Tradisi Kondangan : Kembali Lagi ke Niat

by - Juli 06, 2017


Teman saya pernah cerita bahwa beberapa hari sebelum menikah dia mendapatkan pesan dari salah satu temannya. Pesannya kira-kira berbunyi bahwa temannya tersebut menanyakan berapa isi amplop uang kondangan yang teman saya berikan kepada dia saat menikah, karena menurut pengakuannya, nama teman saya tidak ada dalam catatan tamu undangan yang memberikan amplop kondangan. Teman saya seketika terkejut karena tidak terbiasa dengan pertanyaan tersebut. Lebih terkejut lagi karena temannya itu bertanya secara terang-terangan meskipun hanya melalui pesan bbm.


Dengan kikuk teman saya menjawab bahwa dia lupa. Dia bukan pura-pura lupa, tapi beneran lupa karena dia bukan tipikal orang yang mengingat-ingat berapa isi amplopnya setiap pergi kondangan dan dia juga tidak punya catatan seperti yang temannya katakan.

Tapi temannya tetep kekeuh bertanya dan teman saya akhirnya menjawab bahwa setiap kondangan biasanya dia selalu memberikan uang sebesar sekian. Dan coba tebak apa jawaban temannya? Temannya tersebut berkata bahwa mungkin dia akan memberikan uang kondangan lebih kecil dari yang teman saya berikan.

TEMAN SAYA BUKAN HANYA TERKEJUT LAGI, TAPI LANGSUNG ILFIL SEJADI-JADINYA!

Ya coba aja kalau kamu jadi teman saya, tanpa basa basi di tanya seperti itu, gimana perasaannya? Kalau saya sih bakal jawab : "ELO NGGAK DATENG JUGA NGGAK MASALAH!" *kibas hijab*

Hmmm hmmm saya jadi inget cerita ibu saya beberapa bulan lalu kalau ada tetangga kami yang berantem gara-gara uang kondangan. Jadi ceritanya begini, tetangga A memberikan uang kondangan sebesar 200 ribu ke tetangga B, berapa hari kemudian tetangga B mendatangi rumah tetangga A untuk menagih. IYA, MENAGIH. MENAGIH APA COBA? MENAGIH UANG KONDANGAN YANG KURANG! Lengkap dengan membawa catatan. Ternyata tetangga A hanya memberikan uang kondangan sebesar 100 ribu. Dan kemudian mereka tidak saling bertegur sapa.

Waktu diceritain ini, saya dan kakak perempuan saya sampai tertawa terbahak-bahak. Apa ya? Konyol gitu. Hanya perkara uang kondangan jadi merusak hubungan antar tetangga.

Saya sendiri juga kalau pergi kondangan (entah ke teman dekat atau teman yang saya kenal baik), pasti memberikan sesuatu. Entah kado atau sejumlah uang di amplop. Tapi ya nggak pernah di catat dan nggak pernah di ingat. Kalau tanya kenapa, ya karena saya niat kondangan tuh ikhlas. Mau ngasih sesuatu sebagai bentuk rasa ikut bahagia atas pernikahan mereka. Sembari sambil silaturahmi karena bisa ketemu sama teman-teman yang lain. Ya sesimpel itu dan sejujurnya saya nggak mengharapkan balasan. Jika suatu saat saya menikah dan teman yang saya kondangin ini nggak hadir (entah apapun alasannya), inshaa alllah saya nggak akan mempermasalahkan. Balik lagi ke niat awal, saya pergi ke pernikahan teman untuk apa. 

Jadi rasanya bagi saya pribadi aneh jika ada orang yang mau pergi ke pernikahan teman atau saudara, tapi banyak pertimbangan seperti : "saya nggak mau hadir karena dia juga nggak dateng ke nikahan saya" atau "saya mau dateng tapi bisanya cuma ngasih uang kondangan segini karena dia juga ngasih ke saya segini". Eh ya Allah dasar centong nasi, kalau bisa dateng mah ya dateng ajalah. Ribet amet. Kecuali memang ada halangan atau keperluan yang membuatnya nggak bisa dateng. 

Kenapa harus bales-balesan gitu sih? Tradisi atau niatnya yang memang nggak ikhlas?

Kalau ngasih uang kondangan 20 ribu, dia bales ngasih 20 ribu lagi.
Kalau ngasih satu juta, bales satu juta lagi gitu?
Kalau kita nggak dateng ke pernikahan mereka, mereka juga nggak mesti dateng ke pernikahan kita?

Hahahaha i'm so sorry, terlepas dari itu adalah tradisi atau sebuah "kepantasan", saya tetap merasa janggal dan ya merasa gimana gitu. Apalagi kalau niatnya pamrih. Naudzubillah mindalik. Kalau saya jadi tuan rumah yang ngadain pesta pernikahan sih, saya pengennya semua orang yang dateng tuh happy dan nggak usah terbebani sama isi amplop undangan atau isi kado. Doa yang tulus walaupun kesannya ko ya munafik banget kaya nggak butuh duit, setidaknya di ucapkan dengan ikhlas. Daripada ngasih kado atau uang tapi di permasalahkan sampai merusak hubungan pertemanan.

Balik lagi ke niat. Balik lagi ke niat.

Apalagi dalam ajaran agama islam sudah di katakan bahwa tujuan mengadakan pesta pernikahan adalah untuk memberitahukan kepada lingkungan sekitar agar tidak menimbulkan fitnah. Mengadakan pesta pernikahan memang butuh modal, tapi ya nggak sampai segitunya sih 😂 Dan oh ya kita sebagai yang datang ke pesta pernikahan tesebut juga sudah selayaknya berniat baik untuk kedua mempelai. Memberikan sesuatu sudah sepantasnya, tapi kalau sampai meyinggung perasaan orang yang mengundang kita atau sampai ribut karena uang atau kado kondangan, IMHO mending nggak usah dateng deh ya. 


Love
Amelia Utami.

You May Also Like

0 komentar