aneh ya? hihihi. Novel ini emang nggak biasa. Pada penasaran ya apa yang buat novel ini istimewa? Langsung aja ya liat sinopsisnya hehehehhe
"Jangan heran jika mendapatiku berbicara sendirian atau tertawa tanpa seorang pun sedang bersamaku. Saat itu, mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima sahabatku.
 Kalian mungkin tak melihatnya...Wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering   disebut...hantu. Ya, mereka adalah hantu, jiwa-jiwa penasaran atas kehidupan yang dianggap mereka tidak adil.

Kelebihanku dapat melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukanku. Kelibahan ini membawaku ke dalam persahabatan unik dengan lima anak hantu Belanda. Hari-hariku dilewati dengan canda tawa peter, pertengkaran Hans dan Hendrik --dua sahabat yang sering berkelahi-- alunan lirih biola William, dan tak lupa : rengekan si Bungsu Jahnsen.

Jauh dari kehidupa "normal" adalah harga yang harus dibayar atas kebahagianku bersama mereka. Dan semua itu harus berubah ketika persahabatn kami meminta lebi, yaitu kebersamaan selamanya. Aku tak bisa memberi itu. Aku mulai menyadari bahwa hidupku bukan hanya milikku seorang...."

Namaku Risa. Aku bisa melihat "mereka".
Dan "mereka", sesungguhnya, hanya butuh didengar.


Jangan sampai melewatkan buku ini :)

Sebagai tambahan, si penulis juga memiliki lagu dengan lirik yang terinspirasi oleh kisahnya ini yaitu judulnya "Story of Peter". Berikut liriknya :

Sad eyed boy in his silly pants

Sometimes his there sometimes he hides

Pale fair skin and his tiny hands

Waving from distance in black and white

Nobody sees him when his around

But his beside me whenever im down

Run about and play around my silky dress
Now I could never forget his face
I don't know who you are
And I don't know where your from
Give me your hands
Lets find a light
Leave all this behind
And forget the world
So the silly peter disappear
Now his nowhere to be seen
His not those shades that I fear
And many things remind me of him

Easy listening dan menyentuh dengan musik yang sederhana. Good job, mba Risa! Ayo segera download hehehe
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Penulis : Dewi Lestari
2009

Setelah berhasil menyelesaikan membaca novel ini selama dua hari plus begadang, yang keluar dari mulut saya..."GILA KEREN BANGET! MENYENTUH!"
Novel yang berhasil saya culik dari teman saya ini terbitan tahun 2009, tapi saya baru tau. hehehe ketinggalan banget ya.

Sinopsis :

Namanya Kugy. Mungil, penghayal, dan berantakan.
Dari benaknya, mengalir untaian dongeng indah.
Keenan belum pernah bertemu manusia seaneh itu.

*****

Namanya Keenan. Cerdas, artistik dan penuh kejutan.
Dari tangannya, mewujud lukisan-lukisan magis.
Kugy belum pernah menemukan manusia seajaib itu.

*****

Dan kini mereka dihadapkan di antara hamparan 
misteri dan rintangan.
Akankah dongeng dan lukisan itu bersatu?
Akankah hati dan impian mereka bertemu?


"Perahu kertas" benar-benar kisah cinta yang unik, beda dan alurnya susah ditebak. Ketulusan, kejujuran dan hati yang harus memilih benar-benar membuat saya terharu. "Perahu kertas" juga mengajarkan pentingnya menjadi diri sendiri. Dee benar-benar, brilliant! membuat saya ingin memburu buku-buku dia yang lain.

Semoga film "Perahu Kertas" cepat rampung :)

WAJIB BACA! hahahaha
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
NONFIKSI/NOVEL ISLAMI 
Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
     
  


Apa yang anda bayangkan jika mendengar "Eropa"? Eiffel? Collosseum? San Siro? Atau tembok Berlin? Bagi saya, Eropa adalah sejuta misteri tentang sebuah peradaban yang sangat luhur, peradaban keyakinan saya, Islam.....

Dari awal melihat sampul novel ini saya langsung tertarik. Eropa! yuuuuuuuu siapa yang tidak tertarik dengan eropa? Paris, Italia, Spanyol, Jerman..... Tapi novel ini bukan bercerita mengenai pariwisata di Eropa tapi lebih dari itu... tentang pengalaman perjalanan Hanum dan suaminya selama tinggal di Eropa yang menakjubkan!


Dalam perjalanan itu saya bertemu dengan orang-orang yang mengajari saya, apa itu islam rahmatan lil alamin. Perjalanan yang mempertemukan saya dengan para pahlawan islam pada masa lalu. Perjalanan yang merengkuh dan mendamaikan kalbu dan dan keberadaan diri saya.


Novel ini bukan saja membuat saya ingin membacanya berulang-ulang tapi juga memberikan saya informasi yang selama ini tidak saya ketahui, khususnya sebagai umat muslim. Tidak bisa dibayangkan bahwa Islam pernah berjaya dibumi Eropa dan sinarnya menerangi langit Eropa. Betapa Islam pernah menjadi peradaban paling maju didunia. Betapa dengan lapang dada kita harus berbesar hati, bahwa masa kejayaan itu sudah berakhir, berabad-abad yang lalu, yang sekarang hanya menyisakan kenangan melalui bangunan-bangunan kuno yang sekarang ya sudah banyak beralih fungsi menjadi...gereja.

Dan yang paling membekas adalah ucapan fatma, sahabat hanum...

....Menjadi Agen Islam yang baik di Eropa

Ya, sama seperti harapan hanum yang yakin bahwa suatu saat cahaya tersebut akan kembali menerangi bumi Eropa, saya juga berharap demikian...lebih dari itu....

Selamat membaca :))
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Wonderfull country!!! Aaaaahhh...
Mendengar nama Thailand, bikin gemes, gemes pengen nabung aaah please culik saya kesana!
Ada beberapa tempat wisata di thailand yang pasti bikin siriiiik!!
Yuuuk langsung aja...

Bangkok

Grand Palace dan Temple of the Emerald Budha didalamnya



Istana Samakhon, bangunan bergaya Renaisans Eropa



Pattaya Beach



Ayutthaya- Warisan sejarah dunia. Merupakan kerajaan Siam di masa lampau, ssebelum pindah ke Bangkok. Tempat memfoto favorit adalah reruntuhan kuil yang memukau, seperti Wat Phra Si Sanphet Viharn Phra Mongkol Bopit, Wat Phra Mahathat (lokasi kepala Sang Buddha yang diapit akar pohon) dan lain-lain

 

Phuket , mutiara laut. So beautiful!

James Bond Island





Krabi






Maya Beach



Phi phi Island




Masih banyak lagi tempat wisata di thailand yang menarik. Yang saya tulis adalah tempat yang menurut saya paling menarik. Untuk info lebih lengkap kalian bisa menghubungi :

Tourism Authority of Thailand
The Plaza Office Tower Lantai 38
Jl. MH Thamrin Kav 28-30
(samping Plaza Indonesia), Jakarta

T : (021) 2992 2353-54
E : admin@wisatathailand.com
W: www.wisatathailand.com

Facebook : wisata thailand
Twitter      : @wisatathailand

Semoga bermanfaat :)) dan doakan saya semoga bisa ke sana hehehe
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

4-7 Februari 2012

Hari pertama....
Setelah menempuh perjalanan dari Jakarta selama kurang lebih satu jam, akhirnya pesawat yang membawa saya, defbry dan mamahnya mendarat mulus di Changi International Airport Singapore sekitar pukul 18. 10 waktu setempat. Fuiiiihhh......

Pertama kali menginjakkan kaki dinegeri orang buat saya adalah unforgettable moment dan jujur saja saya langsung kagum dengan bandara terbesar di singapore ini. Bukan hanya kebersihan yang sangat terjaga, tapi juga tata letak ruangan yang rapih dan alasnya menggunakan karpet seperti dibioskop! Beda dengan bandara Soekarno-Hatta yang masih menggunakan lantai keramik, bahkan sebagian sudah retak di bagian sana-sini. Kesan kagum pertama saya ini membuat saya yakin, perjalanan for the first time ini akan sangat menyenangkan.

Untuk menuju penginapan kami di daerah bugis, kami menggunakan transportasi utama di Singapore yaitu MRT atau  Mass Rapid Transportation. MRT adalah transportasi kereta api bawah tanah yang menghubungkan terminal-terminal dibawah tanah yang terpadu dengan jalur bus, pusat perbelanjaan, perkantoran, tempat wisata dan...airport! Duuuhh....disisi lain saya kagum tapi disisi lain saya miris juga, karena Indonesia tidak punya MRT! padahal luas Singapore hanya seluas Jawa Barat dan jauh lebih luas sekali Indonesia.


Yang sempat membuat kami sedikit ribet adalah sistem tiket yang menggunakan sistem general ticket machine dimana pertama kami menekan arah tempat kemana tujuan yang akan kita lalui lalu masukkan uang koin sesuai yang tertera dilayar monitor setelah itu keluarlah kartu tiket berwarna hijau beserta uang kembalian. Seterusnya begitu sesuai dengan tempat tujuan kita. Untuk urusan tiket seperti ini, defbry lah yang mengurus semuanya, berhubung saya dan mamahnya tidak mengerti hehehe

Karena kami tiba disingapore sudah petang, sedangkan informasi penginapan masih belum jelas dan diperparah dengan tidak adanya peta singapore, akhirnya kami mencari penginapan dengan dadakan. Mencari satu penginapan ke penginapan lain di daerah bugis. Dan begitu dapet....amboi harganya mahal nian! Saya lupa nama hotelnya tapi saya ingat sekali harganya, sekitar hampir satu juta rupiah semalam! Karena mamah defbry mengeluh sudah capek, hari semakin malam ditambah kita belum makan sama sekali akhirnya penginapan tersebut dipilih. Fasilitas yang diberikan memang nyaman, dengan kamar mandi didalam, double bed, TV LCD, AC dan WiFi gratis tis tis dan lancaaaar banget. Wow!

Malamnya kita makan di kedai yang tidak jauh dari penginapan kami, tepatnya di depan bugis junctoin, kedai yang sepertinya satu-satunya yang berlabel HALAL. Saya sendiri memesan mie rebus, terlebih karena saya lapar sekali dan tidak tau harus memesan makanan apa. Begitu mie rebusnya datang, hmmm tampilannya sepertinya enak dengan kuah kental, sayuran, dan cabe yang bentuknya aneh. Tapi begitu saya mencicipi kuahnya...hueeeeeek....rasanya hambar dan saya jamin lebih enak 1000 kali lipat kuah mie di Indonesia. Bumbunya rasanya asal, nggak jelas pedas, asin atau pas. Begitu makan mienya, hmmm lumayan. Walhasil, saya cuma makan mie nya doang dengan menyingkirkan bumbu2 yang rasanya kalau inget aromanya saya pengen muntah.

Hari kedua
Hari kedua di Singapore kami mengunjungi marina bay yang terdapat landmark of singapore yaitu patung merlion atau patung singa yang menjadi tujuan utama para turis yang mengunjungi singapura. Disekitar marina bay juga terdapat gedung yang terkenal dengan "gedung kembar tiga" dan tersedia juga wisata sungai dengan menggunakan perahu kanal. Saya sempat bercanda dengan defbry, jika singapore landmarknya adalah patung merlion maka Indonesia landmarknya apa? monas, komodo, bali atau apa? hahaha.




Setelah puas berfoto di patung merlion, kami melanjutkan perjalanan menuju Orchard, pusat kota singapore sekaligus pusat belanja barang2 bermerk :p. Perjalanan menuju stasiun MRT tidak kalah indahnya. Didepan the fullerton hotel terdapat jembatan yang arsitekturnya seperti dinegara eropa dengan diapit sungai disebelah kanan dan kirinya dan pemandangan gedung tinggi disekitarnya.



Sepanjang jalan Orchard yang terlihat hanyalah mall, mall dan mall dengan barang2 bermerk seperti prada, brueberry, louis vuitton dll.




Malamnya  kami mengunjungi bugis street, it's time for shopping yeaaahhh.....!!! disini terkenal dengan barang2 yang relatif terjangkau harganya. so nggak akan bikin kantong kering hehehe.

Hari ketiga
Sentosa Island adalah tempat wisata yang kami kunjungi dihari ketiga. Bisa menggunakan transportasi kereta monorel dari mall viva city. Disini terdapat stasiun yang setiap terdapat tempat wisata yang keren banget. Ada sentosa station, waterfront station, imbiah satition dan beach station.



Beach station dapat ditempuh dengan menggunakan kereta yang sudah disediakan oleh pihak sentosa island dengan gratis. Kami cukup terkagum kagum dengan pantainya. pasirnya putih dan yang lebih hebatnya walaupun negara kecil tapi masih banyak pohon sehingga suasananya cukup teduh. Tapi kalau boleh jujur, pantai di Indonesia masih lebih indah, natural dan banyak macamnya. Pantai disini kelihatan sekali buatannya, ini jelas karena singapore bukan negara kepulauan yang lautnya saja tidak banyak jumlahnya. Jadi bersyukurlah menjadi orang Indonesia, karena Tuhan memberikan kekayaan alam yang tidak ada di negara lain :)



Sebelum kembali kepenginapan.kami mengunjungi studio universal singapore yang masih berada dalam sentosa island.




Hari keempat
It's time to go back go Indonesia. Good bye singapore, see you next time. Thanks and AWESOME!!!! I will definitely this place. Sebelum take off, foto dulu ya di bandara changi hehehe





Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ▼  2012 (13)
    • ▼  Desember 2012 (2)
      • Mengenal Lebih Dekat Penyandang Disabilitas Lewat ...
      • Niat metik stroberi, sial datang bertubi-tubi
    • ►  Oktober 2012 (1)
      • Second Chance
    • ►  September 2012 (1)
      • Menilai kepintaran dalam sisi yang lebih luas!
    • ►  Agustus 2012 (4)
      • Review : 9 Summers 10 Autumns
      • Sudahkah saya mengenal ibu sebagai "manusia"?
      • New Zealand
      • My First Role Mode Hijad
    • ►  April 2012 (4)
      • Review Novel : Danur
      • Review Novel : Perahu Kertas
      • Review Novel : 99 Cahaya di Langit Eropa
      • Thailand
    • ►  Februari 2012 (1)
      • Enjoyed at singapore

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates