Rasanya Berjuang Mengejar Mimpi
Hari ini saya kembali mengirim naskah cerpen kepada salah satu majalah di Jakarta. Bedanya kali ini dalam rangka lomba cerpen yang di adakan oleh majalah tersebut. Dan lucunya, setiap saya mengurus "ini-itu' yang berkaitan dengan mengirim naskah, saya selalu berhadapan dengan beberapa "tantangan", misalnya persyaratan lomba yang ribet (bahkan saya harus men-download salah satu sofware untuk keperluan persyaratan tersebut), belum lagi ditambah laptop tua saya yang sering minta di restart atau tinta printer tiba-tiba macet.
Kesel? Jangan ditanya. Saya selalu menjerit karena kesal, bahkan hanya untuk menghidupkan laptop yang tiba-tiba mati mendadak.
Tapi setelah semuanya selesai dan siap dikirim, ada perasaan senang tersendiri yang sulit di ungkapkan. Semacam : Ya, akhirnya saya bisa selesain ini tanpa putus asa hahaha. Kebayang dong kalau saya nyerah gitu aja, saya tentu sudah berhenti dan memutuskan untuk nggak ikut.
Saya selalu menekankan pada diri saya sendiri setiap mengirim naskah tulisan, bahwa apapun hasilnya nanti itu adalah urusan belakangan. Nggak terlalu penting. Yang terpenting adalah sudah mencoba dan berusaha mewujudkan. Simpelnya, saya nggak penasaran.
Selama ini beberapa kali saya ikut lomba menulis saya jarang menang dan beberapa kali mengirim tulisan belum pernah lolos alias ditolak. Kalau ditanya kecewa, saya pasti kecewa. Tapi kecewanya hanya beberapa menit, sesudahnya saya malah tertawa sambil mengoreksi apa saja yang membuat saya gagal dan berusaha memperbaiki kembali tulisan saya. Saya selalu melakukan perbaikan-perbaikan tersebut secara berkala.
Bagi saya, menulis membutuhkan kesabaran, konsistensi dan ketekunan. Karena selama ini saya menulis dengan enjoy dan tanpa beban, saya tidak pernah menargetkan bahwa hobi menulis saya ini akan menjadi apa di masa depan nanti. Tugas saya hanya berusaha menyalurkan dan mewujudkan sesuatu yang memang saya benar-benar impikan. Saya ingin merasakan bagaimana rasanya memperjuangkan apa yang saya inginkan. Saya tidak boleh malas, karena beberapa kesempatan hanya datang satu kali. Saya tidak boleh mudah menyerah, karena masih banyak jalan yang sebenarnya bisa di lalui. Pada akhirnya terwujud atau tidak terwujud, itu adalah konsekuensi dari setiap perjuangan. Tapi saya yakin, Tuhan pasti akan "membayar" setiap kerja keras saya ini dengan cara-Nya sendiri.
Keep writing !
Cheeeers!
Amelia Utami
0 komentar