Review Novel : The Bliss Bakery Trilogy
REVIEW
A Novel by Kathryn Littlewood
Gambar di ambil dari goodreads.com. Edit oleh penulis. |
#1 Bliss
Dikasih novel ini sama Defbry tahun 2013. Awalnya saya nggak tertarik untuk baca karena yeah saya nggak terlalu suka novel terjemahan. Imajinasi saya nggak baik. Membayangkan setting novel Indonesia aja kadang suka kesulitan, apalagi membayangkan setting novel luar negeri yang entah tempatnya ada dimana (hahaha). Selain itu, aneh aja rasanya baca novel dengan bahasa Indonesia yang baku. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk membaca karena tergoda dengan covernya yang catchy banget (ami anaknya gampang tergoda :p ).
Terbukti novel Bliss sempet saya anggurin selama satu tahun lebih, baca sedikit halaman awal-awal, kemudian saya menyerah : ini novel apaan sih?. Memutuskan membaca lagi setelah banyak yang review katanya seru dan menarik ceritanya, apalagi ada kelanjutannya. Yaudah deh saya lanjut baca dengan ekspektasi yang rendah, tapi....tapi....makin ke halaman belakang...eh ko seru? ko lucu? wah, ko bisa saya nganggurin ni buku?
Intinya di buku pertama Bliss ini terpusat pada kedatangan bibi Lily (saudara jauh keluarga Bliss) yang kehadirannya "menyihir" seluruh anak-anak keluarga Bliss (Rose, Ty, Sage dan Leigh) dengan wajah cantiknya, keramahannya dan tentu saja keahliannya dalam membuat kue. Tanpa mereka sadar bahwa bibi Lily memiliki rencana jahat, yaitu ingin mencuri buku resep ajaib keluarga Bliss yang mengandung bahan sihir. Dan saat buku resep itu sudah berpindah tangan, Rose dan saudaranya hanya bisa menyesal.
#2 A Dash of Magic
Rosemary Bliss rela melakukan apa saja untuk mendapatkan kembali buku resep ajaib milik keluarganya. Maka, ia menerima tantangan bibi Lily untuk mengikuti kompetensi masak internasional di Paris. Jika Rose menang, bibi Lily akan mengembalikan bukunya. Jika tidak, buku itu akan hilang selamanya.
Bliss bagian kedua ini bagi saya paling berkesan karena mungkin setting-nya di luar Amerika dan juga ceritanya lebih berkembang. Membuat saya banyak tertawa dan menikmati setiap petualangan tokohnya. Membayangkan Ty, Sage dan Rose berkeliling Paris demi mendapatkan bahan-bahan ajaib : Rahasia Senyum Monalisa, Dentang Lonceng Notre Dame, Bisikan Kekasih, sampai Hujan Murni di Puncak Eiffel. Loh, ko bisa penulis punya ide begitu? hahahaha.
Dan keseruan itu mencapai puncaknya ketika Rose berhasil keluar sebagai juara dan mendapatkan buku ajaib keluarganya kembali! Saya ikut lega beneran karena sepintas bibi Lily ini karakternya nyaris sempurna dan tak bisa di kalahkan. Huuu rasain! Akhirnya kalah juga...hihi.
#3 Bite-Sized Magic
Meskipun Rose sudah mendapatkan buku resep ajaibnya kembali dan dia mendapatkan ketenaran setelah memenangkan kompetisi masak internasional, namun ternyata masih ada masalah baru yaitu Tn. Butter dari perusahaan Mostess menculiknya, memaksanya mengembangkan beberapa resep ajaib, seperti moony pye dari keju bulan dan seloyang sus cokelat berpendar.
Kekacauan terjadi. Resep ajaibnya menciptakan zombie!
Bagaimana keseruan Rose dan saudaranya mencegah rencana jahat Tn. Butter dalam menguasai dunia dengan kudapan jahat? beli dan bacalah sendiri...hahahaha.
Meskipun karakter tokohnya adalah anak-anak, tapi saya jamin buku ini bisa di nikmati oleh semua kalangan usia. Ceritanya ringan, seru dan terselip banyak humor dalam dialognya. Buku ini cocok untuk menemani kamu di waktu santai :)
Bintang 4,5 dari 5.
Terutama untuk terjemahan bahasa Indonesia-nya yang enak di baca dan nggak aneh.
Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
Kekacauan terjadi. Resep ajaibnya menciptakan zombie!
Bagaimana keseruan Rose dan saudaranya mencegah rencana jahat Tn. Butter dalam menguasai dunia dengan kudapan jahat? beli dan bacalah sendiri...hahahaha.
****
Meskipun karakter tokohnya adalah anak-anak, tapi saya jamin buku ini bisa di nikmati oleh semua kalangan usia. Ceritanya ringan, seru dan terselip banyak humor dalam dialognya. Buku ini cocok untuk menemani kamu di waktu santai :)
Bintang 4,5 dari 5.
Terutama untuk terjemahan bahasa Indonesia-nya yang enak di baca dan nggak aneh.
Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis
0 komentar