Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"

Saat itu tanggal 26 Mei 2017 pukul lima sore, satu hari menjelang datangnya bulan Ramadhan, saya baru saja tiba dirumah. Masih menggunakan baju kerja lengkap, saya duduk di atas tempat tidur. Jangan heran, kebiasaan saya pulang kerja memang begitu. Duduk bengong di atas tempat tidur. Kadang main hp, kadang cuma diem (nggak penting? Emberaaaan 😂)


*note : foto di ambil dari google

Sayup-sayup dari luar rumah terdengar gerombolan anak kecil berjalan sambil bernyanyi "Ramadhan tiba, Ramadhan tiba". Kedengerannya sih biasa aja kali ya, tapi yang unik justru saya jadi ingat momen-momen Ramadhan saya waktu seusia mereka. Boleh tanya sama anak-anak yang menghabiskan masa kecil di tahun 90-an, bulan Ramadhan adalah salah satu momen yang paling ditunggu. Yang membahagiakan. Belajar berpuasa meskipun belum mengerti betul kenapa harus menahan lapar dan haus, meskipun hanya tau berpuasa itu untuk menuju lebaran. But it's happiness!

"There is always one moment in childhood when the door opens and lets the future in" -Graham Greene

Bulan Ramadhan saat masih kanak-kanak tentu berbeda dengan saat saya sudah dewasa. Bukan terletak pada kesibukannya, tapi pada feel terhadap bulan Ramadhan itu sendiri.

Hayo ngaku deh, siapa yang merasa makin dewasa makin nggak antusias menyambut bulan Ramadhan? Saya salah satunya tentu saja! 😁

Yaaa kalau di ingat-ingat bulan Ramadhan saat sudah dewasa hampir tidak meninggalkan banyak kesan. Biasa saja gitu. Puasa ya puasa. Sholat ya sholat. Membaca Al-quran ya membaca Al-quran. But my feel so empty. Bukan karena makna ibadahnya ya, tapi lebih ke suasana yang tidak seperti bulan puasa. Apa ini perasaan saya aja? Maybe.

Ketika masih kecil, di luar menjalankan ibadah, saya dan teman-teman menghabiskan waktu dengan bermain. Bulan Ramadhan saat itu terasa sekali suasananya. Di mulai dari jalan-jalan pagi selepas subuh, kemudian di lanjut dari dzuhur sampai ashar main di Musholla. Yeah, we play in holy place (hahaha) : tidur-tiduran, main petak umpet pake mukenah, mendengarkan lagu di radio (I brought it from house 😛) sampai main air di sekitar sumur Musholla. Kemudian saat maghrib kita berebut takjil dan sambil menunggu sholat taraweh, kita rebutan nelfon ke telepon umum. We are happy! Puasa seharian pun nggak kerasa. Beneran deh! Wkwk

Saya tidak tau apakah anak-anak jaman sekarang melakukan hal yang sama seperti saya dulu. Bisa jadi iya. Tapi mungkin sambil bawa hp atau tab 😝 hal yang di bahas juga mungkin bukan seputar telenovela, kartun kesayangan atau lagu-lagu di radio.

Tapi yaaa terlepas dari itu semua, saya rindu bulan Ramadhan saat masih kanak-kanak : tidak ada alasan untuk menunda ibadah karena pekerjaan, tidak ada alasan untuk mengurangi ibadah karena lelah bekerja dan tidak banyak mengeluh haus dan lapar pastinya hehe.


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Gila, judulnya panjang bener ya udah mirip pakarnya aje, padahal mah masih amatiran haha.





*note : foto di ambil dari google.

Bagi yang memiliki blog atau orangnya sering di sebut blogger, menulis posting baru adalah sebuah kewajiban (iya nggak sih? Itu mah gue aja kali ya 😀). Ya meskipun nggak setiap hari, minimal satu minggu sekali atau satu bulan ada satu posting baru lah ya. Seorang blogger "dituntut" (terutama oleh diri sendiri) untuk menulis posting baru demi konsistensi dalam menulis atau alasan lainnya hmmmm biar blognya nggak di anggurin gitu loh. Kan sayang udah bikin, tapi nggak di isi-isi sama tulisan.

Alasannya macam-macam....

Belum ada waktu. Alasan yang masuk akal. Saya juga kadang gitu sih. Jangankan buat ngetik tulisannya, buka laptopnya aja males. Hhhh

Takut nggak ada yang baca. Ya kalau nggak ada yang baca memang kenapa? Mau tutup akun blognya haaaah? Nulis blog salah satu tujuannya memang untuk di baca orang, tapi bukan di jadikan tujuan utama. Come on, nulis mah nulis aja. Selama kontennya baik, ya maju terus. Anggap aja sebagai latihan. Ye kaaan?

Nggak ada ide.

NAH INI NIH. INI YANG MAU DI BAHAS.

HASRAT (((HASRAT YA ALLAH HAHA))) MENULIS SUDAH ADA, TAPI IDE NGGAK DATANG-DATANG. TENAAAAANG, KAMU NGGAK SENDIRIAN. 

Saya bukan blogger profesional sih, tapi saya mau sharing berdasarkan pengalaman pribadi bagaimana mendapatkan ide untuk menulis posting blog.

*kalau ada yang mau menambahkan dengan senang hatiiii....
  1. Perasaan. Pernah denger orang yang lagi patah hati atau jatuh cinta bisa nulis sebuah novel dengan ratusan halaman? Nah, itu bukti bahwa perasaan yang sedang kita alami bisa di jadikan ide tulisan. Itu sih cuma contoh aja. Karena nulis posting blog nggak usah banyak-banyak kata kaya nulis novel. Tapi intinya sama, perasaan yang kita alami, entah senang, sedih, marah, kecewa bahkan putus asa, bisa di jadikan ide menulis. Jadi, energi negatif kamu tersalurkan lewat tulisan sehingga berubah jadi energi yang positif. Tapi selalu ingat, bahwa menulis tetap membutuhkan etika. Walaupun menulis berdasarkan perasaan, kata-kata kasar atau mengumpat apalagi sampai merugikan orang lain  tidak di perbolehkan ya. 
  2. Profesi. Kamu bisa menceritakan tentang profesi yang sedang kamu jalankan lewat tulisan di blog. Bagaimana suka duka dan keseruannya sampai informasi-informasi yang mungkin bermanfaat untuk pembaca.
  3. Membaca buku. Kamu bisa membuat review buku yang sudah selesai kamu baca. Ini akan sangat bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan referensi buku.
  4. Menonton film. Atau drama korea (itu mah gue, gue. Puas lo? Wkwk). Biasanya kalau selesai nonton film, selain pengen buat review, kita juga kadang terinspirasi lewat ceritanya atau kebetulan ceritanya mirip dengan kehidupan kita atau dengan perasaan yang sedang kita alami. Nah, daripada galau nangis di pojokan mending langsung "hajar" lewat tulisan. Ya siapa tau ada yang merasakan hal yang sama.
  5. Travelling. Aduuuh kalau ada blogger yang ngga nulis padahal dia baru pulang dari travelling, piknik, jalan-jalan atau apalah itu, sayang banget ih. Travelling itu sumber ide paling manjur dan kemungkinan banyak yang bakal baca.
  6. Hobi. Selain travelling, hobi adalah ide menulis paling manjur. Apalagi kalau kamu punya hobi unik dan beda sama yang lain, misalnya ngejar-ngejar cinta si dia (naon sia Ami?). Hobi membuat kesempatan kamu untuk sharing lebih besar. Siapa tau kamu bisa ketemu temen yang hobinya sama. Seru kan?
  7. Thought. Kamu sedang gelisah dengan keadaan negeri ini? Atau dengan keadaan lingkungan kamu? Kamu bisa sharing pemikiran kamu lewat tulisan di blog. Jangan takut tulisan kamu di labeli aneh-aneh. Selama tujuannya baik, maju teruuus.
  8. Curhatan temen. Hayo siapa yang suka dapet ide tulisan setelah mendengarkan curhatan teman? Jangan lupa minta izin ke temen kamu sebelum di posting ya. Kalau nggak berani izin, jangan sampai mencantumkan nama hehe. Kalau kamu pintar mengolah tulisan hasil curhatan (dalam artian tidak di buat-buat), kamu bisa menghasilkan tulisan yang menarik.
  9. Pengalaman. Namanya juga hidup ya. Kita pasti pernah mengalami peristiwa, baik itu yang menyenangkan atau pun yang tidak menyenangkan. Kamu bisa menjadikannya sebagai pelajaran. Misalnya itu pengalaman yang kurang menyenangkan, kamu bisa sharing lewat tulisan di blog agar pembaca lebih waspada sehingga tidak mengalami hal yang sama seperti kamu.
Itulah sembilan *eh banyak banget ya? Haha* bagaimana mendapatkan ide dalam menulis posting blog. Oh ya, bagi saya menulis itu ada golden time-nya. Jadi begitu ada ide, secepat mungkin saya eksekusi. Seandainya saya lagi sibuk padahal ide menulis sedang membuncah (edan bahasanya), biasanya saya nulis sebisa saya dulu di notes hp. Saran saya sih, jangan terlalu lama ide tulisan mengendap di kepala. Selain nanti lupa, biasanya feel terhadap ide tulisan itu jadi hilang begitu aja. Ujung-ujungnya ya nggak jadi nulis. Curhat yeee? Iyeee. Hihi

Akhir kata, semangat menulis.

Semoga bermanfaat.

Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


*note : foto di ambil dari google

Empat tahun mengenyam pendidikan di Kota Besar sebagai mahasiswa bagi saya adalah salah satu pengalaman yang paling berharga. Bukan hanya tentang prestasi akademik atau gelar sarjana, tapi juga pengalaman sebagai anak kost dari daerah yang hidupnya jauh dari orang tua. Bertemu dengan teman-teman dari daerah lain di Indonesia bahkan beberapa dari negara lain dan meng-upgrade ilmu secara berkala dengan mengikuti banyak kegiatan positif hanyalah sebagian kecil pengalaman yang di dapat ketika sekolah di Kota Besar. Terbiasa hidup mandiri dengan segala fasilitis umum yang serba ada, tentu suatu hal yang wajar jika saya mendambakan bekerja di kota dan ogah untuk balik ke kampung halaman.

Tapi....life is funny, right?

Yang di ogah-ogahain justru menjadi takdir.

Sejujurnya awalnya berat ya apalagi udah terlanjur nyaman. Ya kaya kamu *eh gimana? Wkwkwk. Tapi lama-lama terbiasa ko. Buktinya udah tiga tahun saya balik kampung dan dapet kerja di sini saya masih baik-baik aja. Masih bahagia. Asal jangan ajak main ke bioskop aja hahaha.

Bagi saya pribadi, mau kerja di Kota ataupun di Kampung pasti memiliki plus minus. Berhubung saya kerja dikampung halaman, jadi saya mau bahas plus minus kerja disini. 

Plus
  1. Dekat dengan keluarga. Pulang kampung sama aja kembali pada keluarga. Memang seru jadi anak perantauan, tapi lebih nikmat tinggal bersama keluarga. Nggak perlu ngeluh home sick atau kangen masakan ibu. Kita juga nggak perlu takut kehabisan tiket angkutan umum saat mudik lebaran. Kalau sakit juga ada yang nemenin. Nah, jadi bersyukur ya.
  2. Menghemat pengeluaran gaji. Buat kamu yang belum menikah dan masih tinggal dengan orang tua, bekerja di kampung halaman bisa menghemat gaji kamu. Tempat tinggal gratis dan makan juga gratis. Nggak perlu pusing mikirin bayar uang kost, listrik dan biaya hidup bulanan. Jadi kesempatan kamu untuk menabung jauh lebih besar. Horeeee!
  3. Meminimalisir sifat boros. Ya namanya juga hidup dikampung ya gaes. Nothing mall, nothing cinema, nothing cafe, nothing KFC, Starbucks, Pizza Hut dan kawan-kawan. Sisi positifnya kita jadi lebih hemat. Nggak ada yang ngajak makan ke Susi Tei atau ke cafe-cafe, yang ada ngajak ke warung sate atau ayam goreng 😂. But you know, bagi saya makanan di kampung tuh lebih enak. Dan pastinya harganya lebih murah. 
  4. Mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja. Bekerja di kampung halaman membuat kita bertemu dengan rekan kerja dari satu daerah. Bisa jadi kamu satu kantor dengan saudara kamu, teman sekolah kamu atau tetangga kamu sehingga kamu tidak merasa kesulitan untuk beradaptasi, karena memiliki kultur sosial dan budaya yang sama. 
  5. Mengaplikasikan ilmu. Jika kamu memilih pulang kampung dan membuka usaha, ini saatnya kamu untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah kamu dapat. Kamu bisa membuka lowongan pekerjaan dan membantu mengurangi angka pengangguran di daerah 😊.

MINUS

  1. Berpotensi terjebak comfort zone. Berawal dari sikap rendah diri "yaaah gue mah cuma kerja di kampung" akan membuat diri kita seolah tidak ada hasrat untuk berkembang. Di samping persaingan karir dikampung tidak seketat dikota, karena banyak yang mikir..."Yaaaah gue cukup begini aja lah. Yang penting digaji". Sebagai jalan akhirnya, kita memilih berada di zona nyaman. Udah mah tinggal di kampung, kerja di kampung, kita malas mengasah kemampuan kita juga. Ya ini juga sebenarnya curhat sih wkwkwk
  2. Jenjang karir lambat. Jadi, buat kamu-kamu yang memiliki ambisi besar dalam karir, visi karir yang wow, kamu kurang cocok kerja di kampung. You know what I mean!
  3. Kalau lagi penat kerja dan hasrat belanja lagi membuncah serta butuh hiburan, yaaa nggak bisa kemana-mana karena tempatnya terbatas. Hahaha oke itu mah curhat lagi. Jadi ada untungnya juga saya hobi baca buku dan nonton drama korea. Lumayan menghilangkan penat loooh. Lagian belanja kan nggak mesti di mall, di online shop juga bisa. Akan selalu ada cara untuk menghabiskan uang *eh
Udah ah pegel ngetiknya. Sekian plus minus kerja di kampung halaman menurut saya. Intinya, kerja dikampung itu bukan sesuatu yang memalukan, yang memalukan itu kalau kita kerja ngambil hak orang lain. Oke oce? 😁

Semangat bekerja karena besok gajian dan bulan depan dapet THR! Lumayan bisa nabung lagi buat modal nikah *wkwk


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

"Jangan pernah meremehkan doa sekecil apapun". Itu yang Ibu saya bilang sejak saya kecil. Doa itu sifatnya sakral karena berhubungan langsung dengan Sang Pendengar yaitu Allah. 

Tapi pernah kah kamu berdoa hanya sekedar "iseng" tapi Allah mengabulkan?

Yang di maksud dengan doa "iseng" adalah doa yang tidak sungguh-sungguh kita inginkan. Ya di kabulkan syukur, nggak juga nggak papa. Dalam hidup kita pasti pernah berdoa begitu. Contohnya : "Ya Allah saya pengen beli sepatu, tapi nggak punya duit". Hahaha receh nggak sih? Tapi ya saya pernah berdoa begitu. Mungkin karena sejak kecil saya membiasakan diri untuk "terbuka" sama Allah, termasuk dalam doa. Mau cerita masalah-masalah yang besar sampai hal-hal yang remeh seperti itu.  

Dan nggak pernah menyangka bahwa beberapa doa "iseng" saya itu pernah di kabulkan. Antara lain, waktu kuliah saya pernah berdoa "iseng" untuk sekali saja di berikan kesempatan pergi ke luar negeri dan satu bulan kemudian saya dapat rezeki pergi ke Singapore. Terus saya pernah naksir sama cowok. Bertahun-tahun saya pendam. Nggak berani bilang siapa-siapa sampai saya berdoa "iseng" kalau memang nggak jodoh tolong di hilangkan perasaan ini. Percaya nggak percaya, besok paginya pas bangun tidur perasaan ke dia langsung hilang blas nggak kesisa. Padahal ya cuma "iseng". Pengennya sih biar jodoh kaya di film2 wkwkwk.

Doa itu harus serius. Betul. Ada kalanya kita berdoa sambil menangis, terisak, tersedu sampai tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Tapi yang perlu kita ingat, Allah itu Maha Pendengar. Se-enggak penting apapun doa kita, pasti di dengar. Dan Allah ngabulin doa itu nggak setengah-setengah. Pasti full. Kalau di rasa bagi Allah mengabulkan doa kita dengan cepat, pasti Allah kasih. Kalau pun agak lama, bukan berarti nggak di kabulkan atau nggak di dengar. Bisa jadi Allah mau kita usaha dulu atau Allah mau kita tunggu sampai waktu yang tepat.

Saya berdoa dari umur 15 tahun untuk jadi penulis profesional. Allah belum kasih sampai sekarang. Ya nggak papa. Mungkin saya harus usaha lebih keras lagi. Mungkin juga memang belum waktunya.

Saya ngidam (duileee bahasanya ngidam) pergi ke Semarang dari kuliah tahun 2011 yang lalu. Niatnya mau pergi sama temen yang kuliah di sana. Tapi entah kenapa selalu gagal mulu. Saya baru di kasih kesempatan pergi kesana tahun 2016. Bareng keluarga. Allah itu kadang begitu. Meskipun saya hanya berdoa "iseng" untuk berlibur ke Semarang, tapi Allah tetep ngabulin. Meskipun baru ngasih lima tahun kemudian.

Dan saya selalu percaya jangan kan melalui doa, tanpa kita ngomong apa-apa, Allah tau apa maunya kita. Allah lebih tau apa yang ada di hati dan pikiran kita. Makanya ibu saya selalu bilang, penting sekali untuk memiliki pikiran dan hati yang positif. 

Jadi kesimpulannya apa dari ocehan saya yang kurang berfaedah ini? Wkwk.

Jangan ragu untuk berdoa. Jangan malu untuk mengungkapkan sesuatu di hadapan Tuhan. Seberat apapun masalah kita, se-receh apapun keinginan kita, ya ngomong aja gitu sama Tuhan. Masalah di kabulin kapan ya biar jadi urusan Tuhan. Oh ya kalau kata Sudjiwotedjo sih "Tuhan itu Maha Asyik". Hahaiii benar juga, malah tanpa kita sadari kadang Tuhan suka ngajak "bercanda".


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Gambar di ambil dari google.
Sebelum review, saya mau cerita sedikit. Saya termasuk orang yang males pergi ke bioskop dan jujur saja tidak mengikuti film yang sedang tayang di bioskop. Saya bela-belain pergi ke sana hanya karena dua alasan : pertama, filmnya bagus. Kedua, filmnya di angkat dari sebuah novel yang sudah saya baca. Nah, saya menonton film Critical Eleven karena alasan kedua dan saya suka novelnya. Jadi, semacam ada kewajiban nonton karena apakah filmnya membuat perasaan saya sama atau berbeda ketika saat saya membaca novelnya. Yang belum tau cerita CE bisa baca disini

Setelah selesai menonton filmnya, ada beberapa point yang menjadi catatan saya sebagai penonton dan pembaca :

  • Cerita cukup beda dari novelnya. Yup, penambahan tokoh baru yang tidak ada dalam novel seperti Doni dan Renata, serta beberapa adegan yang tidak ada dalam novel juga. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah adegan memerah ASIP. Di novel tidak di ceritakan, tapi saya pernah baca di goodreads salah satu pembaca CE yang kecewa mengatakan bahwa kehilangan anak yang siap lahir tidak sesimpel yang Ika ceritakan dalam novel. Payudara akan merasakan sakit yang luar biasa karena air asi sudah siap keluar. Nah, adegan tersebut muncul dalam film. Entah penulis membacanya atau mereset ulang tentang hal itu. Saya tidak tau.
  • Akting para pemain. Keputusan memilih Reza Rahadian sebagai Ale bagi saya tidak terlalu keliru. Meskipun saya bosan, Reza lagi, Reza lagi, but it's ok. Akting Reza memerankan Ale baik sekali. Emosinya dapet, penampilannya juga Ale banget. Adinia Wirasti juga cukup baik dalam memerankan Anya, but so sorry emosinya kurang dapet. Karena mungkin dari saat membaca novel, saya memang kurang simpati dengan tokoh Anya. Kejutannya, Astrid Tyar dan Hana sangaaat apik sekali menjadi Tara dan Agnes. Sesuai dugaan saya, mereka bakalan heboh dan ceriwis.
  • Adegan ciuman yang intens. Dari baca novelnya aja udah ketebak ya hehehe. Jadi, ini peringatan untuk orang tua untuk tidak membawa anak kecil karena ini film dewasa. Selain adegan ciuman, juga ada adegan ranjang hmm hmm. Ini juga peringatan bagi yang jomblo kalau tidak mau baper. Seriously, Anya-Ale ini berdua mulu. Nempel sedikit, cium. Geser sedikit, cium. Hahahaaampuuun!
  • Kehadiran tokoh Doni. Terlepas dari cakepnya Hamish Daud, saya bertanya, untuk apa tokoh Doni di munculkan? Ya emang suka-suka penulis sih, tapi tokoh Doni bagi saya kesannya cuma gimmick. Tidak berpengaruh terhadap konflik Anya-Ale. Ada dan nggak ada tokoh Doni, konflik Anya-Ale tetep kerasa. Saya pikir Doni ini semacam laki-laki yang mau merebut Anya dari Ale. Ternyata tidak. Meskipun di ceritakan Doni memendam perasaan pada Anya, tapi nggak keliatan di mata saya. Nggak tau kalau penonton lain. Ya udah sih lagian Doni akhirnya mendapatkan pujaan hati yang lain 😐 *spoileeer*
  • Pemeran cameo yang terkenal. Film CE ini betul-betul bertaburan bintang. Selain pemain utama dan pemain pendukung, cameonya juga tak kalah terkenal. Mikha Tambayong, Dwi Suseno sampai Nino Fernandez. Mikha sama Dwi sih masih mending kedapetan dialog, lah Neno cuma sepintas doang numpang senyum di akhir film hahaha. Overall, tanpa mereka film ini nggak mungkin berhasil.
  • Durasi film. Saya pikir film CE berdurasi 90 menit seperti kebanyakan film Indonesia lain, tapi ternyata....hampir 2,5 jam booo! 30 menit terakhir saya udah mulai nggak fokus nonton. Selain kebelet pipis, yeah I'm kinda booring. Kelamaan nggak sih menurut kamu?
  • Ending cerita. Bagi pembaca novel CE yang sedikit kecewa karena ending cerita yang menggantung, jangan sedih karena di film ending cerita sangat sangat jelas. 
Sedikit keluhan nih ya, meskipun ini bukan film tentang Harris, tapi saya sempat berharap dengan adanya tokoh Harris dan Keara, ada adegan Harris menggoda Keara dan sebaliknya. Tapi di film CE Harris ko kalem banget? Penonton kecewaaaa hahaha.

Oh ya, kata penulis dan orang-orang yang sudah nonton katanya harus bawa tissue nonton film CE. Sesedih itu kah? Tapi ternyata meskipun Reza Rahadian sudah mengeluarkan emosi dan air matanya, saya tidak menangis. Berkaca-berkaca pun tidak. Suprising! Padahal waktu baca novelnya saya berkaca-kaca mau nangis loh.

So, bagi kamu-kamu yang sudah baca novel CE, luangkan waktu untuk nonton filmnya. Recommended, terutama bagi fans berat Ale macam saya. Meskipun sangat susah untuk tidak membandingkan film dengan novelnya, saran saya sih begitu filmya di mulai, buang jauh-jauh ekspektasi dan nikmati saja filmnya sampai selesai.

Kalau ditanya, lebih suka film atau novelnya? Hmmm kalau boleh jujur, saya lebih suka novelnya. Tapi bukan berarti filmnya jelek. Karena menjadikan cerita dalam novel ke bentuk visual bagi saya tidak mudah. Jadi saya mengapresiasi untuk semua pemain, penulis dan kru film Critical Eleven atas seluruh kerja kerasnya dalam mewujudkan film ini 😊

Love.
Amelia Utami.
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
Halloooo....

Minggu kemarin perusahaan tempat saya bekerja mengadakan Employee Gathering ke Yogyakarta. Iya, rame-rame. Naik bus. Macam anak sekolah mau study tour hahaha. Karena ini Employee Gathering, jadi jangan harap saya akan review ala backpacker mengenai lokasi wisatanya, harga tiket masuk wisatanya berapa, harga penginapannya berapa atau cerita saya tersesat hingga bertanya jalan pada rumput yang bergoyang. Nggak, nggaaak saya nggak akan cerita begitu. Hal-hal yang begitu mah udah di atur sama EO dan tour guide hahaha. Yaaa singkatnya saya tinggal duduk manis manjah saja. 

Apakah Employee Gathering bisa seseru ala traveler? Oh tentu saja bisa! Sejak awal saya mendaftar menjadi peserta gathering, saya bertekad untuk menjadikan gathering ini sebagai perjalanan wisata yang menyenangkan bagi saya. Di mulai dari tidak membawa pakaian yang terlalu banyak (karena di samping berat, juga tidak efektif), tidak membawa koper (kecuali gue berjiwa inces syahrini) dan berjanji dalam hati UNTUK TIDAK BANYAK SELFIE. Bagi saya, berfoto selfie yang terlalu banyak hanya akan mengganggu kenyamanan saya dalam menikmati tempat wisata dan bisa membuat saya kehilangan moment-moment indah yang seharusnya bisa di abadikan lewat kamera. Ya kaliiii semua foto isinya full muka semua hmmmm.

Oh ya, untuk lokasi wisata google sendiri aja yaaaa *pemalas* hihi.

  • Oke, tempat wisata pertama yang di kunjungi adalah Pantai Indrayanti. Lumayan jauh sih di daerah Gunung Kidul apa ya. Pokoknya daerah pegunungan dan sepanjang jalan menuju sana tuh dingin. Tapi ya sampai pantai tetep panas. Hal pertama yang saya lakukan setibanya di lokasi adalah cari toilet umum untuk mandi. YA ALLAH MUKA DEDEK KUCEL DAN BADAN BAU KECUT KARENA NGGAK MANDI SEMALEMAN *CRYYY*. Murah loh harga mandinya cuma 3 ribu rupiah padahal saya udah ngabisin air sekitar lima ember.
 
Abis mandi, ku terus foto.
Pantainya bagus, pasirnya putih. Sayang nyampe sana udah siang jadi kerasa banget panasnya. Untung bawa kacamata hitam dan sudah pake cream tabir surya *ngga penting*.

 
Akibat tidak siap di foto.
Pose ala anggota F4. GUSTIIIIIII!
Geng F4 dari samping HAHAHAHA
  • Lokasi kedua yang di kunjungi adalah De Mata 3D Trick Eye Museum. Sebenarnya lokasi ini nggak masuk list awalnya karena harusnya kita ke Lava Tour, tapi waktunya nggak cukup akhirnya di ganti ke De Mata. Ya saya sih seneng-seneng aja ya karena waktu ke Semarang saya lupa berkunjung ke Museum 3D di Kota Lama jadi anggap aja ini penyeselan yang terbayar hehehe. 

 

Ada 3 kategori : ada De Mata 1, 2 dan 3. Setiap kategori beda harganya. Sayangnya, kita cuma masuk ke De Mata 1. Nggak papa sih bagi saya tetep seru. Apalagi posenya gokil-gokil.

 




POSE FAVORIT HAHAHHAA

Di sekitar De Mata banyak street food, jadi kalau laper bisa jajan dulu. Berhubung karena ini rombongan, jadi saya nggak bisa atur waktu seenaknya, termasuk dalam pesan makanan. Ceritanya keluar dari De Mata hujan, maksud hati ingin yang anget-anget macam pelukan kamu eh salah macam nuget dan kentang goreng, apa daya nugetnya baru di goreng udah di tungguin di bus. NUGETNYA SETENGAH MATANG WOY DI MAKANNYA! HMMMM UNTUNG LAPER.

  •  Tempat ketiga yang di kunjungi tiada lain dan tiada bukan tentu saja Malioboro. Bagaimana pun pesenan emak harus di beli, jika tidak, terancam tidak boleh masuk rumah. Padahal yaaaaa belinya cuma daster yang di pasar juga ada kaliii. Ya tapi sekali lagi, emak tidaq pernah salah.

Lumayan crowded ye jalan Malioboro kalau abis hujan, becek, nggak ada ojek.
Udah lama nggak ke Malioboro ternyata banyak perubahan. Udah mirip Bandung sih, trotoarnya ada tempat buat nongkrong-nongkrong cantik terus di sediain bangku juga. Tapi bagi saya tetep sumpek jalanannya, ya mungkin karena jalanan tujuan wisata kali ya.
  • Tujuan selanjutnya yang kita kunjungi besok harinya adalah LAVA TOUR MERAPI. Yes, dari sekian itinerary, Lava Tour yang paling di tunggu-tunggu. Awalnya saya nggak begitu tertarik sih. Ya mikirnya paling begitu-begitu saja. Sengaja nggak cari tau di google sampai detail juga. Ternyata....YA AMPUUUUN SERU BANGET!!! Di atas mobil jeep saya nggak bisa berhenti teriak dan ketawa. Gila, gila, pikir saya. Ini sih bener-bener pelampiasan rasa suntuk selama kerja. Yang saya salut, driver dari jeep saya bener-bener good service banget. Cerita waktu evakuasi warga saat erupsi merapi terus saya juga tanya-tanya dari mulai harga jeep, jumlah komunitas jeep, jumlah mobil jeep sampai nanya yang nggak penting macam : "Kalau malam ada penerangan nggak?". YAKALIII DI HUTAN.
Lava Tour ini ada paketnya. Nah, saya dan rombongan ambil paket yang 350 ribu. Satu jeep di isi lima orang plus driver dan lama perjalanan sekitar dua jam. Kita berhenti tiga kali, yang pertama di Museum Mini, Batu Alien dan terakhir di Bunker Kaliadem. Minus rumah mbah Marijan karena ternyata beda paket hehehe
  • Di Museum Mini, jadi ini sepertinya rumah warga yang barang-barangnya nggak sempet di selamatkan. Soalnya ada bangkai binatang, motor, komputer, tv sampai perabotan macam gelas, piring dan lemari. Oh ya, ada pameran foto juga saat evakuasi warga. Nggak liat semuanya karena saya nggak tega hehehe.
 

 

 

 
  • Batu Alien.  Sampai sekarang aing nggak ngerti, mukanya aliennya macam mana pulaaaak. Yaudah yang penting foto-foto. 
 

COBA JELASKAN MUKA ALIENNYA MANA??? 

 
Yang pake hijab biru lagi nyari ikat rambut yang lepas btw
 Dari sekian banyak foto, ini favorit saya. Ibu penjual bunga edelweis

 
    • Bunker Kaliadem. Jadi, sampai tujuan yang lain foto-foto saya pilih ke warung beli gorengan. Laper booo setelah di guncang-guncang naik mobil jeep. Fyi, harga gorengannya 3.000/biji. Kecil pulak. Maklum sih ya namanya juga tempat wisata. Saya sih positif thinking aja,mungkin gorengnya pake lava sisa merapi *oke nggak lucu*. Oh ya, saya nggak masuk ke dalam bunkernya. Takut hahahaha.
     

    TERLALU MANIS UNTUK DI LUPAKAN ~~~

     

    • Lokasi terakhir yang di kunjungi adalah Jogja Bay. Waterboom gitu sih. Yang lain pada berenang, saya pilih mandi ke kamar mandinya hahaha ya gimana badan kucel abis dari Lava Tour. 
     

    Sebenarnya ada cerita nggak enaknya sih sepanjang perjalanan, tapi saya memilih untuk nggak sharing. Kenapa? Karena kalau masih banyak cerita seru dan menyenangkan, kenapa harus pilih cerita yang nggak enak? Yang penting kan kita senang. Iya nggak? Iya nggak?

    SALAM SAHABAT SETIA SELAMANYA

     

    SELFIE GENG REMPONG HAHA



    Love,
    Amelia Utami
    Share
    Tweet
    Pin
    Share
    No komentar
    Newer Posts
    Older Posts

    Categories

    • DRAMA KOREA (5)
    • KATA BICARA (4)
    • RANDOM (1)
    • REVIEW (49)
    • SahabatDifabel (1)
    • SHARING (24)
    • THOUGHT (81)
    • TRAVEL (17)

    recent posts

    Blog Archive

    • ►  2020 (2)
      • ►  November 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (1)
    • ►  2019 (3)
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  Oktober 2019 (1)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (7)
      • ►  November 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (1)
      • ►  Maret 2018 (2)
      • ►  Februari 2018 (2)
      • ►  Januari 2018 (1)
    • ▼  2017 (47)
      • ►  Desember 2017 (3)
      • ►  November 2017 (2)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  September 2017 (5)
      • ►  Agustus 2017 (8)
      • ►  Juli 2017 (6)
      • ►  Juni 2017 (4)
      • ▼  Mei 2017 (6)
        • Ramadhan Masa Kanak-kanak
        • Bagaimana Mendapatkan Ide dalam Menulis Posting Blog?
        • Plus Minus Bekerja di Kampung Halaman
        • Doa "Iseng".
        • Review Film : Critical Eleven
        • Employee Gathering : Rame-rame ke Yogyakarta
      • ►  April 2017 (3)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (5)
      • ►  Januari 2017 (2)
    • ►  2016 (23)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (4)
      • ►  September 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (3)
      • ►  Juni 2016 (2)
      • ►  Mei 2016 (1)
      • ►  April 2016 (3)
      • ►  Maret 2016 (1)
      • ►  Februari 2016 (2)
    • ►  2015 (44)
      • ►  Desember 2015 (2)
      • ►  November 2015 (2)
      • ►  Oktober 2015 (1)
      • ►  Agustus 2015 (4)
      • ►  Juli 2015 (5)
      • ►  Juni 2015 (6)
      • ►  Mei 2015 (15)
      • ►  April 2015 (1)
      • ►  Maret 2015 (3)
      • ►  Februari 2015 (3)
      • ►  Januari 2015 (2)
    • ►  2014 (25)
      • ►  Desember 2014 (2)
      • ►  November 2014 (2)
      • ►  Oktober 2014 (1)
      • ►  September 2014 (4)
      • ►  Agustus 2014 (5)
      • ►  Juli 2014 (4)
      • ►  Juni 2014 (1)
      • ►  Mei 2014 (1)
      • ►  Maret 2014 (3)
      • ►  Februari 2014 (2)
    • ►  2013 (7)
      • ►  Desember 2013 (1)
      • ►  Agustus 2013 (2)
      • ►  April 2013 (2)
      • ►  Januari 2013 (2)
    • ►  2012 (13)
      • ►  Desember 2012 (2)
      • ►  Oktober 2012 (1)
      • ►  September 2012 (1)
      • ►  Agustus 2012 (4)
      • ►  April 2012 (4)
      • ►  Februari 2012 (1)

    Pinterest

    Visitors

    Followers

    Populer Post

    • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
      Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
    • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
      Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
    • Pengalaman Belanja Buku Via Online
      Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
    • Pengalaman Menjalankan Diet GM
      Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
    • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
      Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

    Profil

    Foto saya
    Amelia Utami.
    Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
    Lihat profil lengkapku

    Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates