Menyesal?

by - Maret 11, 2016

Jadi, akhir-akhir ini saya sering kebangun tengah malam dan tiba-tiba memori saya sering "memutar" kejadian-kejadian yang sudah berlalu. Sejak pekerjaan saya di tempatkan di bagian Finance, saya memutuskan untuk "mati rasa". Mati rasa dalam arti selama kurang lebih sepuluh jam menghabiskan waktu di kantor, seluruh pikiran dan tenaga saya fokuskan untuk pekerjaan yang memang lebih berat dari posisi pekerjaan saya sebelumnya. Saya biarkan hati saya untuk kuat walaupun suka meronta-ronta ingin berhenti saja. Saya biarkan telinga saya untuk "tuli" setiap ada omongan yang kurang enak dari rekan-rekan kerja atau atasan saya. Saya "peringatkan" mata saya untuk tidak sering menangis bahkan untuk hal-hal yang menyakitkan sekalipun. Saya "singkirkan" dulu seluruh angan-angan saya tentang jalan-jalan, tentang mimpi-mimpi yang masih menggantung.

Menyesal?

Mungkin.
Tapi tidak ada banyak waktu untuk menyesalinya. 

Selintas memang sering petanyaan-pertanyaan silih berganti datang ke pikiran saya :
Udah bener nggak sih saya ada di perusahaan ini? kenapa saya ada di posisi ini? sampai kapan saya ada di sini? sudah benar kah keputusan saya ini? bagaimana jika saya berhenti saja?

Bla....bla...bla....

Bohong kalau saya nggak iri melihat teman-teman saya yang bekerja di kota atau sudah mendapatkan posisi yang di inginkannya. Bohong kalau saya sepenuhnya baik-baik saja dengan keadaan saya. Saya sebenarnya mau lari, tapi mau lari kemana? ujung-ujungnya saya tetap "terkurung" dengan apa ya ini namanya...takdir? nasib ? atau keadaan?

Tapi balik lagi, tidak ada banyak waktu untuk menyesalinya.
Saya memilih untuk tetap bertahan. Mencoba untuk lapang dada atas segala yang sudah di berikan Tuhan pada saya. Ini sesungguhnya yang paling berat. Karena sifat manusia itu selalu merasa tidak puas dan ingin mendapatkan yang lebih. 

Mungkin suatu hari nanti saya bisa memiliki kekuatan untuk terbebas dari "kurungan" ini dan memilih jalan mana saja yang saya inginkan. Untuk saat ini saya ingin "menabung" segala hal-hal yang baik dulu, seperti kerja keras, tanggung jawab pada kewajiban, tidak mudah menyerah dan hal-hal baik lainnya. "Tabungan" saya ini akan berguna seperti apa di masa depan nanti, ya biarkan waktu yang akan menjawabnya.

Love.
Amelia Utami

You May Also Like

0 komentar