Ramadhan Masa Kanak-kanak

by - Mei 30, 2017

Saat itu tanggal 26 Mei 2017 pukul lima sore, satu hari menjelang datangnya bulan Ramadhan, saya baru saja tiba dirumah. Masih menggunakan baju kerja lengkap, saya duduk di atas tempat tidur. Jangan heran, kebiasaan saya pulang kerja memang begitu. Duduk bengong di atas tempat tidur. Kadang main hp, kadang cuma diem (nggak penting? Emberaaaan 😂)


*note : foto di ambil dari google

Sayup-sayup dari luar rumah terdengar gerombolan anak kecil berjalan sambil bernyanyi "Ramadhan tiba, Ramadhan tiba". Kedengerannya sih biasa aja kali ya, tapi yang unik justru saya jadi ingat momen-momen Ramadhan saya waktu seusia mereka. Boleh tanya sama anak-anak yang menghabiskan masa kecil di tahun 90-an, bulan Ramadhan adalah salah satu momen yang paling ditunggu. Yang membahagiakan. Belajar berpuasa meskipun belum mengerti betul kenapa harus menahan lapar dan haus, meskipun hanya tau berpuasa itu untuk menuju lebaran. But it's happiness!

"There is always one moment in childhood when the door opens and lets the future in" -Graham Greene

Bulan Ramadhan saat masih kanak-kanak tentu berbeda dengan saat saya sudah dewasa. Bukan terletak pada kesibukannya, tapi pada feel terhadap bulan Ramadhan itu sendiri.

Hayo ngaku deh, siapa yang merasa makin dewasa makin nggak antusias menyambut bulan Ramadhan? Saya salah satunya tentu saja! 😁

Yaaa kalau di ingat-ingat bulan Ramadhan saat sudah dewasa hampir tidak meninggalkan banyak kesan. Biasa saja gitu. Puasa ya puasa. Sholat ya sholat. Membaca Al-quran ya membaca Al-quran. But my feel so empty. Bukan karena makna ibadahnya ya, tapi lebih ke suasana yang tidak seperti bulan puasa. Apa ini perasaan saya aja? Maybe.

Ketika masih kecil, di luar menjalankan ibadah, saya dan teman-teman menghabiskan waktu dengan bermain. Bulan Ramadhan saat itu terasa sekali suasananya. Di mulai dari jalan-jalan pagi selepas subuh, kemudian di lanjut dari dzuhur sampai ashar main di Musholla. Yeah, we play in holy place (hahaha) : tidur-tiduran, main petak umpet pake mukenah, mendengarkan lagu di radio (I brought it from house 😛) sampai main air di sekitar sumur Musholla. Kemudian saat maghrib kita berebut takjil dan sambil menunggu sholat taraweh, kita rebutan nelfon ke telepon umum. We are happy! Puasa seharian pun nggak kerasa. Beneran deh! Wkwk

Saya tidak tau apakah anak-anak jaman sekarang melakukan hal yang sama seperti saya dulu. Bisa jadi iya. Tapi mungkin sambil bawa hp atau tab 😝 hal yang di bahas juga mungkin bukan seputar telenovela, kartun kesayangan atau lagu-lagu di radio.

Tapi yaaa terlepas dari itu semua, saya rindu bulan Ramadhan saat masih kanak-kanak : tidak ada alasan untuk menunda ibadah karena pekerjaan, tidak ada alasan untuk mengurangi ibadah karena lelah bekerja dan tidak banyak mengeluh haus dan lapar pastinya hehe.


Love.
Amelia Utami

You May Also Like

0 komentar