Review Novel : Semua Ikan di Langit
Sinopsis :
Pekerjaan saya memang kedengaran membosankan -mengelilingi tempat yang itu-itu saja, diisi kaki-kaki berkeringat dan orang-orang berisik, diusik cicak-cicak kurang ajar, mendengar lagu aneh tahu berbentuk bulat dan digoreng tanpa persiapan sebelumnya- tapi saya menggemarinya. Saya senang mengetahui cerita manusia dan kecoa dan tikus dan serangga yang mampir. Saya senang melihat-lihat isi tas yang terbuka, membaca buku yang dibalik-balik di kursi belakang, turut mendengarkan musik yang di nyanyikan di kepala seorang penumpang...bahkan kadang-kadang, menyaksikan aksi pencurian.
Trayek saya memang hanya melewati Dipatiukur-Leuwipanjang, sebelum akhirnya bertemu Beliau, dan memulai trayek baru : mengelilingi angkasa, melintasi dimensi ruang dan waktu.
*****
Saya tak sengaja menemukan buku ini, bukan di toko buku, tapi di goodreads, ketika saya sedang mencari-cari buku bacaan yang sekiranya akan saya beli. Yang membuat saya tertarik pertama kali tentu saja nama penulisnya yang panjang banget (dan saya baru tau ternyata si penulis sudah cukup populer di kalangan penggemar buku sastra, coba saja searching karyanya), yang kedua adalah review-review tentang buku ini di goodreads yang mengatakan bahwa novel Semua Ikan di Langit merupakan Pemenang Pertama sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2016. Apalagi ketika membaca bahwa dewan juri memutuskan untuk tidak memilih pemenang-pemenang di bawahnya. Wow, saya makin penasaran! Rasa penasaran semakin bertambah ketika reader goodreads banyak mengatakan bahwa novel ini ceritanya absurd dan butuh pemikiran mendalam untuk memahaminya.
Ya, ya, ya, saya nggak tahan juga dan "menodong" Defbry untuk membelinya ketika di Bandung. Alasannya, Defbry terbiasa dan suka membaca novel absurd macam Dunia Sophie dan Gadis Jeruk, jadi saya berharap dia membacanya pertama kali lalu ceritakan pada saya. Eh pada akhirnya saya yang membacanya duluan karena sekali lagi keburu penasaran. Menceritakan tentang apa sih novel ini? Tapi asli, judulnya emang unik banget dan sempat jadi bahan candaan saya dengan Defbry.
Mari kita mulai saja review-nya.....
JRENG...JRENG...
Butuh hampir satu bulan untuk menyelesaikan membaca novel Semua Ikan di Langit (yang kemudian saya paksakan membacanya sampai selesai hari ini di kantor hahaha). Alasan utamanya karena genre novel ini bukan favorit saya jadi butuh waktu untuk membacanya.
Bagi saya pribadi, novel ini bukan hanya absurd, tapi juga beda. Di mulai dari pemilihan tokoh utamanya yaitu bus kota Damri (menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu "saya"), yang kemudian bertemu dengan anak kecil laki-laki yang dia panggil Beliau dan segerombolan ikan julung-julung. Beliau bukan anak kecil laki-laki sembarangan, Beliau ajaib, karena Beliau terbang (kakinya tidak menapak tanah) dan tidak pernah bicara, namun dapat mendengar dan mengerti (Au ah!). Setelah bertemu dengan Beliau, tokoh saya berubah menjadi bus yang terbang menemani Beliau kemanapun Beliau ingin pergi. Tidak mengenal hari, tidak mengenal waktu, tidak mengenal masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Intinya mereka terbang saja, baik di bumi maupun keluar angkasa.
Yang membuat kening saya berkerut terus-terusan adalah karena setiap bab yang di ceritakan tidak benar-benar saling berhubungan. Di mulai dari bab menyelamatkan seekor kucing di luar angkasa dari Kamar Paling Berantakan di Seluruh Dunia. Jangan bayangkan berantakannya seperti apa. Kucing saja harus di selamatkan dengan segera. Kisah bergulir menyelamatkan seekor kecoa dan anak-anaknya dari tempat pembantaian di luar angkasa. Kecoa tersebut bernama Nadezhda -yang kemudian di panggil Nad-, berasal dari Rusia dan dapat berbicara dan pengetahuannya tentang segala hal luar biasa. Setelah di selamatkan, anak-anak Nad berubah menjadi ikan julung-julung, sedangkan Nad bergabung dengan tokoh saya, menemani Beliau jalan-jalan -_-
Baru di bab "Mengenal Beliau : yang membuat Beliau Marah, Sedih dan Bahagia", saya baru menikmati ceritanya. Ada beberapa bab yang membuat saya terharu dan membuat saya berpikir "yaaa tidak semua manusia itu baik, tapi tidak semua manusia juga jahat". Salah satu bab yang membuat saya berkaca-kaca adalah bab "Anak yang Terlempar dari Ayunan". Mengisahkan seorang anak kecil yang di pukuli oleh ibunya. Dia bermain ayunan terus-menerus hingga tubuhnya terlempar sampai ruang angkasa. Ada juga kisah toko roti yang pemiliknya jahat dan baik, dan masing-masing mendapatkan imbalannya atas perbuatan mereka. Terus ada bab yang mengisahkan Beliau menyelamatkan seorang gadis yang baru membunuh seorang pria. Setelah itu saya tau, mereka sedang berada di Auschwitz, Jerman, tahun 1944. Mungkin saat itu sedang perang.
Total dari 259 halaman, sepertinya hanya setengah halaman saja yang betul-betul saya mengerti ceritanya. Selebihnya saya baca agak maksa (hehehe). Saya juga sempat bingung apakah membacanya sampai selesai atau stop saja di tengah jalan. Harus saya akui, imajinasi mba Ziggy ini "gila" banget. Luar biasa pokoknya. Saking luar biasanya, cerita imajinasi yang dia buat banyak yang nggak ketangkep di otak saya (HAHAHAHA).
Selain itu semakin saya membacanya, semakin saya mengenal sosok Beliau. Hmmmm Beliau ini ko agak mirip Tuhan ya? hehehe. Soalnya Beliau ini diceritakan bisa menciptakan planet, galaxy, tumbuhan, hewan, dan manusia. Beliau juga bisa menghukum orang jahat dan memberi hadiah kepada orang baik. Beliau tau kapan sosok di lahirkan dan kapan sosok itu kembali pada Beliau. Jujur saja agak janggal bagi saya. Sebagai orang yang percaya pada Allah yang Maha Esa, saya agak gimanaaa gitu ya membacanya. Karena setau saya tidak ada yang tau bentuknya Allah itu seperti apa. Allah juga tidak bisa di umpamakan seperti anak kecil atau dengan bentuk lainnya. Sorry, terlepas dari apapun maksud penulis menciptakan tokoh Beliau, tapi bagi saya ini agak sensitif. Apalagi ada dua bab yang kisahnya mirip sekali dengan kisah Nabi Luth dan kaumnya yang dzolim serta Nabi Ibrahim yang di selamatkan oleh Allah dari api yang membakarnya.
TAPI....
Sisi positif dari novel ini banyak juga. Terutama tentang bagaimana hubungan antar makhluk hidup (manusia, tumbuhan dan hewan), alam serta Tuhan. Dan mengingatkan saya, bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan pasti ada balasannya. Entah itu perbuatan baik maupun buruk. Seperti Beliau yang menghukum seorang pemuda dengan menjahit sebelah matanya karena menendang kakek tua di pasar.
Sisi humorisnya ada tidak? adaaaa! Favorit saya ketika tokoh saya bercerita tentang dirinya yang gendut dan sudah tua. Cerita-cerita Chinar (pohon yang dapat bicara) juga menarik. Apalagi Chinar ini kalau ngomong pasti di awali dengan hmmmm di akhiri juga dengan hmmmm. Jadi saya suka kepikiran hmmm hmmm mulu.
Sisi romantisnya? ada doooong! Ketika tokoh saya mulai mencintai Beliau dan ternyata Beliau juga mencintainya. Bahkan rasa cinta Beliau jauh jauh lebih besar di bandingkan tokoh saya mencintai Beliau. Hmmm mungkin ini seperti rasa cinta Allah kepada manusia yang tidak bisa di ukur dengan apapun. Hehehe saya sok tau ya? ya kira-kira seperti itulah pemahaman saya terhadap keseluruhan isi cerita dalam novel Semua Ikan di Langit.
Saya pikir Semua Ikan di Langit memang layak menjadi pemenang satu-satunya. Gaya bahasa mbak Ziggy yang apa adanya (mirip Pidi Baiq kalau kata saya), keterampilan mengolah kata yang di atas rata-rata, keunikan judul dan tema, serta jalan ceritanya yang nggak biasa.
Saran saya, kalau tidak terbiasa membaca buku dengan tema absurd, lebih baik jangan membacanya. Kalau memang mau mencoba (apalagi yang suka penasaran seperti saya), lebih baik membacanya dengan pikiran yang jernih. Nggak seperti saya, yang membacanya campur capek karena pulang kerja atau ngantuk ingin tidur karena kelelahan. Jadi, mohon maaf kalau pemahaman terhadap novel ini nggak begitu sampai di saya. Ya balik lagi mungkin ini masalah selera atau emang imajinasi saya yang terbatas untuk membayangkan segala yang di ceritakan dalam novel ini.
Happy reading!
Love.
Amelia Utami
2 komentar
Nice Review.. Anyway folback blog dong. hehehe
BalasHapusGue nggak ngerti kun gimana caranya HAHAHAHA. Btw, thank you udah baca :)
BalasHapus