Selama 24 tahun saya hidup, bisa di katakan kehidupan saya biasa-biasa saja. Tidak terlalu banyak cerita. Bahkan cenderung membosankan. Ya, sejak SD sampai sekarang, sebutan anak baik-baik melekat pada diri saya. Entah karena faktor wajah saya atau karena hal lain. Tapi yang jelas sejak kecil saya hampir tidak pernah berbuat kenakalan, yang kelak kata banyak orang akan menjadi cerita yang akan di kenang di masa datang. Saya tipikal anak yang patuh pada aturan dan tidak berani berbuat yang aneh-aneh.
Saya masih ingat, ketika teman sekolah saya sudah berani menggunakan biaya sekolah untuk uang jajan, saya lebih memilih untuk diam dan tidak ikut-ikutan. Padahal jika menuruti jiwa labil saya kala itu, saya bisa saja melakukannya. Tapi lagi-lagi, saya tidak berani melakukan hal yang seperti itu. Suatu hari, saya pernah di tertawakan oleh salah satu teman laki-laki saya di sekolah. Dengan bangganya dia bercerita tentang aktivitas pacarannya yang menurut dia sudah "dewasa". Saya yang saat itu pacarannya masih dalam tahap masih dalam batasnya, mendapatkan tawa yang keras dari dia. "Kamu cupu banget sih, Mi. Polos lagi". Dan saya sempat "panas" dan hampir terpengaruh. Sejak saat itu saya sudah terbiasa mendengar jika ada teman yang mengatakan : "Hidup kamu nggak asyik". "Nakal tuh tantangan, tau!".
Selurus itu kah hidup saya?
Sore ini saya mendapatkan pesan bbm dari salah satu teman sekolah saya. Dia cerita bahwa dia sudah menikah, tapi hidupnya tidak pernah bahagia karena dia di madu. Dia mengatakan bahwa dia depresi dan hampir putus asa. Saya sedih membacanya. Banget. Satu pertanyaan yang langsung terbersit : "Apa yang membuatnya masih bertahan jika dia tidak pernah bahagia dengan pernikahannya?". "Mengapa dia memilih jalan hidup yang rumit?"
Dan pesan teman saya itu mengingatkan kembali pada teman-teman yang suka mengolok "hidup saya yang nggak asyik karena terlalu lurus". Nyatanya, mereka yang mengatakan itu hidupnya sekarang nggak lebih baik dari saya. Ada yang tidak melanjutkan sekolah, ada yang hidupnya cuma main-main saja, ada yang -maaf- hamil di luar nikah dan lainnya yang jika di ceritakan memang suprising sekali.
Segala keputusan hidup seseorang memang menjadi hak dan tanggung jawabnya. Bukan hak saya juga untuk men-judge hidup orang lain. Saya hanya merasa...why? why? why?. Dan hari ini saya baru menyadari, menjalani hidup yang lurus-lurus saja ternyata bukan keputusan yang memalukan. Hidup saya memang membosankan. Sekolah, kuliah, kerja, pulang lagi ke rumah dan sebagainya. Kenakalan saya saat kuliah hanya sampai batas manjat pagar kosan. Itu bisa di jadikan kenangan kan? Hahaha.
Terlepas dari itu semua, saya bangga menjalani hidup saya seperti ini. Saya bangga dengan keputusan-keputusan hidup yang saya ambil sampai hari ini. Nggak masalah orang bilang hidup saya nggak asyik dan nggak ada tantangan. Saya lebih khawatir jika hidup saya berantakan hanya karena ikut-ikutan memilih jalan orang lain :)
Love.
Amelia Utami.