Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"

Photo by Pinterest
Sebagai mbak-mbak kantoran yang sudah bekerja lebih dari dua tahun, bohong banget kalau selama itu saya selalu menikmati pekerjaan saya. Ada kalanya saya dalam keadaan tertekan, stress karena jumlah pekerjaan yang banyak, bosan dengan rutinitas kerja yang itu-itu saja atau karena sedang tidak sepaham dengan rekan kerja. Jika ada yang berkata : "Gue mah nggak pernah stress di tempat kerja", yang langsung ada di benak saya : "Seriously? Gimana caranya? Ko saya nggak bisa? Bahkan saya pernah nangis ketika tiba dari rumah selepas pulang kerja". Biasanya karena keletihan yang luar biasa menguras fisik atau karena simply saya merasa pekerjaan semakin nggak terkendali.

Pernah merasakan? Tenaaang kamu nggak sendirian. Sesekali mengeluh itu manusiawi. Toh kita manusia biasa. Bukannya kita tidak bersyukur dengan pekerjaan yang kita miliki, tapi ada keadaan yang memang tidak dapat kita kendalikan. Ya nggak apa-apa. Di keluarkan saja. Kalau mau nangis, ya nangis. Mau marah, ya silakan (asal jangan di depan orang lain atau malah sering kebablasan nggak sadar seperti saya? Haha). Intinya kalau udah merasa stress atau tertekan, nggak usah sok-sokan tegar atau kuat. Kita memang bukan superman atau supergirl ko. 

Kabar baiknya, kita bisa belajar dari rasa stress itu, minimal kita tau apa yang harus kita lakuin saat stress melanda kembali 😂 menurut pengalaman pribadi, stress dapat di atasi ketika kita tahu penyebab atau pemicunya. Misalnya, saya biasanya akan stress ketika menjelang akhir bulan. Kenapa? Karena kerjaan numpuk bak air bah hahahha lebay tapi serius. Terus biasanya menjelang datang bulan. Bagi perempuan, pasti tau banget deh rasanya gimana. Mood kacau, tapi kerjaan harus tetap selesai tepat waktu. Kemudian saat bos beres cuti atau meeting dari luar kota, karena pekerjaan saya membutuhkan tanda tangan beliau, otomatis kalau beliau nggak ada pekerjaan saya terpending dan akan super busy beberapa hari kemudian.

AAAAARRGGGHHH!!!!

Atasan saya di kantor pernah bilang, saat rekannya bertanya dia harus bagaimana saat stress menghadapi pekerjaan, beliau dengan enteng menjawab : "Ya nggak gimana-gimana. Di kerjakan lah". Dari situ saya mikir. Ada benarnya juga ya. Maksudnya gini loh, saat kita stress menghadapi pekerjaan jalan satu-satunya ya memang harus di hadapi dan di kerjakan. Kalau cuma diem dan meratapi juga percuma. Pekerjaan nggak kelar-kelar, stress juga nggak berkurang. Yang ada malah nambah. Tapi ketika kita berhasil menyelesaikan pekerjaan kita (dengan di iringi rasa tertekan, marah yang membuncah, mengeluh dan bla bla bla), setidaknya beban kerjaan kita berkurang daaan biasanya rasa stress juga ikut berkurang.

Inget aja mantra : "This is just a bad day, not a bad life" sambil menyelesaikan pekerjaan. Pokoknya saat sedang stress di tempat kerja, sebisa mungkin saya bilang dalam hati : "Ini akan segera berlalu" atau "Kalau dikerjakan nanti, bakal numpuk ni kerjaan dan yang ada gue makin stress". Haha sejauh ini sih ampuh. Oh iya, yang paling penting istirahat sejenak saat mulai merasa letih. Biasanya sih saya ngobrol sama rekan kerja atau jajan di warung depan kantor 😁

Memiliki hubungan baik dengan atasan dan rekan kerja juga sangat penting dalam mengatasi stress di tempat kerja. Justru keduanya berperan besar saat kita berada di lingkungan kerja. Kebayang dong makin stressnya kalau kerjaan numpuk, punya atasan yang nyebelin atau rekan kerja yang annoying? Hih! gaji besar juga rasanya percuma ya. Maka beruntunglah kamu jika hanya sekedar stress dengan pekerjaan, tapi memiliki atasan yang masih memberikan support atau rekan kerja yang masih bersedia membantu.



Semangat bekerja!

Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Peringatan :
Yang belum nonton filmnya di harapkan jangan membaca tulisan ini karena akan bertebaran spoiler-spoiler yang tidak dapat di tahan oleh penulis.


Gambar di ambil dari google
Memutuskan untuk memilih menonton film Ayat-ayat Cinta 2 bukan hanya sekedar mengisi hari libur, tapi juga ada "kewajiban" sendiri karena tahun 2008 saya membaca novel dan menonton film Ayat-ayat Cinta 1 dan yeah untuk tahun segitu film dengan tema religi masih sangat baru. Wajar jika sekuel pertama sangat booming dan meraih jumlah jutaan penonton. Siapa yang tidak kagum dengan sosok Fahri? Pintar, sederhana, rajin ibadah dan memiliki hati yang baik.

TA'ARUFIN AKU, FAHRI....
TA'ARUFIN AKUUUUU...

*mulai gila*

Bagaimana dengan sekuel keduanya? Duh sebelumnya pengen banget bilang. Apa sekarang lagi musim ya, film ada sekuelnya gitu? Padahal sekuel pertama endingnya sudah sangat jelas bagi saya, kecuali film AADC 2 yang memang endingnya gantung kaya jemuran belum kering. Oh ya, nanti bulan Februari juga ada film Eiffel I'm In Love 2. Pada latah kah? Atau beneran mau mengajak penonton nostalgia? *merasa tua*. Tapi kayanya saya bakalan nonton juga deh *anaknya mudah tergoda*

Oke, balik lagi ke film Ayat-ayat Cinta 2. Tanpa membaca novelnya (bahkan saya tidak tau ada lanjutan novelnya), film ini masih bisa di ikuti dengan mudah. Saya akan bahas dari segi pemain yang beberapa ada yang baru dan di ganti.

  1. Fahri (Fedi Nuril) not change. Bahkan sudah 9 tahun berlalu, bahkan sudah ada cincin yang melingkari jarinya ehem. Not change dalam artian dia tetap Fahri yang dulu, yang bisa ibadah dimana saja bahkan di dalam kelas dengan diliatin oleh mahasiswa-mahasiswanya (ini serius) dan bisa ditebak beberapa mahasiswi yang cantik itu terkagum-kagum padanya. Bukan hanya mereka, karyawan Fahri di mini market bahkan Hulya, sepupu Aisha, ngefans kepadanya! Intinya, Fahri tetep di gandrungi oleh ciwi-ciwi di sekitarnya. Oh ya, jangan khawatir dengan akting Fedi Nuril. Dia memerankan Fahri sama seperti dulu! Ya ekspresinya, ya muka kucelnya yang sederhana (haha), cara bicaranya serta suaranya dalam melantunkan ayat-ayat al-quran yang seketika bikin hati adem kaya di payungin (apaan 🤣)
  2. Aisha (Dewi Sandra, sebelumnya diperankan oleh Rianti C) bagi saya porsinya sedikit di film ini untuk ukuran istri Fahri. Tidak banyak bicara dan lebih banyak diam. Mungkin ini karena...(nanti dibahas dalam segi cerita). Akting Dewi Sandra not bad lah, meskipun saya masih terbayang-bayang wajah Rianti saat menontonnya hehe.
  3. Hulya (Tatjana Saphira). Saya jatuh cinta dengan akting Tatjana sejak film Sweet 20 dan sebagai Hulya, she is impressive! Karakter Hulya termasuk yang mencuri perhatian saya : pintar, ramah, mudah bergaul dan ceplas ceplos. Lihatlah beberapa kali Fahri sampai terkesima dan salah tingkah dengan segala perhatian Hulya.
  4. Keira (Chelsea Islan) berperan sebagai violist yang memendam kebencian kepada Fahri karena kematian ayahnya saat bom bunuh diri di London akibat serangan terorist. Keluarga Keira menganggap Fahri dan semua muslim adalah terorist. Saking bencinya, setiap bertemu Fahri, kerjaan Keira ini hanya marah-marah atau mengumpat sampai matanya melotot (perlu banget nih sampai melotot? 🙄)
  5. Hulusi (Pandji), asisten Fahri dan Misbah (Arie Untung), teman Fahri adalah dua pemain pembantu yang bagi saya "menyelamatkan" film ini dari unsur dark dan serius. Akting mereka berdua selalu mengundang tawa, juga sangat setia menemani Fahri melewati hari-harinya yang muram.

Selanjutnya saya akan membahas dari segi cerita :

Cerita di mulai dari hilangnya Aisha yang menjadi relawan di daerah konflik Gaza, Palestina. Diceritakan sudah lama tidak ada kabar dari Aisha dan tidak jelas nasibnya apakah sudah meninggal atau masih hidup, sehingga membuat hari-hari Fahri menjadi muram. Untungnya kegiatan Fahri sebagai dosen di Universitas Edinburgh sedikit membuat Fahri melupakan kesedihannya. Hingga datanglah Hulya, sepupu Aisha dari Jerman, untuk melanjutkan studi di universitas yang sama seperti Fahri. Hulya membuat hari-hari Fahri kembali ceria.

Konflik pertama di mulai ketika Fahri membantu seorang wanita bercadar bernama Sabina dan menampungnya di rumah sebagai asisten RT. Semua penonton langsung ribut-ribut.

ITU PASTI AISHAAAAAAAA!

Tapi kemudian inget lagunya Five Minutes :

AISHA TELAH PERGI. 
PERGI MENINGGALKANKUUUU.....

Oke, maap.

Pelan-pelan kehadiran Hulya membuat Fahri memiliki tekad untuk melanjutkan hidupnya. Singkat cerita, keluarga Hulya datang ke London dan berniat menikahkan Fahri dengan Hulya. Disinilah terkuak bahwa Sabina sebenarnya adalah Aisha.

TUH KAN NALURI PENONTON TUH TIDAK PERNAH BERDUSTA, WAHAI BAPAK SUTRADARA!

Alasan Aisha selama ini berbohong adalah karena ingin menutupi wajahnya yang cacat akibat terluka saat di penjara di Gaza (rada ngeri pas adegan ini) dan sebagai wanita dia sudah gagal karena mengalami keguguran 2x dan akan susah untuk hamil kembali.

Puncak konflik adalah ketika Fahri memutuskan untuk move on dan melamar Hulya sebagai istrinya. Aisha atau Sabina yang menyaksikannya tidak tahan untuk pergi dan menangis. Kenapa ya tokoh Aisha ini dari Ayat-ayat Cinta 1 selalu dalam posisi mengalah, berkorban dan ikhlas menerima? Dengan alasan "asal Fahri bahagia, saya juga bahagia". ATUHLAH! *mulai emosi*

Hulya hamil anak pertama Fahri dan itu membuat penonton yang tadinya berharap Fahri akan bertemu kembali dengan Aisha, pupus seketika. Mungkin selamanya Aisha akan menjadi Sabina...

Tapi ya tapi namanya juga film, selalu ada kejutan yang tak terbayangkan hahaha. Hulya ini nasibnya seperti Maria, menjadi istri Fahri hanya sebentar. Iya, sebentar. Hulya yang tengah hamil besar, tak sengaja bertemu dengan Bahadur (inget tokoh jahat di ayat-ayat cinta 1?) dan terluka saat menyelamatkan Aisha. Hulya berhasil melahirkan anaknya dengan selamat, tapi nyawanya tidak tertolong lagi. Saat menunggu Hulya di RS, Fahri baru menyadari bahwa Sabina adalah Aisha. Sambil menangis Fahri meminta maaf karena selama ini telah buta tidak menyadari kehadiran Aisha...

TELAT, MAS. MADINGNYA UDAH KEBURU TERBIT! 

Hmmmm lagian emosi juga sama si Fahri. Okelah muka Aisha itu tertutup cadar dan (maaf) cacat, tapi masa sih nggak menyadari suara istrinya atau gesture tubuhnya? SUNGGUH TEGANYA DIRIMU DIRIMUUUUUU ~~~~

Dan yang lebih nggak masuk akal, saat wajah Aisha di operasi plastik menyerupai Hulya. YA KENAPA HARUS MIRIP HULYA? KENAPA NGGAK MUKANYA AISHA AJA? PENONTON BUTUH PENJELASAAAAN!

Dan tokoh Keira juga, udah di bantu oleh Fahri diam-diam dan ketika tau, ujug-ujug minta di nikahin. CIH, EMANG MENIKAH SEMUDAH ITU? JANGAN HARAP!

Jadi, kesimpulannya apa ?
Kesimpulannya adalah untuk kembali ke Aisha, Fahri harus poligami dulu hahaha. Nggak ding, bercanda. Ya kesimpulannya ayat-ayat cinta si Fahri itu ya Aisha. Mau di buat ayat-ayat cinta ke 5 juga kayanya ujungnya tetap sama Aisha. Dan menurut saya tidak ada laki-laki yang sempurna seperti Fahri yang tetap berbuat baik kepada orang-orang yang menyakitinya. Tidak ada pula wanita yang sempurna seperti Aisha yang menerima dengan ikhlas cinta suaminya terbagi dengan alasan asal Fahri bahagia.
Tapi kita semua bisa mengambil pelajaran dari film ini bahwa berbuat baik itu tidak mengenal siapa dia, darimana dia berasal dan agamanya apa. Dan terakhir, ada satu ucapan Fahri yang membekas, intinya adalah yang membuat kita memiliki cinta adalah rasa cinta itu sendiri, yang membuat kita memiliki sikap permusuhan adalah rasa permusuhan itu sendiri.

Happy holiday!

Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pinterest
Pernah nggak sih kita merasa begitu sedih ketika orang-orang yang pernah dekat dengan kita, satu persatu pergi dan nggak menyisakan kesan apa-apa? Ya pergi aja gitu. Udah. Seolah-olah keberadaan kita bagi dia atau mereka sebatas itu saja. Sebatas "gue pergi ya". Dan akhirnya blaaaas. Tidak ada kabar. Ketika bertemu, hanya bertegur sapa sepantasnya. Tidak ada lagi obrolan akrab yang mengundang cerita, apalagi tawa.

Kemudian satu persatu pertanyaan muncul di kepala : "gue punya salah apa ya?" atau pikiran "jangan-jangan selama ini gue yang terlalu baik sampai menganggap dia atau mereka yang dekat dengan kita adalah segalanya" dan berbagai pikiran lain yang akhirnya hanya akan menyalahkan diri kita sendiri.


It's life, darling...

Orang-orang datang dalam kehidupan kita.
Mengisi hari-hari. Membawa cerita. 
Kemudian mereka pergi.
Mungkin bukan karena kita.
Mungkin karena sudah saatnya pergi, meskipun tanpa meninggalkan pesan dan alasan.

Memang begitulah hidup,

Bertemu dan berpisah
Datang dan pergi
Yang tersisa hanya diri sendiri dan...orang-orang yang masih dapat kita lihat.
Maka berterima kasihlah kepada mereka, atas keberadaannya di antara yang sudah tiada.


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Suatu hari pernah bilang ke Defbry : "Dep, jangan jadi pasangan yang insecure ya. Perasaan insecure itu lebih berbahaya dari cemburu."

Kenapa berbahaya? Insecure bisa di artikan sebagai perasaan tidak aman atau tidak percaya diri sehingga menimbulkan perasaan yang selalu curiga dan prasangka buruk. Ini tidak baik bagi sebuah hubungan karena kita wajib melaporkan segala kegiatan kita (lagi ngapain, ada dimana, sama siapa dan bla bla) dalam periode waktu yang berdekatan dan nyaris tanpa jeda. Awalnya rasa insecure itu mirip dengan rasa peduli atau kekhawatiran, tapi menjadi tidak wajar jika sudah mengganggu kehidupan kita.

Saya pribadi pernah mengalaminya. Itulah kenapa saya ingin sharing melalui tulisan di blog ini. Ketika awal-awal pacaran dengan Defbry, namanya juga lagi bahagia-bahagianya ya, kami hampir setiap hari menghabiskan waktu berdua (terlebih kami satu kampus dan jarak kosan kami dekat) : berangkat ke kampus, makan, ngerjain tugas, masak, main ke mall dan lain-lain (kecuali tinggal bareng ya, nanti di grebek lagi 😜). Setiap Defbry nggak ada kabar (padahal baru beberapa jam lalu ketemu) bawaannya khawatir mulu. Takut dia lagi jalan sama cewek lain atau dia lagi bales chat teman-teman ceweknya sedangkan chat saya di abaikan. Rasa nggak aman itu berlanjut dengan membombardir Defbry melalui chat whatsapp atau telfon berkali-kali. Terus begitu sampai ada kabar kalau dia lagi ngapain dan dimana. Lengkap dengan omelan panjang saya yang nggak terima karena nggak di kasih kabar. Apakah sampai situ saya sudah puas? Belum! Ketika bertemu Defbry hal pertama yang saya lakukan adalah meminjam HP dia. Memeriksa seluruh chatnya, media sosial bahkan saya pernah cek inbox email dia (hahahampun da! Sinting banget kalau di inget-inget). Secara pribadi Defbry memang nggak keberatan karena dia merasa nggak ada yang di sembunyiin. Chat-chat dengan teman perempuannya tidak ada yang dia hapus. Tapi anehnya, saya masih merasa tidak aman. Saya masih merasa...bahwa saya di bohongin.

Tanpa sadar, saya sudah terjangkit "virus" insecure... 🤣

Gimana saya bisa sadar dan terlepas dari insecure? Saat kami LDR! Saya pulang ke Indramayu dan Defbry masih stay di Bandung. Di saat hubungan kami rawan selingkuh atau retak karena jarak, justru saya lebih rileks menjalani hubungan dengan Defbry. Perasaan takut, khawatir dan prasangka buruk hilang perlahan-lahan. Mungkin karena saya lebih menghargai waktu pertemuan kami yang nggak se-intens dulu. Ditambah saat Defbry harus kuliah di luar negeri dan saya sudah sibuk bekerja, saya justru nggak ada pikiran buruk sama sekali tentang hubungan kami. Saya lebih memilih berpikir positif. Dan pikiran positif membantu saya dalam me-manage waktu kerja, menghubungi Defbry dan waktu untuk diri sendiri. Disaat semua balance, saya merasa happy.

Insecure itu melelahkan loh karena pikiran kita terkuras untuk "meladeni" pikiran buruk dan rasa tidak aman. Meskipun insecure tidak separah posesif yang sampai melarang kita berkegiatan atau bertemu dengan orang-oramg selain dia, tetap saja insecure tidak dibenarkan menurut saya. 

Oke, dia pasangan kamu, tapi hidup dia bukan hanya seputar tentang kamu selama 24 jam full. She/he is just human too. Dia punya keluarga, kehidupan sosial, kehidupan pekerjaan, hang out bersama teman-temannya dan tentu saja waktu me time. Insecure one of relationship goals? No, itu termasuk gejala mental illness! Kalau nggak ngecek hp pasangan, berasa nggak aman. Kalau pasangan sedang bersama dengan teman-temannya, berasa nggak aman. Kalau pasangan nggak ngabarin lebih dahulu, berasa nggak aman. Kalau insecure dijadikan alasan supaya pasangan nggak selingkuh, ya ampun apa kabar yang LDR beda negara. Kalau nggak mengandalkan teknologi dan kepercayaan, mau mengandalkan apa haaaaa? Percaya deh, kalau orang dasarnya mau selingkuh, insecure atau nggak insecure, dia akan tetap cari cara untuk sembunyiin.

LELAH NGGAK SIH, BOOO?

Jadi come on ...

Ngebebasin pasangan tuh bukan berarti kita nggak peduli atau nggak sayang. Tapi memang ada waktunya kita menghabiskan waktu dengan pasangan, sama keluarga, teman-teman atau bahkan waktu buat diri sendiri.

You are special. You are everything. Tapi give me time to karokean sama temen-temen tanpa hp bunyi ribut dengan pertanyaan insecure kamu, please...

Hahahaha.


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar

Iseng-iseng ngadain pooling di Instagram mau bikin postingan apa di blog, dua dari lima DM yang masuk, menyarankan untuk posting review skincare. Baiklaaah, posting pertama akan bahas skincare dulu. 

DAN LANEIGE LAGI!

APAKAH INI EFEK BRAND AMBASSADOR-NYA YANG BARU NIKAH? 🤣

Nggak, dasar aja saya ketagihan *elus-elus dompet* 

Setelah postingan sebelumnya membahas Laneige Anti-Pollution Care kali ini saya akan membahas Laneige Good Night Care Kit dan Sun Cream. Semuanya kemasan kit ya alias travel size. 

1. Lip Sleeping Mask


Ini favorit banget. Super love! Jangan judge ukurannya yang super mini. Isinya padat dan sekali colek bisa buat olesin seluruh bibir. Digunakan sebelum tidur. Wangi stroberinya harum dan lembab di bibir. Sampai bangun tidur pun masih terasa lembab. Sebelumnya, saya suka pake lip balm dulu sebelum pake lisptik karena bibir saya kering dan suka ngelupas. Sejak pake Lip Sleeping Mask, saya bisa langsung pake lipstik yeeey! 😄

2. Eye Sleeping Mask


Kabar baik untuk yang memiliki mata panda 🐼. Eye Sleeping Mask bisa membantu kamu mengurangi lingkaran hitam dibawah mata. Bentuknya gel. Setelah menggunakan kurang lebih 2 minggu, terlihat lingkaran hitam dibawah mata saya memudar. Hilang keseluruhan sih belum ya, tapi setidaknya nggak keliatan hitam banget. Kesannya lelah banget ya booo menjalani hidup yang berat ini #tsaaaaah.

3. Water Sleeping Mask


Sleeping Mask sudah di bahas di postingan sebelumnya ya. Bedanya hanya di aroma saja, yaitu Lavender. Karena ini kali kedua saya pake sleeping mask, sesuai anjuran dari web resmi Laneige, cukup digunakan 3 sampai 4 kali dalam seminggu.

KEBAYANG NGGAK TUH SEBELUM TIDUR PAKE 3 SKINCARE SEKALIGUS! 🤣🤣🤣

4. Watery Sun Cream


Awalnya iseng beli ini karena sun cream saya abis. Saya pikir bentuknya gel atau air gitu, ternyata bentuknya krim padat. So far sih cocok di wajah saya karena belum ada efek samping kaya wajah merah atau timbul jerawat. Meskipun cocok, tapi saya merasa kurang nyaman digunakan diwajah saya dibandingkan dengan sun cream sebelumnya dengan merk lain. Nggak nyamannya karena saat di aplikasikan di wajah, saya merasa wajah saya tebal kaya pake bb cream (btw, saya nggak suka pake bb cream karena nggak cocok). Belum lagi creamnya agak basah (mungkin karena watery) jadi saat ditimpa pake bedak, ya bedaknya kurang nempel. Selama ini solusinya, setelah pake laneige sun cream, saya diemin dulu beberapa menit baru setelah itu ditimpa bedak. Untuk daya tahan okelah, karena dipake aktivitas siang hari sampai sore muka masih tetap cerah 😃

Sekian review-nya, sekali lagi balik ke kondisi kulit wajah masing-masing ya. Belum tentu cocok atau nggak cocok. Kalau saya tipe orang yang nekad kalau cobain skincare. Beli dulu, baru tau hasilnya. Tapi ada baiknya baca review produknya dulu.


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Janji bakal review setelah dua minggu pemakaian, ternyata molor dan sudah masuk minggu ketiga. Begitulah namanya juga blogger labil 😛

Cerita sedikit dulu ah. Awalnya nggak kepikiran untuk beli skincare korea. Selain harganya mehong, takutnya nanti bakal ketagihan. Secara aing cuma karyawan biasa yang gajinya pun nggak seberapa (mulai curhat 😂). Hingga suatu hari saya whatsapp-an dengan adik kosan saya, Okvi. Awalnya bahas drama korea, eh lama-lama bahas skincare mulai dari merk yang bagus, produk apa aja sampai di online shop mana yang recommended.

DAN DIA BERHASIL "MERACUNI" GUEEE!

BEGITU KLIK...

YA ALLAH

AKU KHILAF

PENGEN BELI SEMUA PRODUKNYAAAA!

Tapi alhamdulillah Allah masih memberi saya kesadaran hingga memutuskan untuk membeli paket trial kit saja sebagai awal perkenalan dengan skincare korea. Selain itu harganya juga terjangkau dan kalaupun nggak cocok, ya nggak terlalu rugi. (Mudah-mudahn sih cocok biar ada alasan untuk belanja lagi 😛) 

Pilih produk Laneige bukan karena lagi booming atau brand ambassadornya Song Hye Kyo. Sumpah, awalnya saya nggak tau wkwk kuper banget emang! Saya tuh ngincer Water Sleep Mask yang katanya oke banget untuk wajah kusam. *anaknya mudah di pengaruhi*

Oke, langsung aja reviewnya. Yang nanya produknya beli dimana, saya beli di Shoppe. Lupa nama online shopnya. Harganya sekitar Rp. 120.000 dapet lima produk. NAH, GIMANA NGGAK TERGODA COBAAAA?

1. Skin Refiner & Emulsion Moisture


Skin Refiner (kiri) : 
Bentuknya air gel gitu dan agak lengket. Step pertama sebelum menggunakan Emulsion. Cara menggunakannya yaitu tumpahkan sedikit (hati-hati karena lubang botolnya besar) pada kapas lalu pukpuk pada wajah dan gosok perlahan-lahan. Mirip seperti menggunakan toner saja.

Emulsion Moisture (kanan) :
Digunakan setelah skin refiner. Bentuknya milk gitu. Lebih padat. Cara menggunakannya tumpahkan perlahan-lahan di telapak tangan kemudian oleskan pada wajah dan gosok dengan menggunakan kapas.

Hasil : Saya suka. Cocok di wajah saya. Adem gitu di kulit wajah. Di pake kalau buat ngapus make up. Jadi, kotoran-kotoran atau sisa make up yang nggak bisa di angkat skin refiner, di bantu dengan emulsion sehingga wajah lebih bersih sih.

2. Water Sleeping Mask


Nah, ini produk favorit saya! Bentuknya kaya krim gitu. Haha maaf ya kalau saya agak kesulitan untuk mendeskripsikan bentuknya. Kalau baru pertama pake, gunakan water sleeping mask ini setiap malam setiap hari. Cara menggunakannya tinggal di oles-olesin aja ke wajah. Adem banget 😍

Hasil : sebelumnya kulit wajah saya itu kering banget kalau siang hari. Pada ngelupas gitu loh. Nah, setelah rutin pake water sleeping setiap malem alhamdulillah ada perubahan. Kalau siang kulit saya jadi lembab dan nggak ngelupas-lupas lagi. Horeee produknya bekerja!

3. Waterclay Mask


Masker wajah yang digunakan satu minggu sekali. Baunya kurang enak. Bau lumpur gitu. Ya emang ini masker lumpur 😂. Awal pake agak panas di wajah, tapi begitu di oleskan ke wajah, nggak berapa lama maskernya cepet kering. Sekitar 5-10 menit. Kemudian bilas menggunakan air hangat.

Hasil : karena baru satu kali di pake, jadi belum keliatan hasilnya. So far sih cocok di wajah. Lumayan bantu nyerap minyak di wajah.

4. Pore Deep Cleaning Foam

Lupa nggak sempet difoto. Bentuknya sama kaya facial foam lain sih. Digunakan setiap pagi dan sore sebagai sabun wajah. Sayang banget ukurannya kecil (ya namanya juga paket kit 😂) jadi cepet abis seminggu juga. Hasilnya keliatan karena wajah jadi lebih lembut.

Kesimpulannya : 

SAYA COCOK PAKE PRODUK LANEIGE!

GAWAT.

NANTI SAYA BELANJA LAGI 😭😭😭

Perlu diketahui, skincare korea tidak berfungsi untuk mengubah warna kulit ya. Kalau dasarnya warna kulit kita putih, ya nggak ada perubahan. Begitu juga dengan warna kulit sawo matang, hitam atau kuning langsat. Tapi semua skincare (jika cocok) bisa menyehatkan dan merawat kulit wajah kita. Balik lagi, masalah pilih produk skincare itu cocok-cocokkan. Cocok di kulit, belum tentu cocok di dompet *eh gimana? 😂

Oh iya, kekurangan dari Laneige ini tidak ada penjelasan bagaimana cara menggunakan produknya. Jadi mau nggak mau kita harus baca di web Laneige atau nonton tutorial di youtube.

Semoga reviewnya bermanfaat dan selalu ingat, kenapa perempuan harus kerja keras?

BIAR BISA BELI SKINCARE KOREYAAAA 📣


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
Huaaaaaaaaa! 

Nggak kerasa ya postingan jalan-jalan ke Thailand udah masuk bagian akhir aja *yang ngetiknya mah cangkeul* 😭. Kali ini saya nggak akan lagi bahas tentang budget perjalanan atau itinerary. Untuk kedua hal itu silakan baca di post sebelumnya :

  1. The Sister Goes to Thailand (Part 1) : Review Hotel and Travel Agent
  2. The Sister Goes to Thailand (Part 2) : Bangkok
  3. The Sister Goes to Thailand (Part 3) : Pattaya

Gambar yang saya ambil ketika mau masuk bus. Meskipun nggak sempat menikmati naik tuk-tuk. Setidaknya ada foto untuk kenang-kenangan😁
Saya mau cerita yang ringan-ringan aja. Saking ringannya, mungkin postingan ini akan kurang berfaedah jika di tinjau dari segi traveller 😱Oke, yang pertama saya mau bahas tentang...travel agent Thailand! Loh ko bahas travel agent lagi? Kan sudah di bahas di part 1. Memang sudah, tapi hanya sekilas. Namanya doang. Yup, Sky Hub. Jadi, di Thailand itu buanyaaak sekali travel agent dan mereka saling bersaing. Hikmah yang bisa saya ambil dengan travelling menggunakan travel agent adalah saya jadi tau service mereka terhadap wisatawan asing itu bagaimana.

Sky Hub sendiri menunjuk Ms Waramas atau di panggil Ms Maya sebagai tour guide kami selama melancong di Thailand. Kesan pertama bertemu dengan Ms Maya saat sarapan di hotel Bangkok adalah guide yang ramah, cekatan dan sangat disiplin waktu. Kami di beritahu akan dijemput besok pagi pukul 07.45. Yup, bus dan guide datang tepat waktu!

Di setiap kursi penumpang bus di sediakan plastik untuk membuang sampah. Yang membuang sampah sembarangan di Thailand akan di denda 2000 baht (Rp. 800.000). Tanpa terkecuali di dalam bus!
Saat kami hendak makan siang di Bangkok, Ms Maya memberitahu bahwa kami harus sudah kumpul pukul 13.20. Salah satu peserta tour menyeletuk, "Di Indonesia itu sama aja pukul setengah 2, Miss". Dan tau apa jawaban Ms Maya? "Beda dong, setengah 2 itu 10 menit lagi". Skak mat! Jadi malu juga kan karena tau kebiasaan ngaret orang Indonesia.

Dari Ms Maya juga kami jadi tau beberapa fakta menarik tentang Thailand dan masyarakatnya :

  • Orang Thailand kebanyakan tidak fasih Bahasa Inggris. Kalaupun bisa, aksennya tidak jelas atau kurang bagus. Contohnya : "How much?", orang Thailand akan mengucapkannya "Howmat". Mereka lebih memilih belajar Bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua mereka.
  • Orang Thailand tidak jelas mengucapkan huruf S. Misalnya SMS, mereka akan mengucapkannya dengan TMT, accessories jadi accessorrie. Pusing, kan? 
  • Minuman di Thailand lebih manis dari Indonesia. Nggak heran angka diabetes di negara ini tinggi sekali 😱
  • Terjawab sudah mengapa Bangkok menjadi salah satu kota paling macet di dunia. Penduduknya lebih mementingkan beli mobil dulu baru rumah. Alasannya karena gengsi. Hampir sama sih kaya masyarakat Indonesia 😂
  • Togel dan judi di legalkan oleh pemerintah. Polisi malah dengan santai menonton mereka yang sedang main judi di pinggir jalan. Alamaaak!
  • Taukah kamu bahwa Bangkok bukan nama asli ibu kota Thailand? Nama asli Bangkok ternyata panjang sekali, yaitu Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit. Dan SEMUA PELAJAR di Thailand harus afal nama asli ibu kota negara mereka. MAMPUS NGGAK, TUH? Untung aing orang Indonesia ya Allah 😭
Selama di Thailand, jadwal tour kami padat. Keluar dari hotel pukul 8 pagi baru kembali ke hotel pukul 10 malam. Dengan rentang waktu yang panjang itu, tidak ada satu pun tempat wisata yang terlewati dan SEMUA SESUAI DENGAN JADWAL. Nggak heran sih wisatawan asing yang berkunjung ke Thailand itu angkanya lebih tinggi dari Indonesia. Di liat dari travel agentnya saja sudah profesional. Beberapa kali saya bertemu dengan guide yang lancar berbicara Bahasa Indonesia, Spanyol, Mandarin dan Inggris saat memandu turis asing. Belum lagi bus pariwisatanya yang bagus dan bersih. Padahal paket wisata yang kami pilih ini paket yang paling murah loh! 😂 Dalam hal ini, di mata saya, pemerintah Thailand terbukti total dalam mempromosikan pariwisata negaranya. Di hari terakhir, kami di haruskan mengisi kuesioner dan tentu saja saya memilih Good Service untuk Ms Waramas yang sabar dan murah senyum 😄

Namanya juga travelling menggunakan travel agent ya, jadi kami harus bekerja sama dengan peserta tour lain. Dan yeah selalu ada drama peserta tour.

  • Drama tiga ibu-ibu yang suka telat dan komplain. Di antara kami semua, mereka yang suka telat kembali ke bus. Selalu ngaret dan terpaksa kami harus menunggu 10-15 menit. Ms Maya sampai menegur karena travel agent di Thailand sangat disiplin soal waktu. Pernah ada yang di tinggal beneran, loh. Oh iya, mereka juga yang suka komplain dan bawel. "Kapan kita ke wisata sini, Miss?", "Ko kita nggak ke tempat itu?" Bla bla bla. Ya ampun please deh kan udah ada jadwal itinerary-nya buibuk!
  • Drama nenek yang kecapean. INI NIH YANG SUKA BIKIN SAYA DAN KAKAK SAYA KETAWA. Jadi, ada peserta tour nenek-nenek yang kami panggil popong. Hebat loh karena beliau udah travelling ke Hongkong, China dan negara asia lain. Ya maklum lah ya namanya juga udah tua, dia pernah teriak di dalam bus saat malem, tapi kami masih jalan. "Miss, besok jalannya jangan malam-malam ya. Kaki saya nggak kuat jalan". Buahahaha dikira peserta tour-nya dia doang kali ya! Terus di Pattaya dia cuma pake celana kaya piyama gitu dan pas jalan, celananya panjang sebelah, pendek sebelah, sambil ngomel-ngomel : "Ini yang terakhir gue pergi travel. Gue mau istirahat. Udah capek". Puncaknya pas di Nong Nooch Village dia pipis di toilet cowok. Pas ditegur, dia jawab dengan santai : "Bodo amet. Gue kebelet pipis". SEHAT, NEK? 😂😂😂
  • Drama bapak aneh. Ada peserta tour bapak-bapak yang suka "gangguin" saya dan kakak. Beliau kalau ngeliat kami bawaannya heran mulu. "Kalian berdua aja ke Thailand? Berani ya" atau "Kalian di cariin sama ibu bapak nggak?" atau "bawa kopernya kuat nggak?". ALLAHU AKBAR DIKIRA KITA ANAK KECIL 😭😭😭Pak, kami udah kerja, pak! 
Bandara Don Moeang Bangkok yang ternyata lebih luas dari perkiraan saya.
Udah masuk gate masih aja belanja. ITU KAKAK GUE!

Ada baiknya nukar uang baht dimana?
Di Indonesia. Dan kalau bisa nukarnya 2x. Dari rupiah ke dollar,dari dollar ke baht karena nilainya lebih tinggi. Jangan kaya saya nukar baht di Thailand. Jatuhnya jauh lebih mahal 1 baht/420 yang harusnya 400.

Uang baht Thailand
Beli oleh-oleh dimana? Apa aja?
Di pasar makanan kering Pattaya. Lupa namanya hahaha. Kalau saya sih beli oleh-oleh makanan kaya kripik duren monthong yang terkenal itu, permen mangga dan durian, cokelat gajah, matcha greentea latte dan pocky. 


Selain makanan, kami juga beli sabun wangi khas Thailand. Ini beli di bandara. Lebih murah beli di Floating Market Pattaya.
Selebihnya sih beli oleh-oleh standar kaya gantungan kunci, kaos, tas, pouch dan printilan-printilan lain. Belinya di pasar Wat Arun.

Pengeluaran terbesar buat apa aja selain buat oleh-oleh?
Buat jajan dan makan di pesawat kali ya haha. Karena perjalanan Jakarta-Bangkok ditempuh selama 3,5 jam, saya nggak kuat kalau nggak makan dan minum 😁

Nasi Bali yang dibeli dipesawat. Harganya? 55 ribu! Haha
Seru nggak travelling sama saudara kandung?
Seru, tapi bukan berarti kita nggak pernah berantem selama di Thailand ya wkwk. Paling sebel kalau saya udah capek, kakak saya masih punya energi untuk foto-foto dan terpaksa saya ngikutin atau kalau kakak saya jalannya lelet, saya melangkah jauh lebih cepat ke depan hahaha. Dan yang lebih dongkol kakak saya itu kalau dandan luamaaaa. Pake maskara dulu, eyeliner, dll. Sempet gitu ya? Hmmmm.

Sekian cerita ringan dari jalan-jalan ke Thailand. 
Good Bye!
Sampai ketemu di postingan jalan-jalan berikutnya 😘


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Tiba di Pattaya pada malam hari kami langsung di sambut oleh gemerlapnya lampu-lampu kota, suara musik yang mengalun kencang, serta cafe dan trotoar jalan yang di penuhi oleh wisatawan asing maupun masyarakat lokal. Tak heran, Pattaya di sebut juga dengan kota malam karena memang surganya hiburan malam.

Suasana Pattaya di malam hari. 
Di perjalanan menuju Museum 3D Art In Paradise, Ms Maya bercerita bahwa hiburan malam di Pattaya seperti pijat plus plus, wanita "malam", banci show, striptis dance banci sampai show banci telanjang (wadaw)- bebas beroperasi dan dilegalkan oleh pemerintah. Hmmm hati-hati ya bagi yang bawa suami atau pacar. Pegangin yang kenceng biar malamnya nggak kabur hahaha.

Sama seperti di Bangkok, di Pattaya pun kami di tawarkan untuk mengunjungi wisata tambahan (dengan biaya tambahan pula tentunya) di luar itinerary, yaitu Alcazar "banci" Show. Tenaaang, kalau show ini sih aman. Kata Ms Maya hanya atraksi banci biasa. Saya sendiri nggak begitu tertarik jadi nggak ikut dalam wisata tambahan tersebut. Ketika tiba di Alcazar untuk mengantar peserta lain yang ingin nonton, saya iseng melihat keluar jendela bus dan...benar adanya bahwa banci Thailand itu cantik-cantik, bo! Yang saya salut sih riasan make up mereka. Asli, rapih amet. Saya aja yang perempuan tulen belum tentu bisa dandan begitu.

Kami tiba di Museum 3D Art in Paradise sekitar pukul 8 malam.

Pintu Masuk Art in Paradise
Museum 3D ini mengingatkan saya pada De Mata Yogyakarta. Sama-sama mengusung lukisan 3D, bedanya Art in Paradise Pattaya lebih luas dan gambarnya lebih beragam menurut saya. Ada beberapa lukisan 3D yang sama persis seperti di De Mata. Oh ya, bedanya lagi kalau di Art in Paradise kita harus melepaskan alas kaki kita.




Keluar dari De Mata, kami berpencar jalan kaki menikmati kota Pattaya di malam hari. Makin malam, makin ramai. Makin malam, musiknya makin kencang. Makin malam, banyak perempuan dengan pakaian yang makin pendek. Saya ngapain? Jalan kaki nemenin kakak saya ke drug store beli hansaplast. Duh, jauh-jauh ke Pattaya hahaha.

Besok paginya kami dapet bonus mengunjungi pantai Pattaya hanya 15 menit saja! Yup, karena jadwal yang padat kami ke pantai cuma buat foto-foto saja. Lumayan lah ya daripada nggak sama sekali. Dan menurut saya, pantainya B saja. Kalau mau melihat pantai Pattaya yang lebih bagus, kita harus menyebrang lagi menggunakan perahu. Di sana ada pulau yang kata Ms Maya pantainya jauh lebih bagus. Sayangnya, kami nggak kesana.



Perjalanan berlanjut menuju Honey Bee Farm. Saya kira awalnya cuma toko madu biasa. Nggak taunya ini peternakan lebah. Menarik. Semua tentang lebah bisa di ketahui di tempat ini, mulai dari lahirnya lebah, terbentuknya sarang hingga mengeluarkan madu berkualitas yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Kandang lebah yang paling kecil
Pemandu kami asal Indonesia di Honey Bee
Kami menghabiskan waktu di Honey Bee lumayan lama. Sekitar 1,5 jam. Di ruangan khusus kami di ajak untuk mencicipi madu murni. Rasanya beda dari madu yang dijual di pasaran.

Saya sampai habis 3 gelas saking enaknya hehe
Setelah dari Honey Bee kami melanjutkan perjalanan menuju Floating Market Pattaya! Belanja lagi, kuliner lagi. Buat kamu yang belum puas belanja oleh-oleh, kamu bisa beli di Floating Market ini. Harganya nggak jauh beda dengan di Wat Arun.


Dalamnya sih hampir sama kaya Floating Market Lembang. Bedanya FM Pattaya ini bagi saya lebih alami dan apa adanya gitu loh. Jadi nggak keliatan buatannya. Ya kaya pasar apung beneran. Eh, emang beneran sih hahaha.



Bagi yang beragama islam, hati-hati dalam membeli makanan di sana ya. Ada beberapa makanan yang tidak halal, seperti sate buaya dan sea food dengan minyak babi. Jangan lupa cobain duren montong yang katanya endeus banget! (Ps : saya nggak suka durian sih haha)


Nong Nooch Village menjadi wisata yang kami kunjungi selanjutnya. Ada dua show yang kami tonton yaitu Cultural Show dan Elephant Show.

Cultural Show yang menceritakan cerita rakyat Thailand.
Cultural Show yang menceritakan permainan tradisional Thailand.
Penutupan Cultural Show yang megah.
Show yang tidak boleh di lewatkan juga adalah Elephant Show. Secara udah jauh-jauh datang ke negeri gajah pasti pengen tau dong atraksi gajah di sana tuh kaya gimana.



Untuk pertunjukkannya B aja, tapi untuk gajahnya saya kagum karena baru pertama kali liat ada gajah yang badannya gede banget. Waktu belalainya ngedeketin ke tempat duduk penonton, alhasil saya ikut jerat jerit (haha mulai lebai). Di show ini kita juga boleh ngasih makanan dan foto bareng dengan gajahnya.

Oh ya, Nong Nooch Village ini sebenarnya kaya tropis garden gitu. Banyak bunga-bunga dan kebun kaya di Taman Bunga Nusantara Cianjur. Kalau saya sih nggak sempet foto di kebunnya karena sibuk ngabisin makan siang. Lapar boo lapaaar! 😂


Hari makin siang dan cuaca kota Pattaya makin panas. Kami masih semangat melanjutkan perjalanan ke Silverlake Vineyard, kebun anggur milik artis terkenal di Thailand. Wow!

Selain terkenal dengan minuman anggurnya, Silverlake juga terkenal dengan pemandangannya yang indah (katanya sering dijadikan lokasi syuting dan prewedding). Dan juga instagram-able banget. Kids jaman now pasti suka 😁



Dan wisata terakhir yang kami kunjungi di Pattaya adalah Gems Jewellery. Yup, yang mau shopping berlian atau perhiasan dengan batu permata dengan harga paling murah 800 ribu dan ada yang mencapai 250 juta, silakan datang ke tempat ini. Sebelum ke tokonya, kami di ajak wisata dulu tentang sejarah permata dan proses pembuatannya dengan menggunakan kereta api bawah tanah.

Kereta yang menemani kita
Patung yang memperagakan proses menambang batu permata
Patung yang memperagakan salah satu proses pembuatan permata
Kami yang belum mampu membeli perhiasan permata, cukup terhibur dengan adanya wisata permata dengan menggunakan kereta ini. Ada nggak peserta tour yang beli? Adaaaa. Dan saya langsung bisik-bisikkan sama kakak, "Itu pasti uang sakunya banyak banget". Apalah daya kami yang uang sakunya pas-pasan hahaha.

Dibandingkan di Bangkok, wisata yang kami kunjungi di Pattaya ini lebih banyak dan beragam. Meskipun capek karena tour-nya seharian full, but it's fun. Namanya juga jalan-jalan, kan? 😛

Sampai ketemu di postingan saya yang ke-4, sekaligus menjadi postingan terakhir tentang jalan-jalan ke Thailand. See you!


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Mari kita lanjutkan postingan selanjutnya tentang jalan-jalan ke Thailand. Di part 2 ini saya akan membahas tempat wisata mana saja yang saya kunjungi di kota Bangkok. 

Berbicara tentang Bangkok, yang baca postingan saya di instagram pasti sudah tau bahwa kota ini merupakan salah satu kota paling macet di dunia. Memang terasa sekali waktu kita banyak terbuang di jalan, terutama untuk menunggu lampu merah. But yeah karena ini kunjungan wisata jadi tidak terlalu membuat saya bete sebenarnya. Karena ketika mobil bus kami stuck, biasanya saya ambil foto jalanan atau gedung di kota Bangkok dari kaca jendela bus. 

Hari senin pukul 07.45 kami di jemput di hotel dan langsung menuju tempat wisata yang pertama, yaitu Wat Traimit atau lebih dikenal dengan The Temple of Golden Buddha. Namanya juga kunjungan wisata ke tempat suci ya, jadi kami dilarang berisik karena ada orang yang lagi sembahyang, tidak boleh menggunakan baju seksi (lagian saya pake hijab juga hehe), tidak boleh menggunakan kamera dengan lampu flash, harus melepaskan alas kaki dan tidak boleh foto selfie. Iya beneran. Jadi, kalau mau foto kita harus minta tolong ke orang atau guide.

Patungnya terbuat dari emas murni
Didepan foto mendiang Raja Thailand
Fyi, foto mendiang Raja ini terpampang hampir di seluruh jalan, gedung instansi pemerintah bahkan di pintu masuk tol! Menurut Ms Maya, masyarakat Thailand masih dalam suasana berkabung dan itu bisa berlangsung selama satu tahun. Wow!

Setelah melihat kemegahan Wat Traimit, kami menuju tempat wisata selanjutnya. Masih nuansa temple, kami mengunjungi candi paling cantik di Thailand, yaitu Wat Arun. Yang seru dari Wat Arun tentu saja kita harus menyebrangi sungai dengan menggunakan perahu untuk sampai kesana. Karena saya takut dengan air sungai, sepanjang menyebrang saya memegang tangan kakak saya dengan erat. Nggak berani foto. Nggak berani gerak. Pokoknya duduk diem aja. Berani ambil foto ketika perahu belum jalan. Cemen ya? Hahahaha

*aku nggak cocok main di air* 

Warna air sungainya sama ko kaya di Indonesia. Cokelat butek gitu.

Foto di ambil sebelum perahu jalan 😂

Salah satu bangunan yang ada di komplek Wat Arun
Saat kami kesana bangunan candi sedang di renovasi jadi kami tidak bisa masuk hiks. Harus puas hanya dengan berfoto dari luar bangunan saja.


Oh ya, yang mau beli oleh-oleh, pasar di dalam komplek Wat Arun bisa menjadi pilihan tepat. Selain harganya murah, penjualnya juga bisa ngomong Bahasa Indonesia. 

DAN LAGI, BISA BAYAR PAKE RUPIAH!

GIMANA PENGUNJUNG NGGAK PADA KALAP COBA!!!!!

Satu kaos harganya cuma 100 baht aja alias 40 ribu. Beli banyak bisa buat di jual lagi kan? *otak dagang* *padahal harus ingat bagasi*

Btw soal oleh-oleh. Sebenarnya saya bukan tipe orang yang kalau travelling suka beli oleh-oleh atau belanja. Kata orang mumpung lagi di luar negeri jadi harus belanja sepuasnya. Kalau saya kebalikannya, mumpung lagi di luar negeri saya mau ambil foto sepuasnya. Karena saya ingin kenangan saat travelling tidak hanya di abadikan di ingatan, tapi juga melalui gambar. Kalaupun beli oleh-oleh, ya paling untuk keluarga dan teman-teman terdekat saja. Buat diri sendiri? Haha kadang nggak kebeli.

Puas belanja di Wat Arun, perjalanan kami berlanjut ke MBK Mall untuk free time shopping! Iya, belanja lagi. *seketika langsung pelukin dompet* 

Kami dikasih waktu belanja di MBK hanya dua jam saja. Kalau saya dan kakak sih lebih milih ke Madame Tussaunds daripada belanja. Alasannya, MBK itu sama kaya mall-mall di Indonesia. Lagian belanja di mall harganya lebih nggak manusiawi di dompet saya *turis kismin*

Madame Tussaunds ini tidak termasuk ke dalam itinerary, jadi guide memberikan tambahan pilihan wisata tersebut kepada peserta tour. Tambahan biaya untuk tiket masuk Madame sebesar 800 baht (Rp. 320.000). Lumayan mihil ya, tapi kami pikir kapan lagi bisa foto dengan patung lilin tokoh-tokoh terkenal 😁

Bersama patung lilin Ir. Soekarno

Bersama patung lilin Lady Diana. Gue berasa pendek hahahaha
Ini Obama tinggi bener yaaaa 
Setelah dari Madame Tussaunds, kami turun ke bawah untuk jajan di Food Street. Buat yang mau coba jajanan Thailand, Food Street bisa jadi pilihan. Banyak makanan dan cemilan yang halal. Pilihan makanannya pun banyak.

Yang ada udangnya itu harganya 125 baht dan yang kaya pentol gitu 100 baht dapet 4 tusuk. Untuk rasa, not bad lah. 

Malam harinya, kami menikmati kota Bangkok dengan menonton pertunjukkan Cookin' Nanta Show. Show yang berasal dari Korea Selatan ini mempertunjukkan atraksi memasak yang kocak dan mengundang tawa dari 4 koki lucu dengan tingkah yang konyol.

Sayang sekali, selama pertunjukkan berlangsung penonton dilarang mengambil gambar atau video sama sekali. Jadi, tidak ada foto dokumentasi yang saya ambil hiks

Gambar di ambil dari http://www.sunburstadventure.com/cooking-nanta-show-bangkok.html

Sebenarnya nggak banyak tempat wisata yang kami kunjungi selama di Bangkok karena keterbatasan waktu dimana kami harus melanjutkan perjalanan ke Pattaya. Tempat wisata kaya Grand Palace dan Patung Buddha tidur nggak terkunjungi. Cuma lewat doang. Sedih, tapi overall puas dengan tempat-tempat wisata yang di kunjungi.

Sampai ketemu di postingan Part 3 tentang tempat wisata di Pattaya ya :)



Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ▼  2017 (47)
    • ▼  Desember 2017 (3)
      • Mengatasi Stress di Tempat Kerja
      • Review : Film Ayat-ayat Cinta 2
      • It's life, darling!
    • ►  November 2017 (2)
      • Insecure
      • Review : Laneige Good Night Kit & Sun Cream
    • ►  Oktober 2017 (1)
      • Review Laneige Anti Pollution Care : Trial Kit (5 ...
    • ►  September 2017 (5)
      • The Sister Goes to Thailand (Part 4) : Serba Serbi
      • The Sister Goes to Thailand (Part 3) : Pattaya
      • The Sister Goes to Thailand (Part 2) : Bangkok
    • ►  Agustus 2017 (8)
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates