Suatu hari, beberapa hal yang akan aku ceritakan pada anakku.

by - Juli 18, 2017


Sore ini turun hujan kembali setelah sekian lama. Meskipun hanya rintik-rintik dan tidak besar. Ah, semoga jalan rumahku tidak banjir. Meskipun banjir semoga cepat surut.

Kata orang jika hujan turun perasaan kita jauh lebih melankolis. Tiba-tiba teringat mantan, teringat kenangan dulu dan menghayal tentang masa depan. Aha, yang terakhir sedang aku pikirkan sekarang. Menghayal masa depan. Nampak keren, kan? Bukan masa depanku seorang diri sejujurnya, tapi bersama anak-anakku kelak jika nanti di berikan kepercayaan oleh Allah. Amin.

Apa yang di khayalin? Menikah saja belum. Hahaha ya silakan kalian boleh tertawa karena memang nyatanya aku belum menikah dan mungkin aku terlalu jauh berandai-andai. Boleh kan? Toh gratis. Oh ya jangan bertanya kapan aku menikah, kalau sudah waktunya aku pasti undang kalian *salim*

Sambil mendengar suara hujan, aku mulai berpikir berapa banyak cerita yang nanti aku ceritakan pada anak-anakku kelak. Tentang diriku pastinya karena aku ibunya wkwk. Tapi bisa saja tentang orang lain. Atau saudara. Maka dari itu mulai sekarang aku memutuskan untuk mempertajam ingatanku agar bisa mengingat-ingat segala peristiwa yang sudah aku lalui, setidaknya hingga hari ini. Mana yang dapat di jadikan pelajaran, mana yang akan aku bagikan dan mana yang cukup di simpan dalam memori saja. Tinggal di sana selamanya.

Nak, saat menulis tulisan ini, calon ibumu berusia 25 tahun. Yup, sudah sering ditanya kapan menikah, tapi alhamdulillah belum pernah ditanya kapan mati hihi. Calon ibumu ini sering mengeluh tentang pekerjaannya karena sering bikin bosan, capek dan lain-lain. Namanya saja mengeluh pasti banyak alasan hahaha. Tapi percayalah walaupun sering mengeluh segala pekerjaan kantor selalu selesai tepat waktu. Begitulah nak, jika nanti kamu kelak bertemu dengan hal yang seperti itu, tetaplah bertanggung jawab melakukan yang terbaik. 

Aku belajar banyak dari lingkungan sekitar. Orang tua aku, mereka orang yang hangat dan sayang keluarga, tapi sayangnya kami, anak-anaknya, tidak di biasakan mengungkapkan perasaan kami. Jadi, dari kecil aku sendiri terbiasa memendam segala perasaan di dalam hati. Itu sesuatu yang kurang baik karena bisa berdampak pada kondisi psikologi. Oleh karena itu, aku tidak mau seperti itu. Kelak, aku ingin bukan hanya jadi ibu, tapi juga bisa jadi teman anak-anakku. Saling berbagi perasaan satu sama lain. Aduh, di bayangkannya saja sudah indah.

Hujan masih turun rintik-rintik. Tidak terasa cerita makin panjang. Padahal baru permulaaan. Nah, loh. Ya namanya juga berandai-andai. Pasti panjang dan sulit berhenti. Hehehe.

Nak, aku kurang tepat pilih jurusan kuliah. Mungkin kedengarannya sepele, tapi itu tidak untuk di tiru. Mungkin aku baik-baik saja, tapi ada penyesalan. Meskipun tidak banyak. Hal itu membuktikan bahwa aku galau, kurang teguh pendirian serta tidak berani memperjuangkan passion yang di miliki. Kelak jika kamu punya passion di bidang apapun, kamu harus berani melangkah. Jadi kamu tidak akan mengalami ke-tidak-nyambungan dalam hidup. Passion apa, jurusan kuliah apa dan pekerjaan apa. Ya Allah jadi curhat........

Dari beberapa hal yang akan diceritakan (mungkin juga tidak penting) , ada satu hal yang ingin aku banggakan padamu. Aku, suka sekali membaca buku. Walaupun itu novel dan bukan buku kuliah (hehe). Semaju apapun nanti, 20 tahun mendatang atau satu milenium yang akan datang, buku tetaplah jendela dunia. Meskipun nanti teknologi akan lebih canggih untuk mendapatkan ilmu dan informasi, tetap pilihlah buku. Jangan pernah malas membaca dan membeli buku. *agak maksa* *muka galak* hahaha.

Yang terakhir...

Karena hujan mulai berhenti.

Aku, suka nonton drama korea!

HAHAHAHA

Nggak apa-apa kalau kamu nggak suka. Nggak maksa. Karena kegiatan ini bagi sebagian orang tidak berfaedah. Tapi bagiku itu hiburan pelepas penat dan lelah.

Bahagia itu sederhana, nak.

Oke nampaknya aku lapar dan ada hidangan ayam balado di meja makan. Oh ya, sampai detik ini aku nggak pinter masak. Mudah-mudahan nanti bisa belajar. Kalaupun tetep nggak pinter masak, mudah-mudahan ada yang maksa aku belajar hehehe.

Udah ah segitu dulu. Nanti bersambung lagi. Kapan-kapan. Kalau sudah punya anak beneran.

Love.
Amelia Utami

You May Also Like

0 komentar