Mengukur Kemampuan

by - Mei 09, 2015

Sore tadi saya iseng liat-liat foto following saya di Instagram, ada beberapa foto yang berhasil menarik perhatian saya, yaitu foto orang-orang Indonesia yang sedang melanjutkan kuliah di luar negeri dengan jalur beasiswa. Siapa yang nggak mau? udah kuliahnya gratis, kita juga bisa sambil travelling dan mempelajari budaya masyarakat dari negara lain. Hati kayanya ikut termotivasi saat itu juga.

Hmmm saya jadi inget Defbry yang sekarang sedang menempuh studi S2 di Freiburg, Jerman. Sirik nggak? siriiiiiiik! saya juga paling sirik tuh ngeliat temen-temen yang bisa travelling dari tempat satu ke tempat lain. Life dream banget, kan? 

Tapi kemudian saya sadar bahwa itu hanya keinginan saya yang sementara, siriknya saya juga hanya sebatas itu saja. Saya sadar bahwa sekarang belum saatnya saya pergi travelling kemana-mana, saya juga sadar kalau saya belum punya keinginan untuk melanjutkan kuliah. Selain itu, saya juga sadar diri bahwa saya belum mampu, baik secara materi maupun kualitas diri saya

Saya nggak mau memaksakan diri bahwa itu semua harus di wujudkan hanya untuk memuaskan keinginan yang mungkin saja itu datang dari nafsu saya, bukan dari hati saya. Jika pun saya mau, saya akan memperjuangkannya di waktu dan saat yang tepat. 

Jadi, sekarang ini saya let it flow aja. Bukan berarti nggak ada target atau rencana ke depannya. Memiliki target harus dan rencana pasti ada. Tapi sekarang lebih pada mengerjakan apa yang saya bisa, apa yang saya mampu dan apa yang saya butuhkan. Sekarang yang saya butuhkan adalah pekerjaan, maka saya akan memperjuangkannya. Saya sekarang mampunya menulis, maka saya  akan menikmatinya. Selebihnya, saya akan mempercayakan sepenuhnya pada Allah. 

Yaaa semua pasti balik lagi, bahwa setiap orang memiliki prioritas hidup masing-masing yang ia perjuangkan. Apa yang orang lain kerjakan, belum tentu mampu untuk saya kerjakan. Kalau hanya liat hidup orang lain terus, saya nggak bakal fokus sama hidup saya. Teman-teman yang sudah sukses, orang-orang yang sudah berhasil, cukup saya jadikan motivasi untuk diri saya sendiri. Karena kamu, saya dan mereka memiliki sesuatu yang berbeda-beda untuk di perjuangkan. Dan tentunya tujuan hidup yang tidak sama :)

Love.
Amelia Utami
#30hariproduktifmenulis

You May Also Like

0 komentar