Apa yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata "disabilitas"? Takutkah? Atau justru termotivasi? Hmmm ada baiknya kita simpan dulu pikiran-pikiran dibenak kita karena saya akan mengajak kalian mengenal penyandang disabilitas lebih dekat lagi. Awalnya saya mendapat tugas dari klab menulis Museum KAA untuk meliput rangkaian kegiatan Hari Penyandang Disabilitas Internasional 2012 di Museum KAA, diantaranya seminar, pameran, nonton bareng(nobar) dan diskusi film serta peluncuran dan diskusi buku. Saya memilih untuk meliput kegiatan seminar yang bertema...
Hello, udah lama ya rasanya gue nggak nulis tentang jalan-jalan. Yaaah jalan-jalan yang mau gue share belum jauh-jauh dari bandung siiih hehe. Awalnya gue nggak mau share tentang nih tulisan tapi berhubung di suatu malem gue inget kejadian yang lucu saat gue ke tempat ini, akhirnya gue share deeeh... Enjoy :) Mungkin kalian sudah tidak asing dengan tempat wisata ini. Yuhuuu, RUMAH STROBERI. Yang isinya pasti tentang stroberi, bukan singkong! Inget. Dari awal kuliah entah...
Setiap manusia memiliki masa lalu, Membicarakannya dan membahasnya tidak akan pernah ada habisnya Mengingatnya pun mungkin akan menorehkan luka Ada saja sesuatu yang tidak bisa diterima, tidak bisa di ikhlaskan walaupun waktu terus berjalan menguburnya, menggantinya dengan kebahagiaan lain. Tapi tetap masa lalu menjadi "hantu" yang masih menakutkan Ya, masa lalu tidak akan bisa dihapus "Dia" akan selalu mengiringi langkah kita tapi tidak di tempat yang sama, dengan posisi yang berbeda Karena tempat tertinggi hanya...
Just sharing :) Duuuh..pasti seneng banget kan kalau kita dibilang pintar sama orang lain? minimal ada rasa bangga sedikit bahwa kita "lebih" dari yang lain. Coba bandingkan perasaan kita kalau di bilang "bodoh" atau "kurang pinter" sama orang lain, wah itu pasti ekspresi muka langsung asem. siapa sih yang mau dibilang "bodoh" atau "kurang pinter"? hehehe. Tapiiii bagi yang pernah dibilang "bodoh" atau "kurang pinter" jangan terburu-buru langsung down ya. tenaaang, semua orang pernah merasakannya...
NOVEL/FIKSI Penulis : Iwan Setyawan Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA Kisah anak sopir angkot dari Kota Batu yang menjadi direktur di New York City Bapakku, sopir angkot yang tak bisa mengingat tanggal lahirnya. Dia hanya mengecap pendidikan sampai kelas 2 SMP. Sementara ibuku, tidak bisa menyelesaikan sekolahnya di SD. Dia cermin kesederhanaan yang sempurna. Empat saudara perempuanku adalah empat pilar kokoh. Ditengah kesulitan, kami hanya bisa bermain dengan buku pelajaran...
menatap satu sama lain, berbicara, tertawa, marah dan tak jarang menangis bersama.
memakan masakannya, merasakan hatinya yang hangat, penuh cinta dan sayang untuk anaknya.
memakan masakannya, merasakan hatinya yang hangat, penuh cinta dan sayang untuk anaknya.
TAPI SUDAHKAH SAYA MENGENAL IBU, TEPATNYA SEBAGAI "MANUSIA"?
Mendalami perasaannya, mengerti amarahnya dan menelusuri keinginannya?
20tahun saya hanya merasakan sebagai anak. anak yang harus dilindungi. diberi makan. dipenuhi kebutuhannya. disekolahkan sampai pintar sampai jadi anak yang berguna bla..bla...bla...
Mendalami perasaannya, mengerti amarahnya dan menelusuri keinginannya?
20tahun saya hanya merasakan sebagai anak. anak yang harus dilindungi. diberi makan. dipenuhi kebutuhannya. disekolahkan sampai pintar sampai jadi anak yang berguna bla..bla...bla...
lalu bagaimana dengan ibu? selama ini saya hanya tau "ibu" sebagai "orang tua". dari kecil saya diajarkan untuk menghormati, menghargai, tidak boleh melawan (kalau melawan nanti durhaka) bla...bla...bla...
saya tersentak dengan hal itu ketika ingat saya pernah melayat ke rumah teman saya karena ibunya meninggal. saat itu, teman saya menangis tersedu-sedu (bahkan sempat pingsan berkali-kali). setiap sadar dia slalu berteriak sambil menangis "saya belum membahagiakan mama, saya belum sempat..."
saya sedih plus heran, kata-kata "belum membahagiakan" itu terngiang-ngiang di kepala saya sampai prosesi pemakaman selesai dan saya pulang kerumah.
Bukankah teman saya itu sudah membahagiakan mamanya dengan menjadi anak yang baik selama mamanya masih hidup? anak yang baik disini tentu saja sangat luas. tapi bukankah dengan mau sekolah saja dia sudah membuat mamanya bahagia? bukankah itu juga keinginan mama, ibu, bunda,umi...? bukankah dengan menghormati beliau dan manjadi anak penurut sudah membuat mamanya bahagia? Jadi kenapa dia harus merasa bersalah?
Kemudian saya merenung. menelusuri "bahagia" apa yang dimaksud yang menurut teman saya itu belum dilakukan kepada alm.mamanya. dan ternyata...saya baru sadar. "bahagia" disini maksudnya adalah bukan "membahagiakan" mamanya sebagai "orang tua" tapi "membahagiakan" mamanya sebagai "manusia".
Seringkali saya juga lupa bahwa ibu juga manusia, bukan hanya sebagai orang tua yang menunjang hidup saya. Ibu bukan malaikat, walaupun hatinya tulus seperti malaikat. Ibu bukan bidadari, walaupun kebaikannya seperti bidadari. Ibu bukan Tuhan, walaupun "kesempurnaannya" slalu dituntut untuk menghasilkan dan mendidik anaknya dengan baik.
Ketika kecil mungkin saya ataupun kalian, tidak akan menyadarinya. tapi ketika dewasa, ketika kita siap memasuki dunia yang lebih luas (tidak lagi dituntun ibu, tidak lagi di "pegang" lagi tangannya oleh ibu). baru mata hati dan pikiran kita terbuka, konflik dengan ibu, perbedaan pendapat, mempertahankan argumen masing-masing dsb. "perkenalan" ibu sebagai "orang tua" ketika saya masih kecil tetap tidak berubah, yang berubah adalah "perkenalan" saya sebagai "manusia" bukan "anak" ketika saya dewasa.
Seringkali saya menuntut kepada ibu untuk diperlakukan sebagai "manusia" dengan tidak mengekang saya, memberikan kebebasan untuk memilih kepada saya, membiarkan saya mandiri dll.
Lalu pertanyaannya, pernahkah ibu menuntut saya untuk diperlakukan sebagai "manusia" juga?
TIDAK!!!
Teringat semenjak saya kuliah di Bandung dan jauh dari ibu, terkadang saya kesal setiap ibu menelfon saya hampir lima kali sehari hanya sekedar bertanya "lagi ngapain?", "sudah makan?", "sudah shalat?" atau berkirim pesan hanya dengan kata-kata "semangat ya". terkadang saya tidak menanggapi atau tidak membalasnya. apakah ibu marah dan lantas berhenti menghubungi saya? TIDAK! Ibu seringkali menelfon hanya ingin berbagi cerita, tapi terkadang saya tidak menanggapinya karena capek, ngantuk dll.
Dan saya sadar, ibu juga ingin seperti "manusia". Diperhatikan, didengar dan diperlakukan layaknya seperti "teman". semakin dewasa, mungkin kita semakin "jauh" dari ibu, tapi justru ibu semakin ingin "dekat".
Bagaimana jika saya nanti tidak bisa lagi mendengar suara ibu untuk selamanya? mendengar kebawelannya dan celotehnya yang terkadang bikin kesal?
Ya, saya menyesal. Saya tidak pernah mengenal ibu sampai sejauh itu, padahal saya hidup dirahim beliau selama sembilan bulan!!!
saya ingin mengenal ibu lebih dari sekedar beliau sebagai "orang tua". saya tidak mau kehilangan moment-moment berharga bersama ibu.
"Manusia", bukan hanya saya...tapi juga ibu :)
saya tersentak dengan hal itu ketika ingat saya pernah melayat ke rumah teman saya karena ibunya meninggal. saat itu, teman saya menangis tersedu-sedu (bahkan sempat pingsan berkali-kali). setiap sadar dia slalu berteriak sambil menangis "saya belum membahagiakan mama, saya belum sempat..."
saya sedih plus heran, kata-kata "belum membahagiakan" itu terngiang-ngiang di kepala saya sampai prosesi pemakaman selesai dan saya pulang kerumah.
Bukankah teman saya itu sudah membahagiakan mamanya dengan menjadi anak yang baik selama mamanya masih hidup? anak yang baik disini tentu saja sangat luas. tapi bukankah dengan mau sekolah saja dia sudah membuat mamanya bahagia? bukankah itu juga keinginan mama, ibu, bunda,umi...? bukankah dengan menghormati beliau dan manjadi anak penurut sudah membuat mamanya bahagia? Jadi kenapa dia harus merasa bersalah?
Kemudian saya merenung. menelusuri "bahagia" apa yang dimaksud yang menurut teman saya itu belum dilakukan kepada alm.mamanya. dan ternyata...saya baru sadar. "bahagia" disini maksudnya adalah bukan "membahagiakan" mamanya sebagai "orang tua" tapi "membahagiakan" mamanya sebagai "manusia".
Seringkali saya juga lupa bahwa ibu juga manusia, bukan hanya sebagai orang tua yang menunjang hidup saya. Ibu bukan malaikat, walaupun hatinya tulus seperti malaikat. Ibu bukan bidadari, walaupun kebaikannya seperti bidadari. Ibu bukan Tuhan, walaupun "kesempurnaannya" slalu dituntut untuk menghasilkan dan mendidik anaknya dengan baik.
Ketika kecil mungkin saya ataupun kalian, tidak akan menyadarinya. tapi ketika dewasa, ketika kita siap memasuki dunia yang lebih luas (tidak lagi dituntun ibu, tidak lagi di "pegang" lagi tangannya oleh ibu). baru mata hati dan pikiran kita terbuka, konflik dengan ibu, perbedaan pendapat, mempertahankan argumen masing-masing dsb. "perkenalan" ibu sebagai "orang tua" ketika saya masih kecil tetap tidak berubah, yang berubah adalah "perkenalan" saya sebagai "manusia" bukan "anak" ketika saya dewasa.
Seringkali saya menuntut kepada ibu untuk diperlakukan sebagai "manusia" dengan tidak mengekang saya, memberikan kebebasan untuk memilih kepada saya, membiarkan saya mandiri dll.
Lalu pertanyaannya, pernahkah ibu menuntut saya untuk diperlakukan sebagai "manusia" juga?
TIDAK!!!
Teringat semenjak saya kuliah di Bandung dan jauh dari ibu, terkadang saya kesal setiap ibu menelfon saya hampir lima kali sehari hanya sekedar bertanya "lagi ngapain?", "sudah makan?", "sudah shalat?" atau berkirim pesan hanya dengan kata-kata "semangat ya". terkadang saya tidak menanggapi atau tidak membalasnya. apakah ibu marah dan lantas berhenti menghubungi saya? TIDAK! Ibu seringkali menelfon hanya ingin berbagi cerita, tapi terkadang saya tidak menanggapinya karena capek, ngantuk dll.
Dan saya sadar, ibu juga ingin seperti "manusia". Diperhatikan, didengar dan diperlakukan layaknya seperti "teman". semakin dewasa, mungkin kita semakin "jauh" dari ibu, tapi justru ibu semakin ingin "dekat".
Bagaimana jika saya nanti tidak bisa lagi mendengar suara ibu untuk selamanya? mendengar kebawelannya dan celotehnya yang terkadang bikin kesal?
Ya, saya menyesal. Saya tidak pernah mengenal ibu sampai sejauh itu, padahal saya hidup dirahim beliau selama sembilan bulan!!!
saya ingin mengenal ibu lebih dari sekedar beliau sebagai "orang tua". saya tidak mau kehilangan moment-moment berharga bersama ibu.
"Manusia", bukan hanya saya...tapi juga ibu :)
By : Amelia Utami
Yes, New Zealand atau Selandia Baru! Kenapa saya mau ke sana? Alamnya!. Ya, alamnya dan pemandangannya terkenal menakjubkan. Walaupun saya lebih tertarik sama padang rumputnya hehehe. New Zealand adalah negara yang ibu kotanya Wellington. Negara ini merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak di sebelah barat daya Samudera Pasifik, atau lebih tepatnya di sebelah tenggara Australia. Selandia Baru cocok untuk orang yang menginginkan kedamaian plus menikmati kesejukan alam, karena negara ini merupakan salah satu negara teraman...
Hana Tajima Bagi para perempuan yang masih ragu untuk berhijab karena masih beranggapan bahwa memakai hijab itu terlihat lebih tua dan fashionnya cenderung kolot alias kuno. Hmmm...mending baca profil Hana Tajima ini deh! Dijamin pikiran kalian tentang hijab akan berubah 180 derajat dan kemungkinan besar kalian akan tertarik memakai hijab. Seperti yang dialami saya, dan saya langsung jatuh cinta dengan gaya hijab dan pakaian Hana Tajima. Yess, because she is young, fresh and fashionable! Nama...
Penulis : Risa Saraswati Dari liat judulnya aja udah aneh ya? hihihi. Novel ini emang nggak biasa. Pada penasaran ya apa yang buat novel ini istimewa? Langsung aja ya liat sinopsisnya hehehehhe "Jangan heran jika mendapatiku berbicara sendirian atau tertawa tanpa seorang pun sedang bersamaku. Saat itu, mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima sahabatku. Kalian mungkin tak melihatnya...Wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering disebut...hantu. Ya, mereka adalah hantu, jiwa-jiwa...
Penulis : Dewi Lestari 2009 Setelah berhasil menyelesaikan membaca novel ini selama dua hari plus begadang, yang keluar dari mulut saya..."GILA KEREN BANGET! MENYENTUH!" Novel yang berhasil saya culik dari teman saya ini terbitan tahun 2009, tapi saya baru tau. hehehe ketinggalan banget ya. Sinopsis : Namanya Kugy. Mungil, penghayal, dan berantakan. Dari benaknya, mengalir untaian dongeng indah. Keenan belum pernah bertemu manusia seaneh itu. ***** Namanya Keenan. Cerdas, artistik dan penuh kejutan. Dari tangannya,...
NONFIKSI/NOVEL ISLAMI Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Apa yang anda bayangkan jika mendengar "Eropa"? Eiffel? Collosseum? San Siro? Atau tembok Berlin? Bagi saya, Eropa adalah sejuta misteri tentang sebuah peradaban yang sangat luhur, peradaban keyakinan saya, Islam..... Dari awal melihat sampul novel ini saya langsung tertarik. Eropa! yuuuuuuuu siapa yang tidak tertarik dengan eropa? Paris, Italia, Spanyol, Jerman..... Tapi novel ini bukan...
Thailand
April 25, 2012 / BY Amelia Utami.
Wonderfull country!!! Aaaaahhh... Mendengar nama Thailand, bikin gemes, gemes pengen nabung aaah please culik saya kesana! Ada beberapa tempat wisata di thailand yang pasti bikin siriiiik!! Yuuuk langsung aja... Bangkok Grand Palace dan Temple of the Emerald Budha didalamnya Istana Samakhon, bangunan bergaya Renaisans Eropa Pattaya Beach Ayutthaya- Warisan sejarah dunia. Merupakan kerajaan Siam di masa lampau, ssebelum pindah ke Bangkok. Tempat memfoto favorit adalah reruntuhan kuil yang memukau, seperti Wat Phra Si Sanphet Viharn...
4-7 Februari 2012 Hari pertama.... Setelah menempuh perjalanan dari Jakarta selama kurang lebih satu jam, akhirnya pesawat yang membawa saya, defbry dan mamahnya mendarat mulus di Changi International Airport Singapore sekitar pukul 18. 10 waktu setempat. Fuiiiihhh...... Pertama kali menginjakkan kaki dinegeri orang buat saya adalah unforgettable moment dan jujur saja saya langsung kagum dengan bandara terbesar di singapore ini. Bukan hanya kebersihan yang sangat terjaga, tapi juga tata letak ruangan yang rapih dan alasnya menggunakan karpet seperti dibioskop! Beda...