Dewasa Versi Ami

by - Juni 13, 2015

Hayo mana suaranya yang ngaku udah dewasa, tapi ternyata tingkahnya masih jauh dari dewasa? dengan malu-malu, saya mengakui, bahwa saya juga termasuk hahaha. Tapi seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya usia, saya baru menyadari beberapa hal yang membuat saya berpikir : mungkin saya sudah dewasa. Ya, saya sendiri nggak pernah berusaha dengan sengaja untuk menjadi dewasa. Saya percaya bahwa kedewasaan seseorang itu akan tiba pada waktunya. Tidak bisa di atur dan di rencanakan. Ya itu murni kesadaran diri saja.

Berikut hal-hal yang menurut saya dapat di jadikan indikator bahwa seseorang itu sudah mulai bersikap dewasa  :

notes : saya pernah mengalami beberapa hal di bawah ini, tapi dengan kasus yang berbeda *hehehe

CEKIDOT!

1. Berhenti total atau setidaknya mengurangi update status percintaan macam ABG labil di berbagai media sosial. Misalnya : udah dua jam nih dia belum ngasih kabar. Sepuluh menit kemudian update status dengan isi yang tidak jauh berbeda. *Yaelaa barangkali dia lagi tidur. Baru dua jam. Belum seharian, kan?*. Terus ternyata "dia" yang di maksud itu bukan pacar, tapi baru sebatas gebetan. *cubit nih!*. Contoh lain : hari ini update status baru jadian dengan si A, terus tiba-tiba besoknya putus dan di umumin di media sosial. Oke itu mungkin urusan kamu, tapi please, emang penting banget sampai harus di kasih tau ke semua orang?
Saya pribadi sekarang udah males update status begituan. Saya pikir, hubungan dekat saya dengan seseorang adalah murni urusan pribadi saya. Nggak perlu saya jelasin atau sering-sering mengumbar di media sosial. Toh orang juga nggak ada yang mau tau.

2. STOP mengumbar masalah pribadi atau lebih fatalnya aib sendiri secara terang-terangan di media sosial. *amit-amit saya belum pernah. Kalau nyerempet-nyerempet cerita masalah pribadi sih pernah, tapi untungnya nggak terlalu implisit*. Saya saranin sih ya, mending kalau cerita masalah pribadi itu cerita langsung ke orang yang bisa di percaya. Update status di media sosial cuma bikin kamu keliatan norak dan justru berujung kamu yang di permalukan. Setidaknya itu yang saya pelajari selama ini, bahwa saat kita sudah bisa memilih mana masalah yang harus di share atau di simpan aja buat diri kamu sendiri, di saat itu lah kamu sudah bersikap dewasa.

3. Berkurangnya minat kamu untuk mau tau urusan orang lain, terlebih kalau itu nggak ada hubungannya sama kamu. Misalnya : "eh, kenapa sih si A suka beli barang-barang mewah?". Terus hubungannya sama kamu apa? dia beli pake duit dia sendiri, kan? atau yang lebih resek : "Kenapa dia harus ngambil keputusan begitu? kan lebih baik begini". Kalau bertanya itu wajar ya, tapi bertanya juga harus tau porsinya. Kalau kamu nggak di mintai pendapat, mending kamu nggak usah tanya. Karena kamu nggak tau alasan di balik keputusan yang dia ambil itu apa. Bisa jadi itu yang terbaik untuk dia.

4. Kurang-kurangilah mengeluh. Saya akui ini lumayan susaaaaah banget, soalnya sampai detik ini pun tanpa sadar saya masih sering ngeluh, bahkan untuk masalah sepele. Tapi, tapi, tapi, kita harus berusaha keras. Saya pun demikian. Kalau mau ngeluh setidaknya mikir dulu atau membayangkan kalau mungkin aja masalah yang saya hadapi tuh nggak seberapa di bandingkan masalah orang lain yang lebih berat.

5. Kamu sudah tau tujuan hidup kamu dan prioritas yang akan kamu kerjakan sekarang. Ini penting nih ya. Saya pernah update status di line yang kira-kira isinya begini : semakin bertambahnya umur, pikiran kamu akan tersita bukan hanya untuk cinta-galau-belum move on-bla bla bla, tapi untuk hal-hal yang lebih realitis : mengejar mimpi, membahagiakan orang tua, mencari uang dan lain-lain. Kita memang tidak tau apa yang akan terjadi besok, tapi setidaknya kita memiliki rencana akan melakukan apa saja. Dengan memiliki pemikiran seperti itu, kita sudah membuktikan bahwa kita mulai bersikap dewasa. Bertanggung jawab atas hidup kita. Bertanggung jawab atas diri kita. Bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan sekarang dan apa yang akan kita lakukan di masa depan nanti.

Sebenarnya masih banyak sih indikator lain, tapi yang baru saya rasakan baru segitu. Kalau ada yang mau nambahin, silakan meninggalkan komentar di blog ini ya ^^.

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis

You May Also Like

0 komentar