Sabtu Bersama Bapak

by - Juli 24, 2015

REVIEW

Novel by Adhitya Mulya

Gambar dari google.com
Beli buku ini udah lumayan lama dan baru tergerak bikin review-nya sekarang (gubrak!). Agak surprise bahwa ternyata salah satu novel penulis di angkat ke layar lebar dan jadi salah satu film Indonesia favorit saya, yaitu Jomblo (lah, kemana aja gue? lagi semedi di gua! *kalem*).

Banyak yang bilang buku ini sedih. Setelah saya baca, sedih sih nggak, terharu iya. Gimana pun kehilangan seorang ayah untuk selama-lamanya pasti meninggalkan kesedihan yang tak bisa di ungkapkan. Untungnya pak Gunawan Garnida punya cara unik agar tetap dapat mendampingi tumbuh kembang anak-anaknya -Satya dan Cakra-, meskipun dia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Yup, Pak Gunawan setelah di vonis sakit, ia membuat video untuk anak-anaknya. Dan video itu di putar setiap hari sabtu.

Bagian saat video di putar lah bagian yang menurut saya paling haru....

Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian,.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap bercerita kepada kalian.
Ingin tetap mengajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.

Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian.

Dan berkat "bimbingan" Bapak lewat video itu, Satya dan Cakra tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas, sukses dan tidak kekurangan kasih sayang seorang ayah. Saat mereka berdua menghadapi permasalahan hidup masing-masing, video Bapak menjadi panutan mereka. Cakra belajar mencari cinta dan Satya belajar menjadi suami dan bapak yang baik.

****

Novel ini lebih cocok di jadikan novel parenting untuk para orang tua yang sedang membesarkan anak-anaknya. Saya yang belum menikah dan belum punya anak, jadi banyak belajar dari novel ini. Bagaimana merencanakan masa depan anak-anak dengan matang dari jauh-jauh hari. Rezeki memang di tangan Tuhan, tapi sebagai manusia kita wajib berencana untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang ada.

Satu dialog yang saya suka :
Mamah : "Ka, istri yang baik nggak akan keberatan di ajak melarat".
Cakra   : "Iya, sih. Tapi Mah, suami yang baik tidak akan tega mengajak istrinya untuk     melarat".
Duh, Cakra ini calon suami idaman banget ya hehehe.

Untuk kamu yang suka baca novel dengan bumbu konflik-konflik didalamnya, mungkin akan sediit kecewa membaca novel ini. Karena novel Sabtu Bersama Bapak hampir tidak ada konflik seperti novel-novel kebanyakan. Tapi karena bagi saya kategori novel itu hanya dua : enak di baca dan tidak, maka saya tidak begitu peduli dengan konflik.

Bintang 4,5 dari 5. Nggak sempurna karena saya agak terganggu dengan ukuran font yang kecil di novel. Selebihnya....recommended!

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis

You May Also Like

0 komentar