Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

REVIEW SHARING THOUGHT TRAVEL

Amelia Utami.

"I never mean to start blogging, I think it's late. But if I didn't start to write, I would never start nothing"


Sebagai orang yang lahir dan besar di salah satu kecamatan di Kab. Indramayu, Jawa Barat, saya sudah terbiasa (atau sudah bosan) dengan stereotipe yang selama ini terbentuk tentang daerah tempat tinggal saya. Itu semakin di sadari ketika saya kuliah di Bandung, dimana saya bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri.

Setiap ada yang bertanya...

- Ami, asalnya dari mana?
- Indramayu
- Hah? Dimana tuh?
- Masih Jawa Barat
- Kaya pernah denger, sih.

OH TUHAN PADAHAL DIA TINGGAL DI JAWA BARAT JUGA, LOH! 

Indramayu aja kurang tau, apalagi kalau saya sebut dari Jatibarang. Mungkin bakal di jawab lagi : "Jatibarang? Itu masih di Indonesia?". 

Menurut elo???

Kalau yang bertanya temen dari luar Jawa beda lagi....

- Ami, asalnya darimana?
- Indramayu
- Oh yang banyak ngirimin TKW ya? 
- Ya gitu deh (mau ngeles juga percuma, karena nyatanya emang gitu)
- Banyak perempuan panggilan juga ya?

LAH, MANA AING AFAL! 

Suatu hari saya pernah di tanya oleh salah satu dosen :

- Mi, di Indramayu masih ada RCTI?

Hah? Saya bengong. Seumur-umur denger RCTI itu ya stasiun televisi. Dengan polos saat itu saya bertanya apa singkatan dari RCTI.

- Rangda Cilik Turunan Indramayu (Dalam bahasa Indonesia artinya Janda Kecil Turunan Indramayu)

BUSET DAAAA! 

- Kalau CI tempatnya masih ada nggak?

CI singkatan apalagi ya Allah :(

Jadi, di Indramayu itu katanya (karena saya juga kurang tau) banyak anak di bawah umur yang menikah muda kemudian cerai di usia muda juga. Jujur aja, di lingkungan tempat tinggal saya belum ada yang begitu makanya saya kurang begitu tau ada istilah apa tadi, RCTI. 

Karena kuping saya udah kebal akhirnya ya sudah terbiasa dengan berbagai macam penilaian tentang daerah asal saya. Ada juga sih yang tau. Kebanyakan yang mereka tau Indramayu tuh cuacanya panas banget, terkenal dengan buah mangga, jalur mudik pantura, lumbung beras, lagu-lagu dangdut pantura dan ngomong Bahasa Jawa Ngapak.

Tentang bahasa, hal itu juga pernah di tanyakan oleh teman kuliah saya....

- Padahal sebagian besar masyarakat Jawa Barat itu pake Bahasa Sunda, naha Indramayu lain sorangan?

Duh, padahal di Cirebon juga pake Bahasa Jawa Ngapak juga ko. Bedanya Cirebon mah kota besar jadi nggak pada ngeh.

- Mi, masa sih kamu nggak bisa nyanyi dangdut pantura?

BAHKAN SAYA NGGAK LANCAR NGOMONG BAHASA JAWA.

Tentang warna kulit dan mata sipit saya juga pernah di tanyakan oleh beberapa dosen dan temen kuliah...

- Beneran orang Indramayu? Ko bisa kulitnya putih padahal cuacanya panas?
Ya kan itu mah udah gen-nya sateeeh :(
-   Aku kira Ami orang Palembang.
Mungkin muka aing mirip empek-empek
-  Aku kira Ami orang Bogor atau sunda gitu pokoknya.
-   Keturunan China, Mi?

HAHAHA BEBAS DEH BEBAS YA!

Dengan berbagai stereotipe seperti itu, ada juga temen yang dari Indramayu merasa malu dan lebih milih ngasih tau kalau asal dia dari Cirebon. Kalau saya sih cuek aja. Kalau di sembunyiin justru kesannya seperti membenarkan stereotipe tersebut. Siapa saja yang bertanya darimana asal saya, saya akan jawab dari Indramayu. Kenapa harus malu? Toh saya nggak berbuat hal yang salah.

Dari hal-hal yang saya alami, berikut stereotipe tentang orang Indramayu :

  1. Bahasa. Oke, sebagian orang Indramayu memang menggunakan Bahasa Jawa Ngapak dalam kehidupan sehari-hari. TAPI BANYAK JUGA YANG MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA DENGAN LANCAR JAYA MULUS KAYA JALAN TOL. Termasuk saya. Jadi, ya nggak aneh kalau orang Indramayu, tapi logatnya ngomongnya nggak Jawa banget. Yaela, itu mah tergantung kita aja kali mau pilih bahasa apa dalan kehidupan sehari-hari. Pake Bahasa Inggris juga boleh-boleh aja.
  2. Orang Indramayu terkenal dengan strata pendidikan dan taraf ekonomi yang rendah. Sebenarnya sih dua hal tersebut bukan hanya ada di Indramayu, hampir semua daerah ada, tingkatannya saja yang berbeda. Memang saya harus akui, tingkat pendidikan di sini masih rendah. Contoh ; tetangga saya memilih untuk bekerja setelah lulus SMA daripada melanjutkan kuliah. Alasannya bukan hanya faktor ekonomi semata, tapi juga kurangnya minat untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. Bagi dia mencari uang jauh lebih menyenangkan. Di sisi lain, banyak juga masyarakat Indramayu (termasuk saya) yang lebih memilih melanjutkan sekolah. Bahkan banyak yang kuliah di luar kota, baik di PTN maupun PTS. Banyak juga yang berprestasi. 
  3. Orang Indramayu itu kampungan. Saat apa dia bersikap kampungan? Kalau dalam hal-hal yang belum mereka tau sebelumnya, saya pikir wajar. Contoh : di sini tidak ada mall dan tidak semua masyarakat mampu untuk belanja ke mall. Suatu saat dia pergi ke mall untuk pertama kali, wajar jika dia sedikit kagum atau tidak tau cara menekan tombol lift. Itu bukan hanya terjadi oleh masyarakat Indramayu, masyarakat daerah lain kemungkinan pernah merasakannya. Kalau yang di maksud dengan kampungan karena penampilan, ya itu balik ke selera pribadi masing-masing. Saya pikir, nggak ada hubungannya sama daerah asal. Mau dia orang kota atau orang kampung, kalau selera penampilan dia norak, ya tetep norak. 
  4. Orang Indramayu itu kalau ngomong kasar. Sayangnya, ini memang benar, tapi nggak bisa di pukul rata kalau semua orang Indramayu ngomongnya kasar. Banyak yang masih sopan dan tau tata krama. Kalau masalah ngomong dengan nada tinggi, ya di sini memang kalau ngomong nadanya tinggi, tapi bukan berarti maksudnya kasar.
  5. Banyak pekerja seks, menikah muda lalu cerai dan jadi TKW. Untuk yang satu ini saya nggak mau banyak komen. Karena saya memang kurang tau. Kalau yang jadi TKW memang banyak, tapi nggak semua TKW itu stempelnya negatif. Saya yakin, ada juga yang sukses dan tingkahnya nggak aneh-aneh.
Saya pribadi menulis tentang hal ini supaya masyarakat Indramayu tidak merasa rendah diri. Buang jauh-jauh pikiran "Ah, saya mah cuma orang kampung" atau "Ah, saya mah cuma lulusan SMA" atau "Ah, saya mah cuma anak petani". Mau orang kampung atau kota, mau lulusan sarjana atau SMA, mau anak petani atau karyawan, kita semua sebagai manusia memiliki kesempatan yang sama : kesempatan untuk meraih cita-cita, kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, kesempatan untuk mengubah kehidupan yang lebih baik dan kesempatan untuk meraih kesuksesan.

Percayalah, di luar sana masih banyak orang yang menilai kita bukan berdasarkan stereotipe atau berdasarkan darimana kita berasal. Masih banyak orang yang menilai kita berdasarkan kemampuan atau kepribadian baik yang kita miliki :)


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi dalam drama korea : anak direktur jatuh cinta pada anak pembantu, perempuan yang tertindas di tolong oleh laki-laki tampan, baik hati dan kaya raya, serta perempuan baik yang bisa merubah karakter laki-laki jahat. Hal-hal yang seperti itu , walaupun ada di kehidupan nyata, sangat jaraaaang terjadi. 

Come on be realistic!

Kalau kita jatuh cinta kepada seseorang yang memiliki karakter buruk dan yakin bahwa sifat baik kita bisa mengubah sikapnya, lupakan angan-angan itu! Mengubah sifat buruk orang itu tidak mudah dan bukan kewajiban kita untuk mengubahnya. Kalau dia ingin mengubah karakter buruknya, lakukan dengan kesadarannya sendiri. Selama di luar sana masih ada orang yang lebih baik, pilih orang yang baik itu. Dan perlu di catat, orang dengan karakter buruk tidak akan semudah itu untuk berubah. Yang ada hanya menyengsarakan kita.

Kalau kita memiliki hubungan dengan seseorang yang belum mau serius atau masih ingin main-main sedangkan kita ingin serius, tinggalkan dia. Kalau di lanjutkan juga percuma. Hanya membuang-buang waktu kita. Jika suatu hubungan ingin serius, harus memiliki visi yang sama, yaitu sama-sama ingin serius. Kalau yang satu ingin serius, yang satu masih main-main, nggak akan bisa terealisasi.

Kalau kita terjebak dalam hubungan yang tidak sehat : mengalami kekerasan fisik, pelecehan verbal dan seksual serta mengintimidasi kita dengan sikap protektifnya, nggak usah ragu dan nggak usah banyak mikir. Langsung hempaskan dia ke segitiga bermuda.

Kalau kita jatuh cinta dengan seseorang yang sudah memiliki pasangan (apalagi sudah sah), aduh udah deh mending nggak usah banyak drama. Langsung tinggalin. Itu kemungkinan bukan cinta, tapi nafsu sesaat 😬

Love is blind, right? Tapi kita masih punya akal sehat untuk pilih cinta mana yang baik dan buruk, mana yang perlu di perjuangkan dan mana yang harus di tinggalkan, mana yang membuat kita bahagia dan mana yang membuat kita menderita. Alih-alih menyalahkan keadaan atau takdir, lebih baik introspeksi diri karena mungkin saja kita salah memilih.

Do not wasting time untuk bertahan dengan cinta yang rumit karena ujung-ujungnya kalau nggak galau nggak jelas, ya tekanan batin. Mau di tinggalin ya udah cinta, mau bertahan bawaanya menderita. Akhirnya cuma nyiksa diri sendiri.

Saya pernah bikin status di facebook : carilah pasangan atau jodoh yang memiliki banyak kebaikan dalam dirinya. Tampan, mapan, kaya atau pintar sesungguhnya itu hanyalah bonus. Buat apa ganteng, tapi main tangan? Buat apa pinter, tapi licik? Buat apa kaya, tapi nggak setia? . Kalau ada yang bilang "itu kan ujian cinta", aduh makan tuh cinta, saya sih mau makan nasi padang aja yang jelas-jelas bikin kenyang.

*baru sadar ngetik panjang banget dan ini malem minggu*

😜

Love.
Amelia Utami

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu kurus (42 kg saat awal kuliah) kemudian melesat hebat sampai di angka 58 kg hahaha. Dengan tinggi 165 cm sebenarnya nggak terlalu masalah sih bb segitu, tapi ya tetep ngeri kalau udah mendekati 60 kg. Apalagi pola makan saya tuh berantakan banget. Ngemil sepuasnya, makan sepuasanya, jajan sepuasnya. Duh Gusti :(

Oke, memutuskan untuk diet karena selain ingin bb turun, juga untuk memperbaiki pola makan yang seenaknya jidat ini. Masalahnya memilih program diet yang cocok untuk tubuh saya yang menderita maag kronis sungguhlah tidak mudah. Makanya ketunda terus. Mau diet ini, takut maagnya kambuh. Mau diet itu, ko ya ribet amet. Setelah research di internet bolak balik sampai mata jereng, akhirnya di pilihnya diet GM. Kenapa? Alasan utamanya saya masih bisa kenyang dengan menu-menunya, jadi aman untuk lambung saya.

Yang mau tau tentang diet GM bisa search di google aja ya. Penjelasan dan menunya lengkap.  

Oh ya, diet GM ini hanya boleh dilakukan satu bulan sekali selama 7 hari.


  • Hari pertama
Di hari pertama hanya boleh makan buah-buahan (selain pisang) sampai kenyang. Di sarankan makan buah melon dan semangka.


Bagi saya hari pertama adalah yang paling berat karena lambung saya mau nggak mau harus beradaptasi hanya dengan asupan buah-buahan. Tanpa nasi, lauk apalagi cilok dan bakso ikan haha. Rasanya kaya orang puasa beneran. Sempet lemas, tapi saya hajar pake dua buah apel. Alhamdulillah kenyang sampai malem.

  • Hari Kedua
Di hari kedua hanya boleh makan sayur-sayuran sampai kenyang. Boleh di oseng, rebus atau di bikin sop. Kalau saya untuk sarapan buat sop kentang dan wortel. Makan siang bawa bekel osengan jagung, jamur kuping, wortel dan sawi hijau.


Note : jamur kuping itu di luar menu diet GM ya. Saya tambahin sendiri biar nggak enek. Jangan di tiru 😁

  • Hari Ketiga
Di hari ketiga boleh makan sayuran dan buah-buahan (selain pisang). Nah, di hari ketiga ini lambung saya sudah bisa di ajak beradaptasi tanpa makan nasi. Ternyata lambung saya baik-baik saja. Saya tetap merasa kenyang.


Menu sayuran dan buahnya tetap sama seperti hari pertama dan kedua. Biar nggak bosan di variasiin aja cara masaknya. Misalnya jagungnya di bikin sop atau cuma di rebus kaya di gambar.

  • Hari Keempat
Di hari ke empat hanya boleh makan pisang dan susu. Saya sempet diare di hari ke empat karena ternyata efek susu dan pisang itu melancarkan pencernaan. 



Di sarankan pisangnya enam buah untuk sehari. Tapi saya cuma beli lima dan ternyata saya cuma makan tiga dan udah kenyang seharian. Untuk susu pilih yang low fat. Rasanya nggak enek.

  • Hari Kelima
Di hari kelima sudah boleh makan ikan atau daging ayam tanpa kulit dengan buah tomat. Kalau saya pilih daging ayam dada (padahal saya lebih suka paha ayam hiks). Tomatnya saya buat sambal.



  • Hari Keenam
Di hari keenam menunya adalah daging ayam tanpa kulit atau ikan dengan sayuran. Sayangnya saya lupa foto hiks. Saya makan pake ikan mujaer dan kangkung 😁

  • Hari Ketujuh
Di hari terakhir diet GM ini makan sayur, buah dan nasi merah. Karena saya nggak ada persediaan nasi merah, jadi saya ganti tempe. Tetep kenyang ko.

Fotonya asal aja haha

Review seputar diet GM :

  • Tantangan terbesar dalam menjalankan diet GM adalah menghindari ngemil. Jujur saja, saya beberapa kali kecolongan ngemil. Pie susu, tahu bulat, surabi dan terakhir risoles. Haha jangan di tiru ya. Sebagai manusia biasa aku tak kuasa menahan godaan :( *alasan
  • Persiapan diet GM saya terbilang mendadak. Jadi saya nggak sempet stok buah dan sayur yang banyak. Akibatnya menu yang di masak itu-itu aja. 
  • Jangan pasang ekspektasi berlebihan. Misalnya turun 10 kg dalam seminggu. Itu nggak mungkin. Yang paling penting badan jauh lebih sehat dan segar karena makanan yang masuk terkontrol.
  • Imbangi dengan olahraga. Sebelum berangkat kerja saya biasanya melakukan olahraga ringan dan lari di tempat. 
  • Berterima kasih lah kepada diri sendiri karena sudah berusaha semangat dan konsisten menjalankan diet. Nggak menyerah di tengah jalan.
Taraaa... bb saya turun 3kg dalam waktu seminggu. Target selanjutnya sih 51kg 😁



Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
9 komentar

Waktu kecil ketika malam minggu tiba, Bapak hampir selalu mengajak saya dan kakak perempuan saya keluar rumah naik motor yang setia menemaninya bekerja bolak balik Jatibarang-Cirebon. Saya selalu duduk di depan, sedangkan kakak saya di belakang. Kami bertiga tidak pergi jauh. Biasanya hanya mengunjungi sebuah toko untuk membeli beberapa kue atau es krim. Terkadang kami juga makan bakso dan es teler bersama di samping bangunan sebuah bioskop yang sudah tidak terpakai.

Pada suatu malam minggu, saya yang masih duduk di bangku SD merengek minta dibelikan sekotak susu merk terkenal saat kami sedang memilih es krim di sebuah toko. Saat itu dengan percaya diri Bapak mengambil kotak susu yang saya inginkan dan membawanya ke hadapan kasir tanpa bertanya harganya terlebih dahulu.

"Ini harganya 55, pak" kata kasirnya

Dengan polos Bapak bertanya lagi, "5.500?"

"Bukan, 55 ribu"

Bapak langsung terdiam. Wajahnya nampak bingung sambil menatap wajah saya. Sepertinya Bapak tidak membawa cukup uang. Dan entah bagaimana dengan reflek saya mengambil kotak susu tersebut dari kasir dan menukarnya dengan merk susu harga 11.000 :)

Wajah Bapak nampak lega. Saat tiba di rumah Bapak mengatakan bahwa saya sudah menyelamatkannya dari rasa malu hehehe.

Sebenarnya saya sudah mengerti bahwa bukannya Bapak tidak membawa uang cukup, tapi Bapak belum mampu membeli.

Sejak itu saya mulai membiasakan diri membeli barang dengan bertanya harganya terlebih dahulu. Bukan karena takut malu, tapi saya ingin membeli barang sesuai dengan kemampuan saya. Kalau memang belum mampu, ya sudah. Memaksakan memiliki sesuatu padahal belum mampu hanya akan menyulitkan hidup kita sih :)


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kenapa judulnya begitu? Karena memang bikin gila. Halu sehalu-halunya. Bias-sebiasnya. Haha lebay ya? Tapi beneran deh. Setidaknya itulah yang saya rasakan ketika menonton enam drama ini. Bahkan setelah dramanya selesai tayang, saya masih re-watching berkali-kali. Stalking para pemainnya, kehidupan pribadinya dan karirnya. Pokoknya mendadak ngefans saking efek dramanya yang membekas. Ayo siapa yang begitu juga? Ngaku, ngaku, deh 😜

Biasanya yang masuk kategori drama yang bikin "gila" ini karena chemistry antara dua tokoh utamanya klop di mata saya. Apa ya pas nonton feelingnya dapet gitu. Bawaanya pengen jerat jerit, senyum-senyum bego dan berakhir dengan nge-ship mereka! Jadi nggak di liat dari ceritanya ya. Sekali lagi, di liat dari chemistry. Kalau ceritanya biasa aja, tapi pemainnya klop biasanya saya nggak peduli hahaha. 

Berikut drama-drama (yang menurut saya) bikin "gila" mendadak :


  • Princess Hours (2016)


PH adalah drama pertama yang bikin saya susah move on sampai sekarang walaupun sudah 11 tahun lamanya. Ko bisa? Nggak tau juga sih. 11 tahun lalu saya nonton drama ini di Indosiar setiap hari minggu jam 11 siang kalau nggak salah. Langsung jatuh cinta sama chemistry Joo Ji Hoon yang meranin Pangeran Shin dan Yoon Eun Hye yang meranin Shin Chae-Kyung. Oh ya, PH juga drama anak sekolah pertama yang saya tonton dan bikin saya suka sama baju seragam sekolah di Korea! Dari drama ini juga saya jadi suka sama Song Ji-Hyo yang meranin Hyo-Rin. Meskipun perannya antagonis, tapi style pakaian dan gaya rambutnya pernah saya tiru loh.

Udah nggak keitung berapa kali saya re-watching drama dengan jumlah 24 eps ini, sampe bela-belain nyari link download padahal jaman itu cuma ada DVD-nya doang! Nah, bikin gila kan? 

Walaupun banyak yang menghujat, tapi bagi saya mereka cocok meranin Putera dan Puteri Mahkota

  • Reply 1997 (2012)

Drama pertama dari Reply series ini langsung mencuri perhatian dan hati saya gara-gara chemistry koplak antara Seo In Guk dan Eunji. Masih seputar cerita anak sekolah dengan setting tahun 1997, drama ini mengajak penonton untuk menebak siapa yang akan menjadi suami si Eunji di masa depan. Jadi, ceritamya bolak balik masa depan-masa lalu, yang mana ada clue-nya untuk menebak suami Eunji ini.

Memutuskan untuk re-watching karena In Guk dan Eunji sungguhlah panutan untuk pasangan yang awalnya temen jadi demen. Yang sama-sama soplak dan punya dua kepribadian yang beda banget.


  • Healer (2014)

Jika saja saat itu saya tidak meminta drama ini ke teman saya karena iseng, mungkin saya nggak akan tau kalau Ji Chang Wook itu GAN-TENG! Baru episode pertama mata saya langsung jeli...

"EH ITU SIAPA? BENING AMET!"

*langsung googling*

Di episode-episode selanjutnya bisa di tebak lah ya. Senyum-senyum bego atau nggak kerasa jerit histeris. Apalagi kalau adegan bareng Park Min Young. Aduh sweet banget. Emang dasar gue tuh anaknya receh banget ya dikasih adegan begini langsung bias.

Ini baru awalnya aja. Kesananya lebih ambyar.

  • Descendant of The Sun (2016)


Awal-awal nonton Dots....KEMANA AJA GUE SELAMA INI ADA AKTOR CAKEP NAN IMUT BERNAMA SONG JOONG KI? Tapi doi emang jarang nge-drama sih.

Banyak orang yang komentar ceritanya biasa aja lah. Menang karena pemain utamanya aja lah bla bla bla. Tapi, I don't care...I like it *sambil nyanyi* selama ceritanya nggak jelek-jelak amet sih hajaaar terus sampe episode terakhir. Apalagi chemistry Hye Kyo dan babang Joon Ki ini oke.

Si kasep yang mau nikah bulan depan. Nggak sia-sia
saya ngeship mereka 😄
  • Weightlifting fairy Kim Bok Joo (2016)


Drama yang awalnya saya remehkan, tapi setelah nonton beberapa episode....EH KO MEREKA MANIS BANGET! Pantes aja mereka di juluki swag couple. Yang bikin betah tuh gaya pacaran mereka yang lucu dan saling support. Ah, goals banget kan? *itu elo aja kali, Mi 😁*

Sempet dating di dunia nyata mereka dikabarkan putus? Wadaw!
  • School 2017

Nah ini nih couple dramaland yang masih angetan! Hahaha. Dramanya masih on going, tapi chemistry Ra Eun Hoo dan Hyun Tae Woon sungguhlah berhasil membuat hati noona ambyar. Pokoknya susah untuk di deskripsikan karena saking lovelynya mereka dimata saya. Padahal keduanya ini masih baru di dunia drama loh, tapi akting mereka lumayan dan chemistrynya TOP!

CEPETAN NONTON!

*MULAI MERACUNI*

GIMANA NGGAK GEMES????

BTS NYA AJA MENGGEMASKAN! 



Sumber foto :

Asian Wiki
Drama Fever
Google
Twitter


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

Begitu diberitahu hari ini akan ada pemadaman listrik di kantor, dari semalam saya sudah semangat memasukkan drama korea ke tab dan akan saya tonton nanti kala pemadaman listrik haha. Dan drakor yang baru saja saya tonton berjudul Individualist Ms Jiyoung. Saya tertarik membuat reviewnya karena selain ceritanya menarik, jumlah episodenya hanya 2 saja. 

Drama ini bercerita tentang Jiyoung (Min Hyo-Rin), perempuan lajang penyendiri (dia menyebut dirinya individualis) yang tidak memiliki hubungan tertentu dengan orang-orang sekitarnya. Byeok-Soo (Gong Myung) adalah seorang pria yang tidak mampu hidup tanpa sebuah hubungan dengan orang lain. Lalu kedua orang dengan kepribadian yang sangat berbeda tersebut bertemu dan menjadi tetangga. Keduanya pun saling jatuh cinta.

Yang menarik dalam drama ini adalah dalam beberapa hal (terutama dalam kehidupan sosial) Jiyoung sangat mirip dengan saya. Walaupun tidak seekstrim Jiyoung yang enggan menyapa orang lain, tidak mau menerima bantuan dari orang lain, menutup diri dari kehidupan sosial serta tidak bisa memiliki hubungan yang lama dengan seorang pria, tapi Jiyoung menggambarkan bahwa saya pernah ada di posisinya. 

Saya pernah ada di posisi Jiyoung (mungkin sampe sekarang) yang tidak mau terlalu dekat dengan orang lain karena takut sakit hati atau di kecewakan. Sama seperti Jiyoung, saya tidak punya banyak teman. Lebih suka melakukan sesuatu sendirian jika memang bisa dikerjakan sendiri. Sedikit saja ada yang membuat hati saya terluka, maka detik itu juga saya akan menjaga jarak dengannya. Jika Jiyoung melakukannya karena perasaan takut di sakiti kembali, maka saya melakukannya karena merasa saya tidak pantas memiliki teman yang baik. Saya mungkin lebih pantas sendiri.

Orang tua Jiyoung bercerai sejak dia kecil. Baik bapak dan ibunya tidak ada yang mau mengasuhnya sehingga Jiyoung remaja berani mengambil keputusan bahwa dia akan hidup sendiri dan memutuskan hubungan dengan keluarganya. Bayangkan bagaimana perasannya harus melewati banyak hari sendirian. Melakukan apa-apa sendirian. Jiyoung merasa bahwa seharus-nya dia tidak usah dilahirkan.

Saat menggambarkan bagaimana Jiyoung jujur pada orang tua tentang perasannya yang tidak akan peduli lagi pada keluarganya (dia tidak peduli dibilang egois karena dia merasa tidak melakukan kesalahan. Justru Keluarganya lah yang membuang dirinya), saat itu juga saya ikut merasakan perasaannya. Orang tua (terlepas dari jasanya yang sudah melahirkan dan membesarkan kita) kadang merasa menjadi manusia paling benar dan tidak mau mengakui kesalahan saat ada hal-hal yang menyakitkan anaknya. Ketika anaknya sudah tidak peduli dan mati rasa, dengan alasan-alasan tersebut mereka masih menyalahkan anaknya. Menganggap kita anak durhaka dan tidak tau diri. Padahal sikap ketidakpedulian anak pasti selalu ada alasannya. Pasti selalu ada penyebabnya. Dan kadang perasaan sakit sang anak dipendam sampai ia dewasa dimana akan mempengaruhi kondisi mental dan kehidupan sosialnya.

Lalu bagaimana Jiyoung menghadapi masalahnya selama ini? Selain berkonsultasi dengan psikiater, ia sekeras mungkin menutup diri dari orang lain. Tidak mau menjalin hubungan yang dekat. Dia tidak mau terluka lagi. Dia tidak mau orang lain mengetahui kelemahannya. Ia ingin menunjukkan bahwa ia bisa hidup sendiri. Ia baik-baik saja. Meskipun itu hanya pura-pura, tapi hanya dengan cara itu ia mampu bertahan hidup.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang pria baik dan peduli padanya, yang tidak menyerah mendekatinya meskipun ia menjaga jarak sejauh mungkin. Pelan-pelan Jiyoung menyadari bahwa ia hanya butuh orang yang tepat dalam hidupnya : teman yang tulus serta laki-laki yang mau menerima dan memahaminya. Selama ini ia takut menjalin hubungan yang lama dengan seorang pria karena hatinya sudah mati rasa. Dia lupa bagaimana rasanya merindukan seseorang atau bagaimana rasanya mencemaskan seseorang. Yang ada dalam hatinya hanya perasaan takut dan takut.

Duh manisnya....

Well, dua episode yang menurut saya sangat singkat, padat dan jelas. Dan saya suka endingnya. Manis :) 



Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Nggak kerasa tanggal 17 Januari 2017 masa berlaku paspor saya sudah habis. Sedih, padahal belum sempet travelling ke Eropa :( *dikeplak*

Awalnya saya nggak berniat untuk perpanjang paspor dalam waktu dekat. Mengingat mengurus paspor itu butuh waktu yang nggak sebentar dan saya males izin kerja. Tapi bener kata orang, godaan travelling emang suka dateng pas paspor sudah expired. Dan godaan itu datang dari kakak perempuan saya. Sempet nggak tergoda karena takut nggak di bolehin cuti lama, tapi akhirnya saya tergoda. *anaknya emang gampang dirayu*

Oke, tanggal 13 Juli 2017 saya berangkat jam tujuh dari rumah ke kantor imigrasi Cirebon yang memakan waktu sekitar satu jam. Dari sini drama di mulai. Sebenarnya udah ada tanda-tanda nggak enak. Di mulai dari Bapak saya minta pulang lagi karena pengen pipis dan pengennya pipis di rumah.

Ya Allah padahal udah agak jauh jalannya :(

Sabar....

Yaudah lah kita balik lagi kerumah dan baru berangkat jam setengah delapan. Sampe kantor imigrasi jam setengah sembilan. Dan yeah walaupun mencoba untuk nggak mempercayai berangkat ke imigrasi harus pagi-pagi -karena percaya proses di imigrasi udah lebih baik, toh akhirnya tetep nggak dapet no antrian.

"Harus nyampe sini jam setengah enam pagi, Neng. Loket antrian sudah buka" kata petugas imigrasi.

Ebuset, dari rumah jam berapa tuh? Hmm

Akhirnya saya dapet no antrian Waiting List no 07 tanggal 28 Juli 2017. Jadi, petugas imigrasi itu ngasih kita 2 opsi antrian. Mau antri subuh-subuh atau pake antrian WL itu. Yaudahlah saya pilih antrian WL, mau gimana lagi? Terlalu capek kalau besok harus dateng lagi. Subuh-subuh pula. Hikmahnya, saya disarankan untuk mengecek berkas-berkas persyaratan. Dan ternyata saya kurang syarat, yaitu surat referensi dari perusahaan tempat saya bekerja. Fiuuuuh untung, nggak terlalu sia-sia sebenarnya.

Note : bagi yang berstatus karyawan, ada yang bilang nggak perlu pake surat referensi kerja, tapi saya saranin untuk bawa karena petugas imigrasi nggak mentolerir berkas persyaratan yang kurang. 

Walaupun sudah dapet antrian WL, saya tetep berangkat pagi-pagi dari rumah. Saya pengen urusan ini cepet beres. Yakaliii bolak balik mulu dikira nggak pegel :( dan sampai imigrasi saya langsung menukar antrian WL saya. Dapet lah antrian no 1.

Perlu diketahui, loket antrian memang buka dari jam setengah enam pagi, tapi pelayanan buka jam setengah sembilan. Itu artinya kita tetep aja nunggu sampai kantor buka. Untungnya ada fasilitas kantin, tempat duduk, toilet yang bersih dan Musholla. Jadi, nggak terlalu betelah nunggunya.

Jam 8 lebih saya langsung masuk kantor imigrasi dan disuruh menunggu didepan loket pelayanan informasi. Nah, nanti no antrian kita dipanggil sama petugas untuk verifikasi berkas persyaratan.

Dan tibalah giliran saya....
  • Kartu Keluarga asli dan fotokopi, oke.
  • E-KTP asli dan fotokopi, oke. Oh ya just info, harus E-KTP ya. Soalnya saya lihat ada yang di suruh balik lagi karena pake KTP Dishub alias KTP sementara. Jadi, nggak bisa di proses hari itu.
  • Paspor lama asli dan fotokopi bagian depannya saja.
  • Surat referensi pekerjaan asli. 
  • Akta kelahiran asli dan fotokopi. 
Jreng...jreng...drama lainnya pun di mulai.

Awalnya proses verifikasi berkas berjalan lancar sampai petugas bertanya : "Nama ibunya sebenarnya siapa?"

Hah? Sempet nggak ngeh dan jawab dengan muka polos...SITI URIPAH.

"Kenapa di akte kelahirannya diketiknya nyonya uripah?"

WADUH.

KERINGAT DINGIN.

DEG-DEGAN.

Jujur aja, saya nggak pernah betul-betul ngecek akta kelahiran saya. Yang penting nama ejaan saya bener. Udah gitu doang.

MASA IYA KUDU BALIK LAGI KAYA ORANG DI SAMPING GUE? :(

Alamaaak jujur aja waktu bikin paspor lama nggak seketat ini. Seinget saya nggak pernah ditanyain sampai detail gitu. Jeli juga mata petugasnya hmmm.

Tapi kepanikan saya hanya sesaat, dengan pede saya jawab : "Waktu bikin paspor lama nggak masalah tuh". Padahal dalam hati dag dig dug deeer!

Petugas yang udah bapak-bapak tua itu pun akhirnya nginyem dan meloloskan saya ke tahap selanjutnya. Fiuuuuuh!
Oh ya, jangan lupa beli surat pernyataan bermaterai di koperasi imigrasi. Jangan kaya saya yang memang udah lupa ngurus paspor, disuruh beli dulu ke koperasi saat sedang verifikasi berkas berlangsung.

Tahap selanjutnya kita dapet no antrian lagi untuk wawancara dan foto di hari itu juga. Yaaas untuk yang satu ini saya harus mengakui proses di imigrasi jauh lebih baik dari waktu saya bikin paspor pertama kali di Bandung. Udah mana ngantrinya berjam-jam cuma buat verifikasi berkas. Dijamin bikin emosi lah :(

Begitu no antrian kita di panggil, kita di minta berkas-berkas persyaratan yang asli lagi. Diperiksa lagi. Degdegan lagi wkwk. Abis itu kita foto sambil di wawancara rencana kunjungan kita kemana. Harus jawab jujur ya karena (katanya) akan mempengaruhi paspor kita bakal disetujui terbit atau tidak.

Beres wawancara dan foto, saya harusnya dikasih dua lembar print out : buat ngambil paspor nanti dan billing pembayaran. Dan sialnya, giliran saya print out billing pembayaran sedang maintenance alhasil kode billing nggak muncul.

Yaelaaa, drama apalagi iniiiiiii....

Sama petugas dikasih tau kalau kode billing nanti di sms. Saya nggak tau sih kalau di kantor imigarsi lain, tapi kalau di imigasi Cirebon ada no yang bisa di hubungi untuk sms gateway. Jadi kalau mau tau info tentang proses paspor kita bisa hubungi no tersebut dan di balesnya cepet loh. Sangat membantu.

Balik lagi, ternyata drama belum berakhir. Sudah 2 hari sejak wawancara dan foto, saya belum juga disms kode billingnya. Ya gimane mau bayar kalau nggak ada kode billingnya? Oh ya, sekarang pembayaran paspor bisa melalui semua bank dan kantor pos. Jadi, nggak cuma bank BNI aja. Total pembayaran Rp. 355.000 untuk jenis paspor biasa 48 halaman.

Hari Senin tanggal 31 Juli 2017 saya memutuskan untuk mengirim sms gateway untuk mendapatkan kode billing pembayaran paspor saya. Cukup lama balesnya nggak seperti biasa. Anjiiiir saya selalu degdegan aja jadinya. Satu jam kemudian hp saya bunyi dan yaaaaa saya dikasih tau kode billingnya. Tanpa pikir panjang saya langsung bayar dan nunjukin kode billing ke teller BRI. Kenapa BRI? Karena ada di samping kantor saya. Tinggal jalan kaki haha.

Dan drama masih berlanjut. Saat menunggu antrian di bank saya sempet dicaperin sama CSnya. Pantes dari saya masuk bank gelagatnya udah aneh. Ya nawarin nulis slip di mejanya lah, pura-pura nanya no antrian dan terakhir minta no hp dengan alasan harus ditulis di slip pembayaran.

Kemudian....dia whatsapp. Nanyain saya udah berkeluarga atau belum.

Cape deeeeh!

Dari pihak bank kita dapet slip pembayaran dan print out bukti penerimaan negara atau apa gitu saya lupa hehe. Nah nanti dua-duanya dibawa saat pengambilan paspor beserta print out dari imigrasi itu. Paspor sudah jadi tiga hari setelah pembayaran. Disarankan pengambilan paspor jam satu siang.

Dan taraaaaa....paspor baru saya sudah jadi.

Paspor Baru

Pengambilan paspor nggak lama ko. Dan nggak pake no antrian. Bagi kamu yang paspor lamanya ingin dikembalikan seperti saya, saat disuruh fotokopi paspor baru, kamu akan disuruh juga untuk membeli surat pernyataan pengembalian paspor lama bermaterai dan fotokopi satu lembar.

Paspor Lama

Semoga informasinya bermanfaat ya :)




Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar



Baca sinopsisnya di goodreads aja ya *pemalas*

Kali ini saya akan review novel yang (lagi-lagi nggak sengaja saya beli), yaitu novel metropop Dimi is Married. Novel ini terbit kalau nggak salah pada tahun 2011, dan saya membeli sudah dengan cetakan dan cover yang baru. Wow, saya telat banget ya? Haha sudah biasa.

Secara keseluruhan ceritanya klasik banget. Tentang perjodohan laki-laki tampan, kaya, mapan, bad boy -pokoknya sempurna banget- bernama Garda dengan perempuan dari keluarga yang biasa saja bernama Dimi. Ayah keduanya merupakan teman dekat dimasa lalu sehingga jalannya perjodohan pun cukup mulus tanpa banyak drama layaknya di sinetron. Apalagi Dimi langsung jatuh hati pada pesona Garda di pertemuan pertama dan mudah saja untuk dia menerima perjodohan tersebut.

Yang membuat novel ini unik sekaligus menarik adalah tokoh Dimi itu sendiri. Tidak seperti tokoh Garda yang sempurna banget layaknya aktor utama di drama korea, tokoh Dimi lebih realistis menurut saya. Dimi itu unik (pekerjaannya saja unik, reporter disebuah majalah tumbuhan), polos, penampilannya casual dan sikapnya natural. Dia mungkin tidak cantik dan keren, tapi dia menjadi diri sendiri. Dibalik sikapnya tersebut, siapa sangka dia sangat pintar mengolah perasaan dan konflik rumah tangganya dengan sikap yang...apa ya kalau saya jadi dia, saya juga akan melakukan hal yang sama. Jangan di kira orang polos gampang di bodohi atau diam saja saat tertindas. Tidak, Dimi tidak seperti itu. Dan cerita pun bergulir semakin seru.

Ini kali pertama saya membaca tulisan Retmi SB dan suprising saya menikmati gaya tulisannya. Konflik yang dia bangun memang biasa dan seperti kebanyakan novel metropop lainnya, tapi nggak tau kenapa saya seperti larut didalam konflik hubungan Garda dan Dimi yang rumit. Satu sisi membela Dimi, tapi di sisi lain kasihan dengan Garda. Alhasil hanya dalam waktu satu hari, saya sudah berhasil menamatkan Dimi is Married dengan jumlah halaman kurang lebih 350 lembar itu. *tepok tangan* karena biasanya butuh waktu minimal 3 hari hahaha.

Bagi saya kekurangan novel ini hanya pada ending-nya. Terlalu terburu-buru. Saya ingin membaca ending kisah Dimi dan Garda lebih spesifik setelah mereka berhasil melewati badai rumah tangga mereka. Dan yeah walaupun endingnya cukup jelas, tapi saya kurang puas. Andai saja penulis tidak terburu-buru menamatkan kisah mereka hehehe.

Oh ya, menurut saya penulis sangat apik menyisipkan beberapa humor yang berhasil membuat saya tertawa berkali-kali.


3,5 dari 5 untuk Dimi is Married! 

Kisah manis yang layak dibaca ketika senggang :)


Love.
Amelia Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • DRAMA KOREA (5)
  • KATA BICARA (4)
  • RANDOM (1)
  • REVIEW (49)
  • SahabatDifabel (1)
  • SHARING (24)
  • THOUGHT (81)
  • TRAVEL (17)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (2)
    • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ▼  2017 (47)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  September 2017 (5)
    • ▼  Agustus 2017 (8)
      • Stereotipe Tentang Orang Indramayu
      • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
      • Pengalaman Menjalankan Diet GM
      • Cerita Malam Minggu dan Harga Sekotak Susu
      • 6 Korean Drama That Will Make You Crazy
      • Drama Korea : Individualist Ms Jiyoung
      • Drama Mengurus Perpanjangan Paspor
      • REVIEW NOVEL : Dimi Is Married
    • ►  Juli 2017 (6)
    • ►  Juni 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (6)
    • ►  April 2017 (3)
    • ►  Maret 2017 (2)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (23)
    • ►  Desember 2016 (3)
    • ►  November 2016 (4)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (2)
    • ►  Juli 2016 (3)
    • ►  Juni 2016 (2)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  Maret 2016 (1)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (4)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (6)
    • ►  Mei 2015 (15)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (3)
    • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  Januari 2015 (2)
  • ►  2014 (25)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  November 2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  Agustus 2014 (5)
    • ►  Juli 2014 (4)
    • ►  Juni 2014 (1)
    • ►  Mei 2014 (1)
    • ►  Maret 2014 (3)
    • ►  Februari 2014 (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  Agustus 2013 (2)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  Januari 2013 (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  Desember 2012 (2)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  September 2012 (1)
    • ►  Agustus 2012 (4)
    • ►  April 2012 (4)
    • ►  Februari 2012 (1)

Pinterest

Visitors

Followers

Populer Post

  • Review Dilan Bagian Kedua : Dia adalah Dilanku Tahun 1991
    Hai, karena saya lagi "libur" puasa dan kebetulan laptop kakak saya lagi nggak di pake, ijinkan saya melanjutkan kembali posting...
  • Bulan Ramadhan : Waktunya untuk Lebih Intropeksi Diri
    Hai, baru bisa  update posting #30hariproduktifmenulis. Sebenarnya ini murni karena kemalasan saya. Maafkan *salim*. Karena sekar...
  • Pengalaman Belanja Buku Via Online
    Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan sebuah akun... Membeli dan membaca buku adalah salah satu hobi saya yang cukup konsist...
  • Pengalaman Menjalankan Diet GM
    Duh, sebenarnya geli ya bikin postingan tentang diet. Seumur hidup saya nggak pernah menjalankan diet karena badan saya pernah terlalu...
  • Jangan Terjebak Cinta yang Rumit
    Perlu di sadari, kehidupan cinta di kehidupan nyata sangat berbeda dengan kehidupan cinta dalam drama korea. Apapun bisa terjadi ...

Profil

Foto saya
Amelia Utami.
Random blogger. Kadang suka nulis serius, kadang galau, tapi lebih sering curhat.
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates