Tentang Kebiasaan Menulis dan Membaca Buku

by - Juli 26, 2017


Hari ini saya mau narsis. Kenapa? Karena saya akan cerita tentang diri saya. 

Pede ya? Hahahaha.

Tulisan ini sebenarnya berakar dari pertanyaan beberapa teman yang bertanya bagaimana mulanya saya hobi membaca buku dan menulis -sampai memutuskan untuk membuat personal blog dan masih konsisten menulis postingan terbaru. Waktu itu nggak pede jawabnya karena saya cuma blogger biasa yang doyan nulis hal-hal yang receh :(

Tapi yaudah saya sharing lewat blog aja deh ya, barangkali juga ada yang mengalami hal yang sama seperti saya. 

Awal suka membaca buku itu (udah pernah saya post di status facebook kalau nggak salah) karena waktu kecil saya suka di beliin buku-buku dongeng macam Alibaba dan 40 Penyamun, Angsa Emas, Hansel dan Gretel, Gadis Korek Api dan sejenisnya. Terus berlanjut baca komik serial Detective Conan (sampai sekarang sih). Perkenalan saya dengan novel fiksi itu di mulai dari SD saat membaca novel serial Lupus milik kakak saya. Dari situ saya mulai "kecanduan" baca buku. Kalau ada kesempatan pergi sama orang tua, saya pasti minta mampir ke toko buku. Dan ya seiring berjalannya usia, buku bacaan favorit saya itu emang buku fiksi macam novel-novel Indonesia hihi.

Sedikit curhat, nih. Sepanjang membeli, membaca dan mengoleksi novel-novel Indonesia atau buku fiksi lainnya, saya sering banget dapet "celaan" : "Duh, bacaannya ko nggak berbobot". Sempet sedih sih ya. Tapi kemudian teringat oleh twit Ika Natassa, salah satu penulis novel best seller.

Twitnya mewakili diri saya banget. Jadi saran aja, bacalah buku yang kamu suka. Referensi orang tentu dibutuhkan, tapi balik lagi. Buku yang kamu baca belum tentu bagus di mata orang lain. Begitu juga sebaliknya.

Kemudian terkait dengan hobi menulis. Benar kata orang, kalau kita hobi membaca maka secara tidak langsung akan hobi menulis juga. Iya, saya juga begitu. Karena sering baca novel, maka saya lebih suka menulis cerita dan hal-hal ringan tentang personal life. Mungkin kalau saya hobi baca buku "serius", maka mungkin saya juga akan terbiasa menulis hal-hal "serius". Bagi saya pribadi, buku yang kita baca itu sangat berpengaruh terhadap tulisan yang kita tulis.

Tapi dibalik alasan-alasan basic seperti itu, ada alasan personal kenapa saya suka menulis. Dari kecil saya nggak punya banyak teman dan sering mengalami kesulitan dalam bergaul. Temen dekat saya sampai sekarang bisa dihitung dengan jari. Banyak orang yang menganggap saya ini cepet akrab sama orang, ceriwis, suka ketawa dan kadang suka ngelucu. Ya memang. Tapi untuk ke beberapa orang saja. Selebihnya saya tipe penyendiri. Lebih suka didalam rumah kalau nggak ada keperluan diluar. Menghabiskan waktu didalam kamar. Entah membaca buku, menulis, mendengarkan musik, menonton film, ngobrol dengan keluarga atau mengkhayal sambil ngemil. Aduh yang terakhir jangan ditiru ya hahaha.

Jadi begitulah...

Tahun 2012 saat pulang travelling dari Singapore, saya memutuskan untuk membuat personal blog. Dan sejak itu....

Kalau lagi sedih, saya nulis.
Kalau lagi galau, saya nulis.
Kalau lagi bahagia, saya nulis.
Kalau abis mendengarkan cerita orang dan menginspirasi, ya saya nulis.
Kalau lagi suntuk sama kerjaan, saya kadang nulis.
Apalagi kalau abis baca buku dan pulang travelling, ya pasti saya nulis.

Bagi saya, menulis itu selain bisa menjadi "teman" saat kesepian, juga bisa dijadikan "pelampiasan" segala perasaan yang sedang dirasakan. Ya daripada saya nangis atau marah-marah nggak jelas, lebih baik energi negatifnya saya salurkan lewat tulisan kan? Kalau kata penulis novel sih, lebih baik energi negatifnya disalurkan lewat karya. Kalau saya sih belum punya karya, jadi nulis sebatas di blog aja.

Aduh jadi panjang gini ya tulisannya. Maaf atuh. Yaudah segitu aja kali ya. Abis nggak tau lagi apa yang mau ditulis.


Love.
Amelia Utami

You May Also Like

0 komentar