REVIEW NOVEL : Susah Sinyal

by - Maret 29, 2018



Judul : Susah Sinyal
Penulis : Ika Natassa dan Ernest Prakasa
Gramedia, 2018
272 hlm.

Membaca novel Susah Sinyal mengingatan saya pada masa-masa SMP dimana saya suka membeli novel yang diadaptasi dari film Indonesia. Contoh saja : Heart, Kawin Kontrak, dan Rumah Pondok Indah, yang menurut saya "gagal" karena ceritanya malah lebih bagus versi film. Lalu bagaimana dengan Susah Sinyal? Novel ini adalah hasil kolaborasi Ika Natassa dan Ernest Prakasa dari film berjudul sama. Saya sendiri nggak sempat menonton filmnya yang katanya bagus. Saya sih percaya because he is Ernest! Saya jatuh cinta dengan karyanya setelah nonton film Cek Toko Sebelah 😍 Dan begitu tahu film Susah Sinyal akan di novelkan, saya langsung membeli apalagi yang menulis Mbak Ika. Pasti tidak akan ditulis dengan sembarangan dan asal memindahkan adegan film ke buku.

So, this is my review!

(Beware spoiler) 😏

Novel ini bercerita tentang kehidupan Ellen, pengacara yang sukses di usia muda. Ellen selalu punya solusi untuk segalanya, kecuali untuk anaknya sendiri, Kiara, remaja pemberontak yang lebih sering melampiaskan emosi dan kreativitasnya di media sosial. Sebagai single mom, Ellen membesarkan Kiara dibantu ibunya. Tanpa Ellen sadari, hubungan mereka kian renggang dan selalu terganjal masa lalu yang Ellen simpan rapat-rapat.

Salah satu alasan mengapa saya membeli novel ini adalah karena tema yang di angkat, yaitu tentang hubungan ibu dan anak. Di novel Unspoken Words saya menangis, di Susah Sinyal saya termenung. Sebagai perempuan dan ibu, jelas Ellen ini sosok yang tangguh, tegar, dan pantang menyerah. Namun, di balik kesuksesannya siapa sangka bahwa Ellen sangat "takut" dengan anaknya. Ia merasa bukan ibu yang baik selama ini walaupun tujuannya kerja keras siang malam sampai menginap di kantor, semata-mata untuk kehidupan  dan masa depan Kiara.

Segala ada pada waktunya, dan segalanya juga bisa tiada pada waktunya.

Ellen yang mengandalkan mamanya dalam pengasuhan Kiara, akhirnya harus menghadapi anaknya sendiri ketika mamanya meninggal dunia. Disini emosi saya mulai naik. Berasa banget bagaimana canggungnya Ellen dan Kiara saat memulai obrolan, bagaimana anehnya saat Kiara bercerita tentang mimpi dan ambisinya. Mereka seperti dua orang asing. Tidak seperti ibu dan anak.

Kesempatan Ellen untuk memperbaiki hubungannya dengan Kiara didapat ketika mereka berlibur ke Sumba. Meskipun awalnya canggung dan sempat bersitegang, toh mereka menikmati liburan mereka. Dan saya baru paham mengapa judulnya Susah Sinyal. Yes, di Sumba sinyal HP jarang-jarang, apalagi diceritakan bahwa wifi hotel suka hidup mati. Makin terkurung lah Ellen dan Kiara. Tapi tak disangka moment susah sinyal itu membuat Ellen dan Kiara pelan-pelan mulai saling memahami. Betapa Ellen sangat mencintai Kiara, tapi tidak bisa mengatakannya. Betapa Kiara membutuhkan Ellen, tapi takut mengatakannya.

Endingnya...boom!
Cukup mengaduk aduk perasaan. Apalagi saat Ellen menceritakan masa lalunya bersama Andrew, mantan suami dan papa Kiara. Saya semacam...ya ampun jadi ini toh rahasia Ellen. Dan sebagai ibu, Ellen beruntung memiliki anak berbakat seperti Kiara.

4 bintang dari 5 untuk Susah Sinyal!
Untuk kesekian kali saya tidak kecewa dengan tulisan Mbak Ika, dari semua novelnya, mungkin ini salah satu yang saya suka banget. Lugas, to the point, dan gaya menulisnya mengalir seperti ciri khasnya. Oh ya, ada beberapa kalimat yang bikin ketawa ngakak. Nggak diragukan lagi, itu pasti tulisan Ernest!


"Yang tidak banyak dibahas orang secara terbuka adalah bagaimana menjadi ibu tidak pernah hanya satu atau dua dimensi. Motherhood is not state, it's a journey." (Hal 75)



Love.
Amelia Utami

You May Also Like

2 komentar

  1. Salam kenal kak. Jadi penasaran pengen baca susah sinyal juga.

    BalasHapus
  2. Salam kenal. Hayo dibaca bagus kok ceritanya :)

    BalasHapus