Tentang cita-cita

by - Maret 26, 2014

Hmmm dari kecil gue selalu nggak punya cita-cita tetep. Selalu berubah-ubah.
Pada awalnya cita-cita gue adalah dokter, itu juga gue pilih dokter karena teman-teman sebaya gue bercita-cita sama (waktu pas udah gede tau profesi dokter akan berhubungan dengan darah, mayat, dkk, gue nggak nyesel untung nggak lanjut hahaha).
Selanjutnya cita-cita gue adalah atlet bulu tangkis (gue nggak paham banget kenapa pilih jadi atlet bulu tangkis tapi waktu jaman gue sd gue hobi nonton taufik hidayat jadilah gue pengen jadi atlet, padahal ya olahraga aja males gilaaaa).
Cita-cita selanjutnya adalah reporter. Waktu kecil gue emang hobi banget niruin gaya reporter berita dengan sisir sebagai miknya dan kaca sebagai televisinya. Gue melaporkan tentang berita banjir dan wawancara boneka (yang dengan paksa gue jadiin sebagai manusia) sebagai narasumber.

Waktu pas masuk SMP, gue udah mulai suka beli novel teenlit dan setelah sering baca novel dengan judul novel yang berbeda-beda, gue buletin tekad untuk jadi penulis novel. Gue udah mulai hobi nulis cerita, cerpen atau coba-coba bikin novel dengan tema seputar pengalaman gue tanpa belajar ilmu menulis sedikit pun. Gue cuma mengandalkan imajinasi dan ingatan gue yang lumayan bagus. Setelah itu gue pikir, cita-cita gue pasti bakal berubah (maklum masih labil), apalagi gue suka foto-foto sendiri dan sempet pengen jadi model majalah (dan niatan itu langsung kandas karena badan gue yang kurus kering kaya tiang listrik).

Waktu terus berlalu, dan nggak kerasa gue udah duduk dibangku SMA, hobi menulis gue nggak pernah berubah dan cita-cita gue tetep sama. Dan yang paling seneng adalah pas kelas 2 SMA, ada tugas bikin cerita dan cerita gue dipuji bagus sama guru bahasa Indonesia dan dapet nilai tertinggi. Di SMA juga gue ikut klub teater, ini juga salah satu kesukaan gue yaitu berakting. Di teater gue bisa mengekspresikan perasaan gue dengan bebas. Jadi intinya gue suka seni! Di SMA juga gue baru sadar kalau gue punya "sesuatu" dengan fashion. Gue suka mix and match baju dan gue udah mulai berani pilih style vintage.

Tiba waktunya lulus dan pilih jurusan kuliah....
HAHAHA mungkin inilah sesuatu yang bakal gue ketawain sampe tua. Aduh maaak setelah bergulat kesana-kesini daftar dengan jurusan yang berbeda-beda (pendidikan bahasa inggris, pendidikan biologi, hukum sampe argoteknologi) tanpa mempedulikan dan mempertimbangkan jurusan apa yang cocok dengan bakat gue, akhirnya gue pilih........HUBUNGAN INTERNASIONAL! Sekali lagi, HUBUNGAN INTERNASIONAL! (Oh my god, pasti waktu itu gue lagi ngelindur panjang atau frustasi berat karena nggak masuk perguruan tinggi negeri sampai gue ambil keputusan masuk jurusan itu secara spontanitas dan nggak tau apa-apa tentang HI). Asal elo tau ya, gue anak IPA. HAHAHA. (ketawa itu maksudnya adalah saking keselnya kenapa juga gue harus susah-susah belajar Fisika, biologi atau kimia aaaaaaaaaarrgggh!)

Di HI gue mencoba untuk beradaptasi dan setelah dua semester berjalan, gue mulai menikmati (mulai lupa sama cita-cita gue dulu) dan kembali membuat cita-cita baru yaitu menjadi diplomat (tuh, kurang keren apalagi coba gue?). Gue diem-diem terlena dengan "janji-janji surga jurusan HI", yaitu menjadi seorang diplomat atau nggak kerja di kementrian luar negeri dan bisa keliling dunia.

Gue mulai sadar bahwa "ada sesuatu yang dipaksakan dari diri gue" adalah ketika semester empat gue mulai aktif jadi anggota SMKAA (Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika) Bandung. Waktu itu gue ikut klub menulis. Ikut klub ini pun tanpa sengaja karena awalnya gue ikut klub bahasa perancis tapi jadwalnya bentrok sama jadwal kuliah gue, akhirnya gue asal pilih (((ASAL PILIH))) klub menulis.
Disanalah gue mulai sadar...sadar sesadar sadarnya..kalau selama ini bakat gue itu di menulis.

Mungkin gue suka sama hal tentang HI, tapi gue nggak cinta. Gue cintanya sama menulis.

Dan gue semakin cinta menulis saat gue meneruskan ke klub Citizen Journalist. Disitu gue bener-bener bersyukur, gue nggak pernah ngerasain se-semangat itu untuk ngerjain suatu kegiatan. Gue bener-bener semangat (mau hujan, mau panas) gue dateng untuk belajar di klub itu. Disitu juga gue belajar untuk nggak pemalu, belajar berani ketemu orang banyak dan bertanggung jawab dengan segala tugas gue.

Well, akhirnya gue sadar... (lupakan tentang background pendidikan gue yang HI itu)  ada suatu kegiatan yang bener-bener gue sukai. Dan semoga itu jadi cita-cita gue ke depan. Menulis cerita masih gue tekuni sampai sekarang dan menampungnya di blog tercinta ini, selera fashion gue juga ga berubah (tetep suka vintage). Jadi gue berkesimpulan kalau gue suka tiga hal :

1. Menulis
2. Jurnalis
3. Fashion

Hmmmm gue udah mulai ngayal, kalau gue mau jadi reporter berita di salah satu televisi atau jadi fashion stylist di majalah fashion atau jadi penulis novel. HAHAHA

Yang jelas gue nggak nyesel masuk jurusan HI toh yang namanya bakat atau kemampuan tidak pernah berbohong. "dia" akan kembali mengusik elo meskipun elo mencoba berpaling darinya.

note : ini adalah tulisan mahasiswa tingkat akhir yang sedang menunggu revisi.

You May Also Like

0 komentar