Story of My Job as Finance Staff
Hallo, I' m back.
I've promised to share a story about my job, and now is the time....
I've promised to share a story about my job, and now is the time....
Dari kecil saya memiliki kemampuan yang bisa di bilang lemah dalam pelajaran hitung-menghitung alias matematika. Itu terbukti dari telatnya saya "menangkap" pelajaran tersebut ketika berada di sekolah dasar. Ketika teman-teman sekelas saya sudah bisa menghitung perkalian dan pembagian, saya masih stuck di penambahan dan pengurangan. Nilai matematika saya di rapot pun nggak bagus, meskipun nggak jelek juga. Suprising ketika SMA saya berhasil masukan jurusan IPA dengan kemampuan matematika saya yang pas-pasan. Modal saya waktu itu cuma pengen belajar supaya nilainya nggak jelek. Titik.
Untuk mempelajari matematika lebih dalam? BIG NO! Cukup di bangku sekolah aja. Makanya ketika kuliah saya pilih jurusan yang aman dari pelajaran angka-angka. Dan resmi lah saya menjadi mahasiswa FISIP. Meskipun ada mata kuliah statistik nggak masalah. Toh cuma ketemu sekali.
Dengan gelar sarjana Ilmu Politik yang berhasil saya dapatkan setelah berjuang kuliah selama empat tahun, saya berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang walaupun melenceng, setidaknya nggak ketemu angka-angka. Serius, kadang saya separno itu sama matematika. Hahaha.
Tapi apa daya manusia hanya berencana, Tuhan yang menentukan. Berawal dari lamanya saya mendapatkan pekerjaan (ini pun di luar ekspektasi saya), akhirnya saya memutuskan untuk bekerja apa saja. Apa saja dalam arti nggak banyak pilih. Nggak harus di bidang ini itu dan bla bla. Yang penting kerja. Karena percayalah menjadi pengangguran lebih tidak mengenakan.
Panggilan dari perusahaan swasta di bidang pembiayaan akhirnya menjadi jawaban dari doa-doa serta usaha saya untuk mendapatkan pekerjaan. Sekaligus menjadi jalan sampai saya berada di posisi sekarang. Awalnya saya masuk sebagai karyawan honor. Tapi ketika itu saya merasa bahagia banget. Ya siapa yang nggak bahagia sih setelah lama menganggur akhirnya dapet pekerjaan? nggak peduli itu honor atau apa. Yang penting ada pekerjaan.
Tiga bulan masa kontrak honor saya. Saat itu tanpa pikir panjang saya menerimanya. Saya anggap tiga bulan adalah waktu training. Hitung-hitung untuk pengalaman kerja. Saat itu saya di tempatkan di Customer Service. Baru genap dua hari di posisi CS, saya di suruh pindah ke Back Office, tepatnya di Credit Admin, sampai kontrak honor saya abis. Dan tibalah saat kontrak honor saya berakhir. Saya kembali menjadi job seeker.
Dua minggu setelah saya mengganggur, saya di panggil kembali oleh perusahaan tersebut untuk menepati posisi teller karena teller-nya sedang cuti melahirkan. Saya bisa aja sih menolak, toh status saya nggak berubah. Tetep honor. Sambil menunggu penggilan kerja, saya akhirnya menerima tawaran itu. Baru dua minggu saya menjadi teller, saya di suruh ikut tes psikotes karyawan reguler. Dengan posisi Finance Staff karena Finance Staff sebelumnya mau resign. Saya bengong. Ko bisa milih saya? dalam hati saya teriak-teriak menolak. Saya tau banget Finance Staff itu kerjaannya kaya gimana. Tau dari siapa? ya liat sendiri lah. Waktu itu saya bimbang. Karena sejujurnya saya udah tertekan banget di posisi teller. Setiap hari di bayang-bayangin duit nasabah yang banyak. Setiap hari berdoa supaya uangnya nggak selisih, nggak salah input atau nggak ketemu uang palsu. Belum lagi ketemu nasabah aneh yang suka marah-marah, cerewet, bawel dan sebagainya.
Apa job desk Finance Staff?
Pada dasarnya tugas Finance Staff adalah bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan. Di perusahaan tempat saya bekerja, Finance Staff terdiri dari dua bagian, yaitu Finance Out dan In. Saya kebagian di Finance In, yaitu bertanggung jawab terhadap uang yang masuk, dalam hal ini uang setoran dari nasabah, baik melalui tunai maupun menggunakan PDC/cek. Maka dari itu Finance In berhubungan langsung dengan teller. Mulai dari proses closing, stock opname fisik uang, sampai penyetoran uang ke bank.
Bagaimana perasaannya di hari pertama menjabat sebagai Finance Staff?
Gemetar. Serius. Saya panas dingin karena ini pekerjaan yang high risk. Menyangkut uang. Dan seorang Finance Staff harus bertanggung jawab terhadap cash box dan lemari brankas finance.
Kendala apa yang dihadapi selama menjabat sebagai Finance Staff?
Adaptasi terhadap job desk. Di awal-awal menjabat sebagai Finance Staff, saya hampir tiap hari pulang malam dan berangkat pagi-pagi. Pekerjaan kayanya nggak beres-beres. Adaptasi saya terhitung lama karena saya nggak di training secara maksimal. Training-nya ya sambil ngerjain kerjaan. Makanya saya selalu gemetar dan ketar ketir karena takut salah.
Tantangan apa yang dihadapi oleh seorang Finance Staff?
Apa job desk Finance Staff?
Pada dasarnya tugas Finance Staff adalah bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan. Di perusahaan tempat saya bekerja, Finance Staff terdiri dari dua bagian, yaitu Finance Out dan In. Saya kebagian di Finance In, yaitu bertanggung jawab terhadap uang yang masuk, dalam hal ini uang setoran dari nasabah, baik melalui tunai maupun menggunakan PDC/cek. Maka dari itu Finance In berhubungan langsung dengan teller. Mulai dari proses closing, stock opname fisik uang, sampai penyetoran uang ke bank.
Bagaimana perasaannya di hari pertama menjabat sebagai Finance Staff?
Gemetar. Serius. Saya panas dingin karena ini pekerjaan yang high risk. Menyangkut uang. Dan seorang Finance Staff harus bertanggung jawab terhadap cash box dan lemari brankas finance.
Kendala apa yang dihadapi selama menjabat sebagai Finance Staff?
Adaptasi terhadap job desk. Di awal-awal menjabat sebagai Finance Staff, saya hampir tiap hari pulang malam dan berangkat pagi-pagi. Pekerjaan kayanya nggak beres-beres. Adaptasi saya terhitung lama karena saya nggak di training secara maksimal. Training-nya ya sambil ngerjain kerjaan. Makanya saya selalu gemetar dan ketar ketir karena takut salah.
Tantangan apa yang dihadapi oleh seorang Finance Staff?
- Menghitung uang dengan cepat, teliti dan tepat. Awal-awal saya mengalami kesulitan menghitung uang dengan menggunakan tiga jari, tapi karena setiap hari saya berhubungan dengan teller lama-lama terbiasa menghitung uang dengan cepat.
- Tidak boleh ada selisih uang. Baik selisih lebih atau kurang. Fisik uang dengan jumlah uang yang di input di sistem harus sama. Maka dari itu Finance In dan teller harus bekerja sama. Karena jika selisih, seorang Finance In harus mencari selisih itu sampai ketemu.
- Seorang Finance Staff harus mengerjakan report harian, berupa Rekonsil Bank dan Rekonsil Kas Angsuran. Dan harus balance. Tidak boleh ada uang yang selisih juga.
- Seorang Finance Staff harus konsentrasi, teliti dan tidak boleh ceroboh. Karena dia bertanggung jawab terhadap kunci cashbox, kunci brankas dan kerahasiaan kodenya.
- Me-manage waktu. Pekerjaan seorang Finance Staff itu banyak. Jika tidak bisa me-manage waktu, maka saya akan selalu pulang malam. Dan bagi saya ini adalah tantangan bagaimana saya harus mengatur waktu agar pekerjaan saya selesai tepat waktu.
- Mencari selisih. Inilah tantangan paling berat. Jika ada selisih satu saja, kemungkinan akan kacau semua. Beberapa kali saya pernah mengalami selisih, yaitu selisih jumlah fisik uang, selisih karena salah catat jumlah uang, selisih karena salah kode bank dan selisih karena salah nulis remarks. Pokoknya uring-uringan kalau udah ketemu selisih. Nggak selera makan, mau ngerjain ini itu nggak tenang, sampai saya pernah nangis karena selisihnya jutaan rupiah. Selisih itu harus ketemu karena akan mempengaruhi Rekonsil Bank dan Rekonsil Kas Angsuran.
Dukanya....
- of course, nombok uang. Beberapa kali ngalamin jumlah fisik uang dengan di sistem nggak sama. Di cari selisihnya nggak ketemu, ya mau nggak mau harus gantiin pake duit pribadi. Alhamdulillah selama ini sih kalau nombok jumlahnya nggak besar. Amit-amit banget deh. Jujur aja, terhindar dari selisih adalah salah satu isi doa saya setiap hari sebelum berangkat kerja.
- Kalau closing bulanan pulangnya malem dan uang yang di setor jumlahnya bisa banyak banget.
- Kalau tellernya nggak masuk, seorang Finance Staff harus siap menggantikan. Ini sih yang bikin bete banget. Karena saya harus double job, melakukan pekerjaan teller dan Finance dalam waktu bersamaan.
Sukanya....menjadi Finance Staff itu kalau udah lancar dan udah tau pola kerjanya, ternyata nggak berat-berat amat. Jika ketemu selisih, saya minimal tau cara pertama yang saya tempuh sampai selisih itu ketemu.
Itulah sedikit pengalaman tentang job saya sehari-hari. High risk, penuh tantangan dan konsentrasi. Kalau ada yang tanya apakah saya mencintai pekerjaan saya, honestly no, tapi saya harus survive kan? jadi saya memilih untuk berusaha menjalani pekerjaan saya ini dengan ikhlas, tidak banyak mengeluh dan niatnya ibadah.
3 komentar
saya juga begitu mbak..lemah matematika, jurusan IT..tp malah masuk Finance terus kerjanya ehhehehe ... seru sih ...disini kita belajar apa yg awalnya kita takut kan trnyata gk seseram itu ...heheeheheh ...semangat terus mbak^^ -Susann
BalasHapusHai, maaf baru baca. Makasih ya udah berbagi cerita dan sudah baca tulisan saya. Semangat juga buat kamu ��
HapusMba lama kerja seorang finance tuh berapa jam mba sehari? Atau se selesainya bikin laporan
BalasHapusHeheh^^ numpang nanya buat tugas:v